"Pada faktanya generasi Z saat ini, mereka lebih sibuk dengan dunia maya, sehingga lupa akan kewajibannya sebagai generasi muslim"
Oleh. Imas Sunengsih, S.E
(Aktivis Muslimah Ideologis)
NarasiPost.Com-Generasi merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap bangsa, terutama bagi umat Islam. Merekalah yang akan melanjutkan estafet perjuangan dan menentukan peradaban suatu bangsa.
Generasi Z merupakan generasi yang lahir tahun 1997 sampai dengan 2012. Dilansir dari KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 (SP2020) pada Kamis (21/1/2021), jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa, bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan sensus penduduk 10 tahun lalu. Dalam rilis tersebut disebutkan bahwa komposisi penduduk di Indonesia didominasi oleh generasi Z dan millenial dengan masing-masing sebanyak 27,94 persen dan 25,87 persen. Generasi Z adalah mereka yang lahir pada 1997-2012 dan generasi millenial lahir pada tahun 1981-1996. Dengan demikian, Indonesia didominasi oleh usia produktif.
(KOMPAS.com, 23/01/2021).
Potensi yang sangat besar yang dimiliki Indonesia harusnya mampu menjadikan Indonesia sebagai negara maju, tapi sayang seribu sayang jeratan sistem kapitalis liberalisme menyebabkan generasi ini tak berdaya. Mereka hidup dalam kungkungan sistem yang rusak dan merusak.
Pada faktanya generasi Z saat ini, mereka lebih sibuk dengan dunia maya, sehingga lupa akan kewajibannya sebagai generasi muslim. Seharusnya mereka disibukkan dengan ketaatan, baik membaca atau menghafal Al-Qur'an, hadist, kitab-kitab tsaqafah para ulama, dan berdakwah di tengah umat, sehingga mereka tidak akan sibuk dalam kemaksiatan.
Kondisi generasi saat ini jauh dari generasi yang gemilang. Apalagi daring sebagai cara pembelajaran jarak jauh yang menjadi kebijakan pemerintah di tengah wabah, menyebabkan dampak negatif yang tak bisa terelakan seperti kecanduan gadget. Ditambah banyaknya konten porno yang semakin merusak potensi generasi. Sistem yang rusak melahirkan generasi muda yang hedonisme, permisivisme dan semakin jauh dari jati dirinya sebagai seorang muslim.
Dalam sistem Islam negara akan sangat konsen dalam pembinaan kepada generasi. Negara akan melakukan upaya dalam mengasah kemampuan dan memfasilitasi dalam berbagai hal termasuk pendidikan yang mengacu pada sistem pendidikan Islam. Tidak heran jika daulah Islam mampu melahirkan generasi ilmuwan yang mumpuni dalam bidang sains, teknologi, juga faqih dalam agama, sehingga menjadi pribadi yang bertakwa, karena memang aturannya bersumber dari Allah Swt.
Pendidikan dalam Islam akan mewujudkan umat terbaik, sebagaimana firman Allah Swt:
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia"
(TQS. Ali-Imran{3}:110).
Sungguh generasi gemilang, cerdas, dan bertakwa hanya akan bisa terwujud ketika sistem Islam kaffah diterapkan oleh negara khilafah. Terbukti, di masa kekhilafahan melahirkan banyak generasi berkualitas yakni.para ahli di bidangnya seperti Ibnu Sina ahli kedokteran. Selain itu ada Imam an-Nawawi, di usia 20 tahunan bisa menghasilkan berjilid-jilid kitab. Bahkan, Imam Ahmad bisa mengumpulkan dan hafal lebih dari satu juta hadits, begitu juga dengan Imam Bukhari . Inilah gambaran generasi yang hanya ada di zaman kekhilafahan.
Wallahu a'lam bish-shawwab[]
Photo : Pinterest
