Public Speaking yang Terasa Gagal

Public Speaking yang gagal

Untuk menjadi seorang public speaking yang baik perlu jam terbang yang tinggi, latihan, semangat, dan jangan mudah putus asa.

Oleh. Mahganipatra
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Aku masih duduk merenung, memikirkan peristiwa yang baru saja berlalu. Rasanya seluruh kepalaku penuh dengan gambar wajah-wajah yang serius menatapku dan hatiku rasanya mau meledak.

"Aku tidak suka," desisku dalam hati.

Apa yang bisa aku lakukan? Tak mungkin ku perbaharui peristiwa tadi. Walaupun aku tidak suka, hati menyesal dan kecewa apalagi yang bisa kulakukan. Selain banyak beristigfar dan mulai introspeksi diri.

"Aku harus mulai mengasah kemampuan public speaking," bisikku akhirnya. Memantapkan jiwaku untuk kembali belajar. Tak mungkin aku menyalahkan orang lain. Peristiwa tadi menjadi pembelajaran yang sangat berharga buatku.

Terbayang saat aku tadi sampai di tempat acara, suasana dan aura tegang sudah terasa menguar memenuhi suasana dan posisi tempat penyambutanku. Panitia yang gelisah karena perangkat tidak mendukung pelaksanaan acara, dan MC yang tegang menularkan aura yang membuatku semakin tegang.

"Duh, nggak nyaman banget suasananya," bisikku dalam hati

Kucek Power Point  yang telah kuberikan pada panitia. Ternyata belum  ter-download. Dicek lagi tayangan pengantar materi, ternyata perangkat juga tak bisa memutarkan tayangan penghantar acara. Aku melihat wajah operator acara semakin gelisah karena mungkin dia sadar betul perlengkapan acaranya tidak sesuai dengan harapannya. Saat itu diam-diam aku hanya bisa menarik napas turut gelisah.

"Aku harus berusaha belajar profesional, jika di tengah-tengah acara terjadi hal yang tidak diinginkan" bisikku dalam hati menguatkan diri. Benar saja aku dipersilakan untuk memulai kesempatanku. Dengan mantap aku melangkah ke podium. Mengucapkan salam, menyapa dan mulai membuka acara. Tampaknya ketegangan memang sudah menguasaiku. 

Walaupun aku berusaha santai namun saat melihat wajah-wajah audiens yang serius di hadapanku. Ternyata statusku yang masih pemateri amatiran, aura ketegangan itu malah lebih menguasai suasana hatiku. Walau sudah berusaha mencairkan suasana audiens. Tapi tampaknya justru sebaliknya, bukannya audiens yang mencair, malah aku yang kian terikat dalam suasana yang tegang. Aku merasakan seolah public speakingku buyar. 

Sedih sebenarnya, apalagi saat Power Point yang disajikan kadang telat dan urutan yang tampil beberapa ada yang loncat-loncat tidak sesuai dengan urutan yang ku pelajari. Rasanya pemaparan materiku mulai terasa kacau balau. 

Aku kecewa, terlebih saat sesi diskusi. Ketika audiens belum merespons dengan mengajukan  pertanyaan, harapanku semestinya ditunggu beberapa saat atau MC memberikan peluang agar di sesi diskusi ini muncul tanya jawab. 

Namun,  justru sebaliknya, MC langsung mempersilakanku untuk meninggalkan podium tanpa memberi kesempatan padaku untuk menutup materi dengan ucapan salam penutup terlebih dahulu. Semestinya, jika memang acara mau ditutup setidaknya sebagai pemateri aku dipersilakan untuk closing statement terlebih dahulu. Atau setidaknya menutup materiku dengan salam penutup terlebih dahulu bukan menyuruhku untuk meninggalkan podium. 

Oh ya, mungkin juga salahku saat itu, karena menyerahkan mic ke MC. Mungkin jika mic masih aku pegang, aku bisa izin untuk closing statement terlebih dahulu. Bahkan, untuk mengucapkan salam penutup sebagai pemateri. Tapi, karena aku tidak pegang mic dan panitia juga langsung fokus kepada audiens akhirnya aku tidak punya kesempatan untuk menutup materi walau hanya sekadar ucapan salam penutup karena acara langsung berpindah ke acara selanjutnya.

Aku sedih, dan kecewa sebenarnya. Sebagai pemateri aku merasa kegagalan yang telak. Tapi apa mau dikata semua sudah terjadi. Mungkin ini waktu untuk introspeksi diri, bahwa untuk menjadi seorang public speaking yang baik perlu jam terbang yang tinggi, latihan, semangat, dan jangan mudah putus asa. Selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri jika kita mau berusaha lebih giat lagi. Hiburku pada diri sendiri. 

Jangan pernah menyalahkan orang lain atas ketidakmampuan kita menguasai forum, tapi bukan pula harus menyalahkan diri sendiri ketika kita menjadi pemateri ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi dan akhirnya merasa seperti gagal. Karena menurutku ketika kita fokus menyalahkan diri sendiri hati dan perasaan kita akan semakin tidak nyaman.

"Biarkan yang sudah terjadi, mungkin memang harus terjadi. Jangan terlalu kecewa, sebab kita sudah berusaha berbuat yang terbaik saat itu. Yakinkan diri, jika kita mau terus berusaha lebih keras lagi, Insyaallah pasti ada kesempatan untuk lebih baik." bisikku menghibur diri untuk menguatkan jiwaku yang masih gelisah. Aku berjanji harus memperbaiki ilmu public speaking agar aku bisa menyampaikan seluruh materiku dengan baik dan diterima audiens.

Berusahalah untuk selalu rida dengan apa yang Allah tetapkan untuk kita. Jika kita rida maka Allah akan menurunkan rida-Nya pada kita. Cukuplah sabda Rasulullah saw. sebagai penggugah hati kita untuk ikhlas;

"Sejatinya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barang siapa yang rida maka baginya keridaan Allah Swt. namun barang siapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah". (HR. At-Timirdzi)

Kemudian cukup pula ungkapan ini menjadi penghibur diri;  "Wahai hambaku, engkau menghendaki sesuatu dan Aku menghendaki sesuatu, maka jika engkau rida dengan apa yang Aku kehendaki, akan kuberikan apa yang engkau kehendaki"

Maka segala puji bagi Allah atas segala keadaan.

Wallahu a'lam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Mahganipatra Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Dakwah Ideologis Keluarga Harmonis
Next
Ikan Pari Jawa, Benarkah telah Punah?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

8 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
7 months ago

Bagi sebagian orang, public speaking bisa menjadi hal yang menakutkan. Padahal, bagaimana pun juga, kita harus belajar. Sebab, public speaking yang baik dapat menunjang aktivitas dakwah di tengah masyarakat

Mahganipatra
Mahganipatra
Reply to  Firda Umayah
6 months ago
Indrarini
Indrarini
7 months ago

Aku paling ga pede kalau suruh ngomong di publik, tetapi mmg tetep harus belajar yaaa... Apalagi seorang pendakwah.
Barakallah Mbak

Mahganipatra
Mahganipatra
Reply to  Indrarini
6 months ago

Iya mbak.... semangats

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
7 months ago

Masyaallah, semangat selalu Mbak. Semua harus terus belajar, dalam hal apa pun.
Barokallahu fiik

Novianti
Novianti
7 months ago

Semangat...semua pembicara hebat selalu mulai dari langkah pertama dan bisa jadi ada ribuan kesalahan untuk menghasilkan tampilan yang wow. Bergerak karena Allah tak membuat kecewa meski menelan kegagalan.

Ella Niawa
Ella Niawa
7 months ago

Masya Allah semangat kak

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram