Menanamkan Sikap Tasamuh dalam Keluarga

Menanamkan sikap tasamuh

Tasamuh dalam Islam mengacu pada sikap saling menghormati, dan saling memahami antara individu atau kelompok yang memiliki perbedaan pendapat, keyakinan, atau budaya.

Oleh. Firman Fadilah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Manusia adalah makhluk sosial di mana mereka tidak bisa hidup sendiri. Kehidupan manusia sangat bergantung pada bantuan orang lain. Misalnya, ketika seorang lelaki ingin mencukur rambut. Sudah pasti lelaki itu butuh tukang cukur sekalipun ia sendiri adalah tukang cukur. Contoh lain misalnya ketika kita ingin belajar. Maka perlunya menghadirkan seorang guru. Kita tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan seorang guru.

Dalam hubungannya dengan orang lain, manusia sering kali terlibat konflik atau perselisihan. Biasanya, konflik itu terjadi karena adanya dua ide atau paham yang saling bertentangan. Masing-masing pihak cenderung memaksakan kehendak agar idenya diterima. Hal itu tentunya tidak sesuai dengan asas permusyawaratan. Agar terhindar dari konflik tersebut, setiap orang perlu menanamkan sikap tasamuh atau toleransi.

Tasamuh adalah salah satu akhlak terpuji yang harus ditanamkan dalam jiwa setiap insan. Tasamuh dalam Islam mengacu pada sikap saling menghormati, dan saling memahami antara individu atau kelompok yang memiliki perbedaan pendapat, keyakinan, atau budaya.

Sikap saling menghargai adalah konsep dasar hubungan antarsesama manusia, baik itu yang seiman atau tidak karena Islam menekankan pentingnya hidup berdampingan secara damai meskipun ada perbedaan. Dalam konteks agama Islam, tasamuh juga mengandung makna mengikuti ajaran-ajaran Islam yang menekankan pentingnya perdamaian, kedamaian, dan kerukunan antarsesama umat manusia, terlepas dari perbedaan agama, suku, atau budaya.

Jadi, inti dari tasamuh adalah sikap saling menghargai antarsesama baik itu pandangan, pendapat, atau keyakinan untuk menghindari pertikaian agar tercapai suatu harmoni sosial.

Menanamkan Sikap Tasamuh dalam Keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama di mana anak-anak belajar tentang interaksi sosial, nilai-nilai, dan sikap terhadap keberagaman. Keluargalah yang berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Oleh karena itu, menanamkan sikap tasamuh dalam keluarga sangat penting dalam membentuk karakter dan akhlakul karimah.

Mengajarkan toleransi pada anak-anak mungkin terdengar cukup sulit. Terlebih pada anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang homogen. Meskipun Indonesia adalah bangsa yang besar dengan beragam suku, ras, dan agama, sebagian besar keluarga Indonesia hidup berkelompok dalam lingkungan yang sama, suku yang sama dan agama yang sama. Padahal, esensi dari tasamuh bukan hanya menghargai perbedaan eksternal manusia yang tampak secara fisik seperti suku dan ras. Akan tetapi, sikap tasamuh juga perlu ditanamkan di lingkungan keluarga dengan kultur yang sama. Penanaman sikap tasamuh dapat memberikan kesempatan kepada setiap anggota keluarga untuk menyejajarkan peran antara anggota keluarga tua dan muda.

Strategi Menanamkan Sikap Tasamuh dalam Keluarga

Menanamkan sikap tasamuh dalam keluarga memerlukan kesadaran dan upaya yang berkelanjutan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Penerapannya sangat sederhana sekali, bahkan cara ini mungkin telah banyak dipakai oleh sebagian besar keluarga.

Berikut adalah strategi atau cara untuk menanamkan sikap tasamuh di lingkungan keluarga:

Pertama, jalinlah komunikasi yang terbuka. Membuka saluran komunikasi yang terbuka antara anggota keluarga merupakan langkah pertama yang penting. Anak-anak harus merasa nyaman untuk mengemukakan pendapat mereka dan bertanya tentang keingintahuan mereka. Setiap anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam hal ini, orang tua harus ekstra sabar karena sebagian anak mungkin cenderung menanyakan sesuatu yang bagi orang dewasa tidak penting.

Anak yang gemar bertanya adalah anak cerdas. Anak yang selalu meminta sesuatu harus dituruti dan tidak mau ditunda adalah ciri anak yang gigih. Jangan sampai kesempatan emas anak hilang akibat pengabaian orang tua, meskipun batas-batas wajar harus tetap dijaga.

Kedua, menghormati perbedaan. Orang tua harus mengajarkan anak-anak untuk menghormati perbedaan pendapat.

Ketika bangun pagi, perlunya sebuah keluarga selalu berdiskusi tentang makanan apa yang akan dimasak. Juga tentang pembagian tugas tentang siapa yang akan mencuci piring, siapa yang akan menyiram tanaman, dan siapa yang akan belanja. Setiap anggota keluarga bisa membuka diskusi dan memberikan saran serta pendapat tentang bagaimana sebaiknya tugas-tugas itu dijalankan. Setelah mencapai kesepakatan, setiap anggota keluarga segera melaksanakan tugasnya dengan baik.

Dengan cara tersebut, setiap anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara, termasuk anak. Jika dalam pelaksanaannya ada tugas yang dirasa terlalu berat, maka anggota keluarga lain harus siap bergotong royong.

Ketiga, memberikan tugas kolaboratif. Ramadan adalah momen yang tepat untuk menanamkan sikap tasamuh. Ketika menjelang berbuka, banyak hal yang harus dipersiapkan. Sebelum menyiapkan makanan, alangkah baiknya berdiskusi terlebih dahulu tentang makanan apa yang akan dihidangkan. Berdiskusi tentang apakah hari ini harus masak atau membeli takjil di luar. Jangan sampai ada salah satu anggota keluarga yang tidak berkenan dengan apa yang dihidangkan sebab tidak patut mencela di depan makanan.

Anak-anak harus mulai diajarkan untuk membantu ibu memasak di dapur tak terkecuali laki-laki. Memasak adalah basic life skills. Jadi, bukan hanya anak perempuan saja yang harus bisa memasak. Minimal, seorang anak harus bisa menyiapkan makanannya sendiri.

Setelah selesai berbuka dengan menu yang telah disetujui, tugas kembali menumpuk. Masih banyak pekerjaan, seperti membersihkan meja dan mencuci piring. Dari kegiatan tersebut, komunikasi dan kerja sama secara tidak langsung akan terbangun semakin erat. Hal ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter anak di lingkungan masyarakat.

Manfaat Menanamkan Sikap Toleransi dalam Keluarga

Investasi dalam menanamkan sikap tasamuh dalam keluarga memiliki manfaat yang luas, baik bagi individu maupun keluarga secara keseluruhan.

Beberapa manfaat yang bisa kita petik setelah berhasil menanamkan sikap tersebut dalam keluarga adalah sebagai berikut:

Yang pertama, penguatan hubungan keluarga. Keluarga harmonis adalah keluarga dambaan setiap umat. Lingkungan keluarga yang penuh dengan rasa saling menghormati dan toleransi akan menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara anggota keluarga. Dengan adanya sikap saling menghargai, akan meminimalisasi konflik di antara anggota keluarga.

Yang kedua, pembentukan karakter yang kuat. Anak-anak yg tumbuh dalam lingkungan yang mempromosikan sikap tasamuh akan menjadi individu yang memiliki pikiran terbuka (open minded), toleran, dan memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan lebih baik.

Yang ketiga, mempersiapkan generasi muda untuk hidup di masyarakat. Dengan menanamkan sikap tasamuh dalam keluarga, anak-anak akan lebih siap untuk menghadapi dan berkontribusi dalam masyarakat yang semakin beragam dan kompleks. Anak-anak akan lebih siap dengan warna-warni tantangan dunia luar.

https://narasipost.com/family/08/2021/menanamkan-perjuangan-islam-pada-anak/

Menanamkan sikap tasamuh dalam keluarga bukan hanya penting untuk pembentukan karakter individu, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dalam keluarga. Dengan kesadaran dan upaya yang berkelanjutan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya, kita dapat membantu generasi muda untuk tumbuh menjadi individu yang terbuka, toleran, dan mampu menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain di dalam maupun di luar keluarga.

Melalui pendidikan tasamuh dalam keluarga inti, generasi muda akan secara sadar dan perlahan menerapkan perilaku positif dengan memahami bahwa perbedaan pendapat, ide, dan gagasan adalah hal yang sepantasnya disyukuri karena ide yang beragam bisa memunculkan inovasi baru. Keputusan yang diambil pun bukanlah semata-mata untuk kepentingan pribadi, melainkan kepentingan bersama. Dengan menghargai pendapat, kita bisa memahami betapa indahnya hidup rukun.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Firman Fadilah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
KDRT Merebak, Pertahanan Keluarga Terkoyak
Next
Menjelajah Rasa
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Novianti
Novianti
7 months ago

Rumah adalah miniatur kecil dari negara. Tatkala anak belajar basic skill di rumah, hal tsb bermanfaat saat bergaul dalam lingkungan yang lebih luas. Berkomunikasi, kerja sama, menyelesaikan konflik adalah beberapa yang terbangun ketika bertasamuh dengan anggota keluarga lain dengan tetap berpegang pada hukum syarak..

Firda Umayah
Firda Umayah
7 months ago

Sikap tasamuh itu penting selama tidak bertentangan dengan syariat Islam

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram