Investasi pada Perempuan, Akankah Perempuan Sejahtera?

Investasi pada Perempuan

Investasi pada perempuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bukanlah bagian ajaran Islam. Akan tetapi, perempuan berperan pada tegaknya peradaban mulia.

Oleh. Sulastri
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-"Perempuan sama halnya bunga. Perempuan harus diperlakukan baik, lembut, dan penuh kasih sayang" (Ali bin Abi Thalib). Itulah ungkapan yang menggambarkan bahwa perempuan harus dimuliakan. Namun, peran perempuan saat ini dikampanyekan sebagai investasi pertumbuhan ekonomi.

Seperti dalam Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret 2024 bertema
"Berinvestasi pada Perempuan Mempercepat Kemajuan." Berdasarkan tema tersebut, investasi pada perempuan dilakukan dalam dua hal yaitu, investasi sektor swasta dan investasi publik terhadap kebutuhan perempuan. Pemerintah pun menunjang kesetaraan gender dengan dilakukan alokasi dana publik. (liputan6.com, 1/3/2024)

Mengapa perempuan dijadikan sebagai investasi pertumbuhan ekonomi, apakah tepat, dan bagaimana solusi Islam?

Akar Masalah

Negara didorong untuk berinvestasi dengan memberikan kesempatan kepada perempuan untuk belajar dan bekerja, termasuk menyediakan cukup dana untuk mewujudkan kesetaraan gender. Negara kelak akan dianggap mendapatkan keuntungan. Berinvestasi tentu menggaet swasta. Padahal, investasi hanya menguntungkan segelintir orang. Negara menyediakan cukup dana demi mewujudkan kesetaraan gender pun merupakan hal yang sia-sia belaka. Alokasi dana seharusnya diberikan untuk kesejahteraan rakyat. Kesetaraan gender adalah hal yang ingin diwujudkan negara atas nama hak asasi manusia. Padahal perempuan memiliki fitrah yang berbeda dengan laki-laki. Cara pandang hidup yang salah akan menimbulkan hal yang salah pula. Inilah akar permasalahan yang sesungguhnya, yaitu cara pandang hidup yang salah.

Perempuan dalam Kapitalisme

Sistem kapitalisme mendorong perempuan untuk bekerja atau berkarya agar berperan atau ikut serta mengentaskan kemiskinan. Padahal, negara yang seharusnya memiliki tanggung jawab mengentaskan kemiskinan, bukan perempuan. Perempuan dalam sistem kapitalisme dipandang bermanfaat untuk menghasilkan uang, sehingga perempuan bisa mandiri dengan menghasilkan uang. Semua kebijakan tentu dalam paradigma kehidupan saat ini yaitu kapitalisme dengan semua turunannya.

https://narasipost.com/syiar/09/2023/pesona-terindah-perempuan-pembangun-peradaban-islam/

Kapitalisme mencetak pemimpin yang lalai dari tanggung jawab terhadap rakyat. Setiap individu per individu termasuk perempuan harus mandiri menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Negara sama sekali tidak memberi jaminan kebutuhan hidup pada rakyat. Hubungan negara terhadap rakyat hanya sebagai penjual dan pembeli. Negara pun berperan sebagai regulator antara rakyat dan korporasi. Negara cuci tangan mengurus rakyat.

Solusi Islam

Islam menetapkan bahwa negara bertanggung jawab untuk memenuhi hak setiap individu, termasuk kesempatan yang yang sama untuk berkarya. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. berikut:

"Imam atau khalifah adalah pengurus rakyat, dan bertanggung jawab atas rakyat yang diurusnya." (HR. Al Bukhari)

Kebutuhan Terjamin

Dalam Islam, pendidikan, kesehatan, dan keamanan akan dijamin oleh negara melalui pos baitulmal. Individu per individu akan terjamin kebutuhannya. Perempuan dibolehkan berkarya atau bekerja, tetapi tidak diwajibkan. Perempuan boleh bekerja atau berkarya tetapi tidak boleh melalaikan tugas utamanya sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

Peran Perempuan

Perempuan memiliki peran penting yang mulia di masyarakat, seperti berdakwah di tengah-tengah masyarakat, menyeru kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. berikut:

"Sampaikanlah dariku walau satu ayat." (HR. Al Bukhari)

Perempuan pun memiliki peran utama yaitu sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Ibu akan mendidik anaknya dengan akidah Islam, sehingga anak tumbuh menjadi generasi terbaik. Namun, jika ibu tidak mendidik anaknya, maka generasi akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak bermoral. Orang tua memiliki peran penting untuk mendidik anaknya. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. berikut:

"Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama." (HR. Ibnu Majah)

Investasi pada Perempuan

Dalam Islam, mendidik perempuan dengan akidah Islam adalah investasi untuk membangun peradaban yang mulia. Perempuan salihah akan melahirkan generasi mulia sebagai agen perubahan masa depan yang cemerlang. Perempuan dalam Islam bukanlah sebagai investasi meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti dalam sistem kapitalisme. Tetapi, perempuan sebagai investasi peradaban yang mulia. Islam menjadi negara maju karena menerapkan seluruh aturan Allah, baik di bidang ekonomi, politik, hukum, dan lain-lain. Islam telah tegak selama 1.300 tahun, terbukti mampu mencetak generasi emas seperti, Al Khawarizmi, Ibnu Sina, dan lain-lain. Peradaban Islam sangatlah maju karena ada peran ibu sebagai madrasah pertama bagi anaknya dengan menerapkan pendidikan Islam. Negara pun menerapkan aturan Islam secara menyeluruh. Perempuan bukanlah investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena kehidupan ekonomi sudah terjamin oleh negara. Negara akan menjaga fitrah perempuan sebagai ibu, dan sebagai pengurus rumah tangga.

Khatimah

Perempuan dalam Islam akan dimuliakan dan terjaga fitrahnya. Perempuan tidak dijadikan sebagai investasi pertumbuhan ekonomi. Sistem kapitalisme menjadikan perempuan sebagai investasi pertumbuhan ekonomi agar mendapatkan materi, sehingga melalaikan peran perempuan yang sesungguhnya. Perempuan sebagai investasi pertumbuhan ekonomi sangatlah tidak tepat. Hidup dalam sistem kapitalisme hanya menyebabkan kerusakan karena berasal dari aturan manusia yang akalnya lemah, terbatas, dan serba kurang. Sedangkan Islam memiliki seperangkat aturan untuk melindungi fitrah perempuan. Islam adalah aturan terbaik karena berasal dari aturan Allah Sang Pencipta alam semesta. Sudah saatnya kita campakkan sistem kapitalisme sampai ke akar-akarnya dan menggantinya dengan sistem Islam. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Sulastri Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Investasi pada Perempuan, Fatamorgana Kemajuan Ekonomi
Next
Tarif Listrik Tidak Jadi Naik, Hanya Sementara
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
8 months ago

Peran perempuan hanya akan mulia dalam sistem Islam. Islam sangat menjunjung tinggi martabat dan keiffahan perempuan

Firda Umayah
Firda Umayah
8 months ago

Ketika perempuan harus terjun mencari nafkah, maka perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga bisa terancam. Sungguh, sistem kapitalisme telah menyengsarakan kaum perempuan

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram