Pinjaman online marak di bulan Ramadan. Sebab, pada saat itu kebutuhan berada pada puncaknya. Sedangkan, rakyat tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Oleh. Guntari Sri Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pinjaman online (pinjol) pada saat momentum Ramadan 2024 ini akan melonjak. Hal ini diproyeksikan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Pinjaman Online Meningkat
Ketua Umum AFPI, Entjik S Djafar, menyampaikan bahwa asosiasi menargetkan pendanaan di industri Financial Technology Peer to Peer (Fintech P2P) lending saat Ramadan dapat tumbuh sebesar 12%.
Deputi Bidang Statistik Produksi (BPS), M. Habibullah menyampaikan bahwa secara historis tekanan inflasi cenderung meningkat pada periode tertentu.
Dikutip dari Roadmap pengembangan dan penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028, kajian yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia ( AFPI) dan Ernst and Young (EY) menunjukkan terdapat tren kesenjangan antara supply and demand pendanaan UMKM sampai dengan tahun 2026.
Pada 2026, kesenjangan tersebut diproyeksikan mencapai Rp4.300 triliun rupiah, sedangkan kemampuan untuk penyaluran pendanaan untuk UMKM oleh lembaga jasa keuangan pada periode tersebut hanya Rp1900 triliun rupiah, tulis Roadmap tersebut dikutip Minggu (10/3/2024).
Di sisi lain, berdasarkan riset internal yang OJK lakukan pada 2022, terdapat Rp1.519 triliun rupiah atau 55,43% dari total kebutuhan pendanaan UMKM yang dapat dibantu oleh Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Namun, dari jumlah tersebut kapasitas pembiayaan INKB hanya memenuhi sebesar Rp229 triliun rupiah atau 15%.
0JK juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai instrumen komunikasi. Untuk memanfaatkan pinjaman online ini secara bijak seperti untuk kebutuhan yang produktif bukan untuk kepentingan konsumtif tuturnya.
Ada Apa dengan Bulan Ramadan?
Bulan Ramadan adalah bulan yang mengantarkan pada puncak kemenangan bagi umat Islam, yakni hari raya Idulfitri. Yang pada hari itu, semua kaum muslimin dari bayi hingga orang tua bersuka cita.
Baik karena keimanan, makanan, pakaian, suasana, dll. Pada hari itu, uang beredar dengan cepat. Kaum muslim terbiasa menyambut hari raya dengan pernak-pernik mulai dari makanan, pakaian, uang saku untuk sanak keluarga, dll.
https://narasipost.com/opini/11/2021/pinjol-bunga-selangit-bikin-hidup-makin-sempit/
Maka dari itu, kebutuhan akan uang sangat tinggi. Ketika seseorang gagal menyimpan uangnya untuk persiapan hari raya, maka jalan pintas yang paling mudah adalah dengan mengandalkan pinjaman online di bulan ramadan.
Meski tentu saja hal ini sungguh miris. Sebab, Islam melarang pinjaman ribawi. Apalagi digunakan untuk merayakan hari besar umat Islam. Inilah salah satu bukti kesempitan hidup yang menimpa kaum muslim di dalam sistem kapitalisme.
Penguasa Kapitalisme
Sekalipun UMKM digadang sebagai penyangga ekonomi nasional, nyatanya tidak sedikit dari mereka yang mengalami kerusakan permodalan. Mereka membutuhkan modal untuk meningkatkan produksi.
Kondisi ini dijadikan peluang bagi para pemilik modal mendirikan Perusahaan Fintech dan menawarkan pinjaman uang dengan prosedur lebih murah dibandingkan perbankan dan perusahaan pembiayaan tetap dengan mekanisme pinjaman berbunga (riba).
Namun, sistem kehidupan saat ini yang diatur oleh sistem kapitalisme menjadikan masyarakat memandang hal tersebut sebagai solusi. Perusahaan Fintech adalah gambaran nyata lepasnya tanggung jawab dari negara yang menganut kapitalisme.
Para penguasa dalam sistem kapitalisme tidak mampu menjamin kesejahteraan pengusaha kecil. Maka, mereka diminta untuk mandiri dengan diberi jalan untuk mencari modal sendiri dan tidak ada jaminan sedikit pun dari negara.
Mereka ada di ring yang sama dengan pengusaha bermodal besar. Pengusaha kecil itu dibiarkan bertarung dengan para kapital yang pada akhirnya akan timbul kalah saing karena kalah modal.
Sedangkan negara, hanya peduli dengan untung yang didapat. Tanpa melihat apakah usaha dari pengusaha kecil masih bisa diselamatkan atau tidak.
Islam Solusi Utama
Hal ini sangat berbeda dengan sistem Islam yang diterapkan negara bernama Daulah Khilafah. Daulah Khilafah adalah negara yang mengurus dan melayani masyarakat sesuai dengan syariat Islam.
Seorang khalifah sadar jika ia nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak atas apa yang dipimpinnya. Hal ini karena negara Khilafah menjaga keimanan dan ketakwaan individu, tak terkecuali sang Khalifah.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw., yakni:
“Imam (Khalifah) adalah Raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari).
Khalifah akan memastikan setiap individu tercukupi kebutuhannya. Dalam hal ini, baitulmal berperan sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan rakyat.
Negara mempunyai banyak sumber-sumber pemasukan negara (APBN) dari 3 sumber utama, yakni dari harta milik negara, harta milik umum, dan zakat. Ketiga sumber utama ini akan mampu untuk menopang kebutuhan seluruh rakyat.
Selain itu, rakyat hanya akan memikirkan kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan, dan papan. Untuk pendidikan, kesehatan, dan keamanan Khilafah telah menanggungnya.
Pengeluaran terbanyak selama ini adalah di pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Ketika ketiga bidang ini telah ditanggung oleh negara, rakyat tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya.
Sehingga, pinjaman online yang marak pada saat Ramadan tidak akan ditemui dalam negara Khilafah. Wallahu a’lam bish-showab. []
Negara lepas tangan dengan kondisi rakyatnya, membuat akidah rakyat yang sudah rapuh tambah runtuh, asal bisa makan haram pun dilahap
Ketika rakyat tidak mendapatkan jaminan kesejahteraan hidup dari negara, maka pinjol kerap dianggap jadi solusi. Padahal pinjol justru menambah masalah keuangan keluarga.