Platonic relationship antara pria dan wanita sangatlah berbahaya dan dapat dengan mudah menjadi hubungan perzinaan.
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Manusia selama di dunia tak akan bisa hidup sendiri. Dia akan selalu terhubung dengan orang lain. Hubungan yang terjalin antara manusia bisa berbagai macam, ada hubungan darah, hubungan romantis, hubungan tetangga, bisnis, juga hubungan persahabatan, dan lain sebagainya. Ada satu hubungan yang jarang orang mengetahui hakikat hubungan ini, tapi banyak yang melakoninya. Lebih-lebih dalam kehidupan yang diatur oleh sistem yang jauh dari Islam. Hubungan ini adalah platonic relationship atau hubungan dekat dengan seseorang tanpa hal-hal yang berbau romantisme.
Apa Itu Platonic Relationship?
Meski terdengar asing, ternyata hubungan platonik ini banyak terjadi di masyarakat. Lebih-lebih dalam sistem kehidupan kapitalisme yang mengusung kebebasan dengan akidahnya sekularisme yaitu menjalani kehidupan tanpa terikat dengan norma agama. Hubungan ini terjalin antara dua orang, baik lawan jenis maupun sesama jenis, yang mengharapkan kenyamanan, tetapi jauh dari hal romantis atau seksualitas.
Asal-usul Platonic Relationship
Sesuai namanya, hubungan ini digagas jauh ribuan tahun yang lalu oleh filsuf Yunani yakni Plato. Ia mendeskripsikan bahwa platonic relationship merupakan hubungan cinta tanpa hasrat. Walaupun demikian, istilah platonic relationship ini pertama kali dipopulerkan oleh seorang filsuf Italia yang hidup di abad ke 14 yaitu Marsilio Ficino. Ia mengatakan, pada tahun 1469, hubungan platonik merupakan hubungan kasih sayang antarindividu yang memiliki nilai dan tujuan mulia tanpa syarat. Bahkan ia mengeklaim bahwa hubungan platonik ini lebih kuat dan lebih tulus dari hubungan romantis.
Fakta Platonic Relationship
Meski platonic relationship ini menjangkau hubungan luas antarindividu, seperti hubungan anak dan orang tua, kakak dan adik, hubungan seseorang kepada teman-teman baiknya, serta pertemanan antara rekan kerja. Akan tetapi, kenyataannya hubungan ini lebih sering menjadi pembenaran terhadap hubungan dekat antara laki-laki dan perempuan yang tidak mau terikat dengan aturan dan ikatan, tetapi mereka mengembangkan perasaan nyaman dengan kedekatan mereka. Mereka bisa begitu dekat, melakukan banyak hal bersama, saling curhat, saling memberikan kenyamanan dengan memeluk, menepuk, merangkul, dan saling berbagi tanpa batasan. Mereka mengaku tidak memiliki hasrat seksual dan meskipun ada mereka akan berusaha menekannya.
Akan tetapi, benarkah demikian? Belum lama ini, Journal of Social and Personal Relationships menerbitkan sebuah hasil studi dari para psikolog, dan mencatat bahwa 62% pria dan wanita mengatakan bahwa “ketegangan seksual hadir dalam persahabatan lintas jenis mereka.” Begitu pula, situs kencan Match.com yang melakukan survei terhadap 1.450 anggotanya mengungkapkan, bahwa 62% responden mengakui bahwa persahabatan platonik “telah melewati batas dan berubah menjadi hubungan romantis atau seksual."
Camille Chatterjee telah menulis sebuah artikel yang diterbitkan oleh Psychology Today, pada tahun 2011 terkait “Dapatkah Pria dan Wanita Menjadi sahabat?”, Fakta bahwa kecenderungan seksual bisa tiba-tiba muncul begitu saja dan bersembunyi dalam persahabatan lintas jenis. Disukai ataupun tidak, daya tarik lawan jenis sulit untuk diabaikan.
Seorang peneliti lain, Dr. Jeremy Nicholson, menulis di Psychology Today bahwa, "Dapatkah laki-laki dan perempuan hanya sekadar berteman?" Yang terjadi dalam banyak kasus, jawabannya adalah tidak. Karena sering kali orang-orang menganggap persahabatan sebagai tahap awal menuju hubungan yang meliputi cinta, seks, serta komitmen yang saling memuaskan. Sering kali pria dan wanita tidak bisa hanya berteman, karena salah satu dari mereka mengharapkan sesuatu yang lebih.
Perspektif Islam Terkait Platonic Relationship
Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Syariatnya mengatur kehidupan manusia dari bangun tidur hingga tidur lagi. Artinya tak ada hal dalam hidup manusia yang tidak ada aturannya dalam Islam. Wajib bagi seorang muslim untuk tunduk dan patuh, serta mengikatkan diri pada hukum syarak termasuk dalam hal pergaulan. Karena dalam Islam, berinteraksi dengan lawan jenis pun ada batasannya. Islam hanya membatasi interaksi laki-laki dan perempuan sebatas pada hal-hal yang memang diperbolehkan oleh syarak. Contoh, jual beli, pengobatan, serta pendidikan. Sedangkan persahabatan antara pria dan wanita sama sekali tidak diperbolehkan kecuali persahabatan antara suami dan istri dalam ikatan pernikahan.
Manusia diciptakan oleh Allah dengan disertai naluri, salah satunya adalah naluri menyukai lawan jenis. Sehingga sudah sifat manusia akan menyukai lawan jenisnya. Naluri ini pun harus senantiasa dijaga agar berjalan sesuai dengan aturan Sang Pencipta. Untuk itulah Islam mengatur persahabatan antara laki-laki dan perempuan sedemikian rupa agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan yang mengundang murka Allah. Karena setiap orang tidak akan mengetahui apa yang ada dalam pikiran orang lain.
https://narasipost.com/motivasi/08/2021/agar-ukhuwah-berbuah-jannah/
Bisa jadi salah satu pihak teman menginginkan persahabatan, tetapi tidak dengan pihak lain, yang menginginkan hubungan yang dilandasi nafsu, atau kedua belah pihak terjebak dalam nafsu syahwat. Oleh karena itu, faktanya dalam penelitian di atas jelas menunjukkan bahwa platonic relationship antara pria dan wanita sangatlah berbahaya dan dapat dengan mudah menjadi hubungan perzinaan. Sedangkan Allah telah berfirman dalam surah Al-Isra ayat 32,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا
"Dan janganlah kalian mendekat kepada zina. Sesungguhnya zina itu sebuah perbuatan yang keji serta jalan paling buruk."
Rasulullah saw. menjelaskan, zina itu berawal dari mata, lalu ia akan turun ke hati, maka hati/pikiran akan membayangkan, kemudian tangan, kaki, dan kemaluan. Zina kemaluan merupakan bukti dari semua zina itu jika akhirnya benar-benar melakukan perbuatan zina, atau mendustakannya jika tidak sampai berzina. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis riwayat Imam Ahmad bahwa,
“Mata itu berzina, hati pun berzina. Zinanya mata adalah dengan melihat hal yang diharamkan, zina hati adalah dengan membayangkan hal-hal yang menjadi pemicu syahwat yang terlarang. Sedangkan kemaluan menyetujui atau menentang semua itu.”
Adab Pergaulan dalam Islam
Interaksi dengan lawan jenis atau nonmahram dalam kehidupan publik memang tak bisa dihindari. Akan tetapi, Islam sebagai agama sempurna telah memberikan rambu-rambu yang jelas terkait adab dalam pergaulan.
Berikut ini penjelasannya:
Pertama, ghadul bashar atau menundukkan pandangan, baik laki-laki maupun perempuan. Khususnya kepada laki-laki muslim supaya mereka menjaga pandangan mereka dari wanita dan aurat mereka yang tidak halal baginya. Dalam Al-Qur'an surah An-Nur ayat 30 Allah berfirman,
“Katakanlah kepada orang laki-laki mukmin: 'Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan menjaga kemaluannya, karena yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan'."
Kedua, tidak berkhalwat atau berduaan laki-laki dan perempuan selain mahram di tempat sepi. Sebagaimana hadis Rasulullah berikut,
"Janganlah kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi yang ketiga di antara kalian.” (HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban 1/436, At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth 2/184, dan Al-Baihaqi dalam sunannya 7/91)
Berkhalwat ada dua, yaitu perbuatan khalwat atau berduaan di tempat sepi yang tidak terlihat oleh orang banyak dengan lawan jenis yang bukan mahram adalah diharamkan. Sedangkan berkhalwat di tempat yang bisa dilihat oleh mata manusia atau khalayak ramai dikarenakan ada keperluan atau kebutuhan itu diperbolehkan. Sebagaimana hadis riwayat Imam Muslim berikut,
“Dari Anas bin Malik bahwa ada seorang wanita yang pikirannya agak terganggu berkata kepada Rasulullah saw., ‘Wahai Rasulullah, saya ada perlu denganmu,’ maka Rasulullah berkata kepadanya, ‘Wahai Ummu fulan, tentukanlah jalan (di kota Madinah) mana yang engkau mau untuk kupenuhi keperluanmu.’ Maka beliau pun berkhalwat dengan wanita itu di sebuah jalan hingga wanita tersebut menyelesaikan keperluannya.”
Ketiga, menjaga kemuliaan diri ketika mengobrol. Setiap muslim wajib menjaga kehormatan dirinya, lebih-lebih jika ada yang harus dibicarakan dengan lawan jenis. Selain menjaga pandangan dan tidak berkhalwat, juga hendaknya tidak dengan suara yang mendayu-dayu, gestur yang mengundang syahwat, apalagi sampai bersentuhan, dan sebagainya yang dapat merendahkan muruah seorang muslim.
Khatimah
Demikianlah, dalam Islam amat jelas bahwa tidak ada platonic relationship atau persahabatan antara lawan jenis, karena selain menyalahi syarak, juga fitnah yang ditimbulkannya sangatlah besar. Laki-laki dan perempuan sama sekali tidak akan dapat membangun persahabatan kecuali persahabatan sebagai suami istri dalam ikatan pernikahan. Interaksi apa pun yang terjadi haruslah dilakukan karena kepentingan publik secara profesional. Wallahu a'lam bishshawab. []
Kalau lawan jenis sudah bertemu, enggak mungkin tidak ada hasrat. Karena setan selalu menggoda dan membangkitkan garizah nau manusia
Ya setuju hanya Islam yang mengatur hubungan manusia secara hakiki dan aman karena berdasarkan aturan Allah S Swt
Betul. Gak akan ada pertemanan hakiki antara laki-laki dan perempuan karena fitrahnya seseorang selalu tertarik dengan lawan jenisnya. Baik berawal dengan pertemanan atau tidak.
Baru ngeh ternyata ada aktivitas platonic relationship. Tau mah ngak boleh doang.
Aktifkan terselubung ini, harus berhati-hati dalam bertindak. Katanya sahabatan, tapi nyatanya kalau laki-laki sama perempuan pasti ada easa suka.
Dah lumayan lumrah terjadi ya mb cuma ga tau namanya
Ngerinya hubungan platonik ini banyak terjadi, pertemanan menjadi kedok untuk dekat dengan lawan jenis