Jika kita lepas kendali dalam mengonsumsi sajian Lebaran, bukan tidak mungkin, tubuh yang awalnya sudah segar bugar justru akan “tumbang”
Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Lebaran memang menjadi momen yang paling ditunggu oleh hampir semua kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang tua. Mudik, kumpul bersama keluarga besar, berwisata alam, saling berkunjung ke sanak saudara, atau hanya sekadar menikmati sajian lebaran menjadi momen sekali setahun yang paling dinanti.
Berbicara tentang sajian, biasanya kue-kue atau lauk pauk khas Lebaran tak jauh-jauh dari tepung-tepungan, mentega, santan, minyak, dan makanan-makanan pedas. Apalagi kita tinggal di negeri Indonesia yang kaya akan beragam kulinernya. Sangat banyak penganan yang dikreasikan untuk sajian Lebaran.
Kue-kue yang kadang menjadi primadona saat Lebaran seperti: kue nastar, kue kastangel, kue putri salju, kue lidah kucing, dan lainnya. Rata-rata terbuat dari campuran tepung, gula pasir, dan mentega.
Begitu juga lauk pauk yang menjadi sajian wajib Lebaran, seperti: opor ayam, rendang daging, sayur berkuah santan, sambal goreng ati ampela, dan makanan-makanan khas daerah. Hampir semua sajian Lebaran mengandung lemak jenuh tinggi.
Belum lagi minuman-minuman yang sering disajikan saat bertamu, pasti tak jauh-jauh juga dari sirop yang tinggi gula, mulai dari sirop berwarna merah, kuning, hijau, atau minuman kemasan yang juga tinggi gula.
Makanan yang tersedia di rumah, bisa jadi sudah penuh dengan santan, minyak, dan sambal. Ditambah lagi dengan budaya ramah tamah masyarakat yang jika berkunjung ke rumah sanak saudara, hampir selalu diminta untuk makan menikmati hidangan Lebaran. Bisa jadi selama Lebaran, kita makan dengan porsi yang tidak biasanya dan lebih dari tiga kali makan dalam sehari.
https://narasipost.com/food/05/2022/lebaran-waktunya-ketupat-dan-opor-ayam/
Jika kita lepas kendali dalam mengonsumsi sajian Lebaran, bukan tidak mungkin, tubuh yang awalnya sudah segar bugar karena telah berpuasa selama 30 hari, justru akan “tumbang” setelah mengonsumsi makanan-makanan tinggi lemak jenuh tersebut. Oleh karena itu, perlu kebijaksanaan dan kesadaran diri dalam mengonsumsi sajian khas Lebaran.
Tahukah kita? Tiga buah kue nastar kalorinya sama dengan satu piring nasi. Bisakah kita bayangkan, jika kita sudah mengonsumsi lebih dari tiga kue nastar, lalu makan dengan lauk pauk Lebaran yang tinggi lemak jenuh dan lebih dari sekali makan dalam satu waktu? Kalori yang masuk ke tubuh, bisa berkali lipat jumlahnya dan ini tidak terjadi dalam satu hari, melainkan berhari-hari setelah lebaran. Tidak heran, sering ada candaan “saat Lebaran, badan pun ikut lebar-an”.
Tip Agar Tetap Fit Pasca Lebaran
Beberapa tip yang bisa kita lakukan agar tubuh tetap fit pasca Lebaran, yaitu:
- Tetap awali sarapan pagi hari dengan buah-buahan yang kaya akan vitamin. Buah-buahan membantu untuk memenuhi kebutuhan vitamin tubuh kita.
- Sebelum mengonsumsi makanan-makanan tinggi lemak jenuh, mulailah dengan konsumsi sayuran segar terlebih dulu. Timun, adalah sahabat perut yang paling aman. Kandungan air dalam timun mampu menjaga kondisi perut agar tetap dingin dan nyaman saat memakan makanan pedas, berminyak, dan bersantan.
- Bijaksanalah dalam mengonsumsi lauk pauk Lebaran. Jangan kalap. Lebih baik makan dalam jumlah porsi kecil.
- Tetap makan sesuai arahan Kemenkes lewat kebijakan isi piring, di mana jumlah sayuran harus lebih banyak atau minimal sama dengan jumlah karbohidrat. Sayur punya peranan penting untuk memenuhi kebutuhan serat harian.
- Pilihlah kue-kue bebas gluten dan cukup memakan kue dalam porsi kecil.
- Konsumsi air putih yang cukup. Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan air putih, bukan sirop berwarna yang mengandung tinggi gula.
- Senantiasa bersyukur dalam menjalani Lebaran, tidak berlebih-lebihan, dan tetap mengupayakan untuk menjaga amanah kesehatan.
Lebaran telah berlalu beberapa hari, bagaimana jika kita telah mengonsumsi makanan-makanan tinggi lemak jenuh? Berikut tipnya:
- Mulailah rutin konsumsi jus sayur atau smoothies. Sayur apa saja boleh kita jadikan jus sayur atau smoothies, seperti: wortel, kale, seledri, timun dan kol, bayam, sawi, dan sayuran-sayuran lain.
- Rutinkan olahraga. Tak perlu olahraga yang susah, cukup dengan jalan kaki maksimal 30 menit di pagi hari.
- Perbanyak konsumsi buah dan sayur. Tetap diingat ya, bahwa buah dan sayur memiliki segudang manfaat untuk tubuh kita. Bahkan, pada beberapa kasus penyakit berat seperti kanker, lupus, dan autoimun yang pernah ditemui oleh penulis, mereka bisa survive dan bangkit dari sakitnya dengan rutin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
- Minum air putih yang cukup. Ingatlah bahwa tubuh sangat butuh air putih. Air putih adalah air terbaik untuk tubuh kita.
- Bersyukur atas nikmat sehat yang telah Allah berikan kepada kita.
Khatimah
Sejatinya Lebaran adalah momen kebahagiaan yang memang sangat dianjurkan dalam Islam. Siapa saja boleh berbahagia dalam menjalani Lebaran dan tidak ada larangannya dalam Islam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kebahagiaan yang sebenarnya kebahagiaan adalah saat kita berhasil menjaga amanah yang telah Allah berikan, yakni nikmat kesehatan dalam situasi apa pun.
Hal yang juga harus kita pahami selanjutnya, ketika kita ingin membuat diri bahagia adalah dengan memberikan apa yang membuat tubuh bahagia, merawat tubuh dengan memberikan makanan-makanan bergizi yang disukai tubuh, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Semuanya tidak hanya dalam rangka menjaga kesehatan tubuh, tapi jauh lebih dari itu, ini adalah wujud selflove yang sebenarnya.
Boleh saja jika kita ingin mengonsumsi sajian-sajian Lebaran yang memang hanya setahun sekali kita nikmati, maka konsumsilah secara bijaksana, berkesadaran dan tidak berlebih-lebihan. Sesuai firman Allah Swt. dalam surah Al-A’raf ayat 31:
۞ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus saat memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Yuk, tetap fit, sehat, dan bugar setelah Lebaran! []
Saya beli kue-kue dalam toples untuk tamu saja.
Anak-anak, saya dan suami suka nggak ingat kalau punya kue.
Saya suka nastar. Ternyata kalorinya cukup tinggi ya. Jazakillah kepada penulis atas tulisannya
Sempat lepas kontrol saat mudik, dijamu dengan ketupat dan opor terus. tetapi sudah tidak terlalu kalap. Kue kering hanya satu dua, minuman soda sudah lupa kapan terakhir minum. Lanjut puasa syawal untuk menjaga pola sehat selama Ramadan.