Konstruksi Peran Mahasiswa untuk Perubahan Bangsa

Sehingga akan terus lahir pemuda-pemuda tangguh yang tak mudah diintervensi, serta konstruksi perannya untuk perubahan bangsa yang benar-benar terwujud menjadi sebuah negara impian, yang bernama Baldatun Tayyibatun Warabbul Ghafur.

pastedGraphic.png

Oleh: Nur Rahmawati, S.H (Praktisi Pendidikan)

NarasiPost.com -- Gelombang penolakan massa, yang didominasi Mahasiswa dan buruh dalam aksi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja semakin tak terbendung. Aksi ini mendapatkan klaim bahwa ada dalang yang menggerakkan demo tersebut. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV seperti dikutip Kamis (8/10/2020). Dia mengaku tahu pihak-pihak yang membiayai aksi demo itu.

"Sebetulnya pemerintah tahu siapa behind demo itu. Kita tahu siapa yang menggerakkan, kita tahu siapa sponsornya. Kita tahu siapa yang membiayainya," ucapnya. Dilansir dari laman berita Detik.com (8/10/2020).

Dugaan tersebut, mengindikasikan bahwa Mahasiswa tidak lagi memiliki independensi dalam menyuarakan perubahan bangsa. Demo Mahasiswa tolak UU Ciptaker yang diduga bersponsor, diancam nilai akademis, hingga kehilangan kesempatan kerja, juga menunjukkan bahwa Mahasiswa bukan lagi perpanjangan suara rakyat, yang merupakan kaum intelektual dan cendekiawan. Sehingga dipandang mampu membela dan menyampaikan aspirasi rakyat, yang sudah mulai dibungkam.

Kapitalisme Memandulkan Peran Politik Mahasiswa

Tiadanya independensi Mahasiswa dalam menyuarakan perubahan bangsa ini, akan berdampak fatal, yaitu hilangnya rasa empati terhadap nasib bangsa dan akhirnya kaum intelektual muda (Mahasiswa) dikerdilkan potensinya hanya untuk memikirkan kemaslahatan pribadinya saja. Sehingga yang akan terjadi ke depannya adalah, Mahasiswa tidak lagi memiliki taring dalam mengkritisi kebijakan penguasa yang dipandang cacat hukum atau tidak sejalan dengan kepentingan menyejahterakan rakyat.

Selain itu, gerakan perubahan yang diharapkan ada pada diri Mahasiswa seolah dimandulkan hanya sekadar memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan, tidak sampai menghantar pada perubahan mendasar. Inilah dampak dari sistem kapitalisme, yang meniscayakan lahirnya sifat individualisme dan acuh terhadap nasib umat atau orang lain.

Padahal kita ketahui bersama bahwa sistem kapitalisme berkiblat pada kepentingan pemilik modal, sehingga mampu membungkam kekuasaan dan kekuatan kebenaran yang disuarakan Mahasiswa. Kemampuan yang Mahasiswa miliki adalah modal untuk bersuara lantang membela hak rakyat, akan dengan mudah dibungkam oleh sistem kapitalisme ini.

Rusaknya sistem kapitalisme yang diadopsi oleh negara juga mampu membeli suara. Akhirnya berdampak pada lemah dan beralihfungsinya peran Mahasiswa. Maka dengan dikebirinya peran Mahasiswa dengan kekuatan kekuasaan, juga kapital akan memandulkan dan menghancurkan konstruksi perannya untuk perubahan bangsa.

Kembalikan Peran Pemuda dengan Sistem Islam

Bagaimana Islam menyoroti besarnya potensi pemuda, dan perannya sebagai pemuda dalam Islam yang memiliki lebih banyak bimbingan untuk mengemban amanah. Sebagaimana firman Allah SWT.

"Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami beri mereka bimbingan lebih banyak lagi," (QS. Al Kahfi: 13).

Selain itu Rasulullah Saw, telah memperingatkan bahwa besarnya peran remaja untuk kebangkitan umat dan majunya suatu bangsa, maka remaja perlu untuk mengoptimalkan masa remajanya. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw

"Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai Allah menanyakan empat hal: umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan; masa mudanya, bagaimana dia menggunakannya; hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskan; dan ilmunya, apakah dia amalkan atau tidak." (HR Tirmidzi).

Oleh karenanya, yang harus dimiliki oleh seorang pemuda adalah:

Pertama, memahami Islam secara integral, tidak parsial. Realitas saat ini telah memberi gambaran bahwa agama hanya diposisikan sebagai komoditas yang dieksploitasi untuk menghasilkan materi. Sehingga akan menghasilkan generasi atau orang-orang Islam KTP, atau bahkan orang yang rajin salat, puasa, zakat namun menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan. Oleh karenanya perlu memahami agama Islam secara menyeluruh (integral) bukan sebagian.

Kedua, harus menjadi pelopor sense of curiosity (rasa keingintahuan yang tinggi). Rasa ingin tau yang dimaksud di sini tentu yang bermakna positif dengan keimanan yang dimiliki, dimana diharapkan dalam diri pemuda Islam memiliki sifat ini sehingga berinovasi untuk berguna bagi masyarakat, serta mentransfer ilmu yang dimiliki guna kemaslahatan umat.

Ketiga, memahami jati dirinya sebagai muslim. Hal ini memberikan dorongan keimanan yang sangat tinggi dan kokoh, sehingga pemuda akan berkontribusi dalam kemajuan masyarakat dan bangsa. Memahami perannya bahwa, berguna bagi banyak orang bagian dari prestasi dan aplikasi dari keimanan itu sendiri. Sehingga jalan dakwah yaitu menyampaikan amar makruf nahi mungkar akan terus ada dalam benaknya. Dari sini akan tumbuh akhlakul karimah yaitu berkepribadian Islam yang terbangun atas dasar pemikiran dan perasaan Islam yang telah dimilikinya. Jadi tidak akan membenarkan atau membiarkan yang batil dan sebaliknya.

Ketiga pilar di ataslah yang akan mengembalikan peran pemuda sesungguhnya untuk kemajuan bangsa dan penjaga peradaban Islam. Dan hanya dengan Islam peran itu dapat diwujudkan. Sehingga akan terus lahir pemuda-pemuda tangguh yang tak mudah diintervensi, serta konstruksi perannya untuk perubahan bangsa yang benar-benar terwujud menjadi sebuah negara impian, yang bernama Baldatun Tayyibatun Warabbul Ghafur. WalLâhu a’lam bi ash-shawâb.[]

Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Kemenangan Bagi Orang yang Bersabar
Next
Evaluasi Pendidikan dalam Sistem Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram