"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha:124).
Oleh: Bedoon Essem
NarasiPost.com - Belum juga reda kesedihan ini karena musibah Sriwijaya Air yang menelan banyak korban jiwa, belum juga hilang duka kita ditinggal salah satu ulama panutan kami, masih juga segar keterkejutan ini karena berita bahwa Majene, Sulawesi Selatan, diguncang gempa yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan sarana dan prasarana, seakan masih belum cukup itu semua, berita dukapun kembali datang dari Kalimantan Selatan bahwa banjir karena hujan yang terus-menerus mengguyur telah mengepung dan menenggelamkan ratusan tanah pertanian dan rumah penduduk.
Pergantian tahun ini kita awali dengan begitu banyak duka, menumpuk dan menambah deretan panjang kesedihan dari tahun sebelumnya. Ulama kami dikriminalisasi, tewasnya enam laskar belum mendapatkan keadilan, dibubarkannya ormas Islam penyeru amar makruf nahi mungkar, dikorupsinya dana yang sejatinya hak rakyat untuk menyambung hidup di tengah pandemi, dan masih banyak lagi kebijakan-kebijakan pemerintah yang kian mempersempit kehidupan rakyat.
Begitu banyak musibah yang mendera, bukankah seharusnya kita mulai berbenah, mengapa semua ini terjadi? Padahal peringatan demi peringatan sudah begitu banyaknya di dalam Al-Qur'an, agar manusia sadar dan kembali kepada Rabb-nya.
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Surat Ar-Rum, Ayat 41)
Sungguh, belum cukupkah kehidupan sempit ini menyesakkan dada. Masihkah kita pongah tidak mau menerima nasihat. Begitu sombong dan bangga jauh dari aturan Tuhan. Merasa hebat jika bisa menentang aturan-Nya. Merasa lebih berkuasa dari Tuhan dengan membuat aturan tandingan Sang Pencipta. Memusuhi dakwah Islam, menganiaya ulamanya, dan menyakiti pengembannya.
Bukankah Allah sudah menjelaskan, bahwa jika kita meninggalkan dan mengabaikan peringatan-Nya maka kehidupan sempitlah yang akan kita dapatkan di dunia, dan azab Allah menanti kita di akhirat?
وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha:124).
Maka wahai kaum muslimin, inilah saatnya kita kembali kepada aturan Allah dengan menerapkan syariah Islam dan meninggalkan hukum jahiliyah buatan manusia. Sudah saatnya muhasabah dan evaluasi dilakukan oleh seluruh komponen bangsa agar musibah demi musibah bisa kita cegah, agar kehidupan yang sempit ini segera berakhir, agar alam tak lagi marah, agar keridaan Allah turun melingkupi Indonesia dan dunia.
Wallahu a'lam
Picture Source by Google