PHK Massal oleh Nike, kok Bisa?

PHK Masal Nike

PHK massal kembali dilakukan oleh Nike. Ini adalah cara Nike untuk menghidupkan kembali pertumbuhan perusahaan.

Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Awal tahun ini, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal kembali dilakukan oleh Nike setelah diam-diam memberhentikan karyawannya pada 2023 lalu. Perusahaan merek pakaian dan sepatu olahraga ternama asal Amerika Serikat (AS) tersebut akan melakukan PHK terhadap sekitar 2 persen atau 1.500 karyawannya. Pemberhentian karyawan kali ini dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi yang lebih luas.

CEO Nike, John Donahoe mengatakan bahwa ini adalah bagian dari cara Nike untuk menghidupkan kembali pertumbuhan perusahaan. PHK akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, akan dilakukan pada pekan ini, kemudian kedua dilanjutkan pada akhir kuartal fiskal keempat, yakni pada bulan Mei (Kompas.com, 17/2/2024).

Gelombang PHK di Indonesia

Gelombang PHK memang telah mewarnai dunia pada awal tahun 2024 ini. Pasalnya, berbagai perusahaan besar di dalam negeri maupun mancanegara telah melakukan PHK besar-besaran. Berikut fakta yang terjadi di dalam negeri dan luar negeri.

Di dalam negeri, PHK besar-besaran dilakukan oleh perusahaan Flip dan Zenius. Diwartakan dari Kompas.com (11/1/2024), PT Fliptech Lentera Inspirasi Pertiwi (Flip) yang merupakan sebuah perusahaan teknologi finansial (fintech) penyedia jasa pembayaran atau transfer uang telah mengumumkan adanya PHK terhadap karyawannya. Direktur Utama sekaligus Co-Founder Flip, Rafi Putra Arriyan mengungkapkan bahwa hal ini dilakukan untuk tetap menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan di tengah kondisi perekonomian global yang masih tak menentu.

Selain itu, ada Zenius yang merupakan sebuah perusahaan startup edukasi dan pendidikan legendaris di Indonesia. Perusahaan Zenius yang telah beroperasi selama 20 tahun mengumumkan bahwa mereka telah menutup sementara perusahaannya pada 4 Januari 2024 lalu. Dalam keterangan resmi, Zenius mengungkapkan bahwa penutupan ini dilakukan karena adanya tantangan operasional. Hal ini jelas berimbas pada para karyawan, padahal tahun lalu perusahaan startup ini telah memberhentikan 200 karyawan dengan alasan mengurangi biaya operasional (cnnindonesia.com, 4/1/2024). Masih banyak lagi perusahaan yang melakukan pemberhentian kepada para karyawannya di dalam negeri.

Gelombang PHK di Dunia

Gelombang PHK massal juga terjadi di mancanegara, ada Lazada hingga Google. Lazada yang merupakan e-commerce ternama asal Cina diketahui pada awal 2024 telah memberhentikan sebanyak 30% karyawannya di Asia Tenggara. Menurut The Straits Times, hal ini dilakukan Lazada karena penyesuaian bisnis untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Selain itu, Google pada awal tahun 2024 ini juga telah melakukan pemberhentian pada ratusan karyawannya di divisi marketing dan sales iklan. Pemberhentian ini dilakukannya karena didorong oleh pergeseran fokus ke arah kecerdasan buatan (AI) dan merupakan bagian dari strategi restrukturisasi perusahaan secara global. Sebelumnya, Google juga telah melakukan pemberhentian karyawannya pada akhir tahun 2023 (kompas.com, 17/1/2024). Badai PHK ini diprediksi oleh para ekonom masih akan terus berlanjut. Lantas apa penyebabnya?

PHK Massal Akibat Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Global

Penyebab terjadinya PHK massal, baik di dalam negeri maupun luar negeri cukup beragam, mulai dari permintaan konsumen yang mulai melemah hingga naiknya inflasi serta risiko stagflasi. Namun, terlepas dari semua faktor tersebut, perlambatan pertumbuhan ekonomi global menjadi pemicu utamanya.

Menurut ekonom Universitas Indonesia dan mantan Juru Bicara Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, PHK massal terjadi akibat perlemahan ekonomi global, yang membuat negara-negara maju mengalami kenaikan inflasi yang cukup signifikan. Akibatnya, suku bunga di negara tersebut harus ditarik naik oleh bank sentral  untuk menekan konsumsi.  Dengan menurunnya konsumsi di tengah masyarakat dalam suatu negara, maka akan berimbas pada berkurangnya permintaan pada suatu produk dan yang terkena dampaknya adalah negara pengekspor.

Kondisi ini pun memicu perusahaan di berbagai sektor untuk melakukan efisiensi, salah satunya adalah pemangkasan karyawan sehingga nantinya mereka bisa survive dalam kondisi ekonomi yang lemah pada tahun depan. Apalagi menurut laporan Prospek Ekonomi Global (GEP) yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada Januari 2024, menyatakan bahwa ekonomi global diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan dari 2,6 persen pada tahun 2023 menjadi 2,4 persen pada tahun 2024.

Kegagalan Kapitalisme Mengatasi Badai PHK

Jika menelisik badai PHK massal yang terus terjadi, baik pada perusahaan mancanegara maupun dalam negeri, sejatinya kian membuktikan bahwa posisi buruh sangatlah rapuh dalam kontrak kerja. Mereka dipekerjakan dan diberhentikan sesuai kehendak dari kepentingan industri, bahkan terkadang pesangon tidak sesuai dengan kontrak kerja. Hal ini merupakan salah satu bentuk kezaliman bagi para buruh.

Namun, apa hendak dikata, di dalam sistem kapitalisme, buruh atau pekerja hanya sebuah faktor produksi yang berada dalam genggaman industri. Mereka dimanfaatkan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dan menekan biaya produksi sekecil-kecilnya. Wajarlah, ketika suatu perusahaan mengalami problem seperti disrupsi ataupun efisiensi, solusi pertama yang akan diambil adalah memangkas para karyawan.

Padahal, disrupsi ataupun efisiensi adalah suatu hal lumrah terjadi dalam dunia industri. Apalagi seiring dengan kecanggihan teknologi saat ini. Namun, akibat kesalahan dari tata kelola sistem ekonomi kapitalisme yang diadopsi hampir di seluruh negeri, termasuk Indonesia, membuat suatu perusahaan melakukan PHK sebagai solusi untuk mempertahankan kehidupan perusahaannya. Alhasil, ini akan berimbas pada hilangnya mata pencaharian rakyat yang kemudian berdampak pada pengangguran dan kemiskinan.

https://narasipost.com/opini/01/2021/demokrasi-ada-kemiskinan-makin-merajalela/

Melihat fakta berulangnya kasus PHK akibat kolapsnya ekonomi global, hal ini kian membuktikan bahwa kapitalisme tidak mampu untuk menjadi sistem ekonomi yang kuat. Sistem ekonomi kapitalisme memiliki tabiat yang sangat rawan kolaps, sebab fondasi yang digunakan dalam sistem ekonomi ini sangat rapuh. Fondasi tersebut berdiri pada struktur ekonomi yang semu yakni sistem ekonomi nonriil, seperti pasar modal, bursa saham, dan perbankan. Alhasil, yang memainkan peran di dalam pasar bukan hanya permintaan dan penawaran, melainkan para pemilik modal. Oleh karenanya, penindasan terhadap kaum buruh pun akan terus terjadi oleh kaum pemilik modal.

Di sisi lain, sistem kapitalisme juga menjauhkan peran negara dalam memenuhi dan mengurusi kebutuhan hidup individu per individu rakyatnya. Rakyat harus terseok-seok sendiri untuk mencari sesuap nasi dan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, begitu pun dengan penyediaan lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan dalam sistem kapitalisme sangatlah minim sehingga banyak rakyat yang sulit mendapatkan pekerjaan. Di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan dengan beban hidup yang cukup berat,  serta ditambah dengan adanya PHK jelas membuat rakyat kian menderita maka kesejahteraan rakyat hanya sebuah fatamorgana.

Penerapan Sistem Ekonomi Islam Menyejahterakan

Islam merupakan agama yang paripurna nan sempurna. Islam memiliki seperangkat aturan yang diturunkan oleh Pencipta kehidupan ini, yakni Allah Swt. Aturan ini ketika diterapkan dalam kehidupan manusia akan membawa pada kedamaian dan kesejahteraan. Hal itu telah terbukti pada masa kepemimpinan Rasulullah, khulafaurasyidin, dan dilanjutkan oleh para khalifah setelahnya dalam bingkai Khilafah Islamiah.

Dalam bingkai Khilafah Islamiah, sistem politik ekonomi Islam adalah satu-satunya yang diterapkan dalam kehidupan. Sistem ini berlandaskan pada sistem ekonomi riil.  Harga di pasar benar-benar didasarkan pada permintaan dan penawaran. Negara menjamin keberlangsungan pasar dan tidak membiarkan adanya penguasaan para oligarki di dalamnya ataupun pelanggaran lainnya, seperti kecurangan, penimbunan, monopoli pasar, dan lainnya.

Negara pun memastikan adanya distribusi bahan-bahan pokok ke seluruh penjuru wilayah Daulah Islam sehingga harga bahan pokok akan bisa stabil. Ditambah dengan nilai tukar yang disandarkan pada dinar dan dirham yang memiliki nilai tetap. Hal ini akan membuat ekonomi stabil.

Selain itu, sistem ini pun menjadikan kepentingan dan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utamanya sehingga pemenuhan kebutuhan pokok per individu rakyat menjadi kewajiban bagi negara, begitu pun dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Negara menjamin para suami atau pencari nafkah tanpa terkecuali mereka yang disabilitas memiliki pekerjaan sesuai dengan kadar kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Khilafah Menyediakan Lapangan Pekerjaan

PHK massal tidak akan Khilafah melakukan industrialisasi sehingga akan menyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakatnya. Dengan demikian, ketika terjadi disrupsi ataupun kondisi apa pun dalam sebuah industri, negara akan menjamin penyediaan lapangan pekerjaan yang lain bagi para karyawan karena ini merupakan tanggung jawabnya untuk mengurus rakyatnya, sebagaimana sabda Rasulullah, “Imam (Khalifah) adalah ra'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari).

Di sisi lain, dengan kemajuan teknologi yang tidak dapat terelakkan lagi, Khilafah akan membimbing dan menyediakan pendidikan secara gratis dan terbaik bagi rakyatnya agar mereka nantinya siap menghadapi gelombang kemajuan teknologi. Bahkan mereka akan disiapkan menjadi pelaku revolusi industri demi kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat. Dengan berbagai pengaturan yang disandarkan pada syariat Islam, ekonomi akan stabil dan rakyat akan berada dalam kesejahteraan.

Solusi Hakiki PHK Massal

PHK massal akan terus terjadi jika sistemnya masih dalam tatanan ekonomi kapitalisme. Di satu sisi, kapitalisme berdiri di atas fondasi yang rapuh, di sisi lain ia hanya mementingkan kaum pemodal atau kapitalis. Hal ini membuat rakyat kian sengsara, sedangkan yang sejahtera hanya para pemodal. Solusi hakiki untuk mengatasi problem ini adalah tegaknya Khilafah Islamiah. Di bawah naungan Khilafah, rakyat akan sejahtera karena fondasi berdirinya adalah akidah Islam yang berasal dari Sang Maha Mengetahui, yakni Allah Swt. Sudah saatnya kita  memperjuangkan tegaknya Islam di kehidupan ini. Wallahua'lam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Siti Komariah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Bullying: Potret Buram Pendidikan Sekularisme
Next
Dakwah Ideologis Keluarga Harmonis
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

9 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
8 months ago

PHK terus menghantui pekerja di perusahaan mana pun, lokal, nasional ataupun multinasional. Dengam segala kecanggihan teknologi, akan ada seribu cara untuk meniadakan SDM andal. Apalagi bertumbuhnya industri di negeri ini belum tentu akan menyerap tenaga kerja yang berasal dari rakyat sendiri. Miris sekali

Barokallahu fiik, Mbak

Sartinah
Sartinah
8 months ago

Miris ya nasib para pekerja di sistem kapitalisme. Mereka selalu dihadapkan pada ancaman PHK yang bisa datang kapan saja. Namun, melihat bagaimana prinsip kapitalisme yang akan memburu keuntungan dengan menekan modal, ya tidak heran jika memangkas tenaga kerja akan selalu jadi pilihan.

Firda Umayah
Firda Umayah
8 months ago

Dalam sistem kapitalisme, PHK memang jadi jalan untuk memangkas pengeluaran industri. Apalagi sekarang makin canggih dengan adanya AI. Jadi, tenaga manusia akan makin minim untuk digunakan. Prinsip ekonomi kapitalistik adalah dengan modal sekecil-kecilnya bisa menghasilkan untung sebesar-besarnya.

Haifa
Haifa
8 months ago

Efisiensi tenaga kerja dengan optimalisasi AI adalah salah satu alasannya. Hal ini sdh diprediksi jauh-jauh hari.

Para kapitalis terus mengumpulkan keuntungannya, sementara buruh harus berjibaku untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Apalagi bila di PHK.

Memang tidak ada cara lain untuk mengatasinya, yaitu dengan tegaknya syariat Islam. Negara akan bersungguh-sungguh untuk membuat lapangan kerja bagi seluruh rakyat yang membutuhkan.

Novianti
Novianti
8 months ago

Pertumbuhan industri tidak menjamin penyerapan tenaga kerja. Investasi industri padat modal seolah akan membuka.lapangan kerja padahal tidak. Tetapi faktor lain juga mempengaruhi. Persoalan jadi komplek. Lalu penguasa enggan berlepas dari sistem kapitalisme. Akhirnya PHK masal terus terjadi.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
8 months ago

Ya Allah miris ya gelombang PHK terus terjadi dan semakin meningkat. Tentu berdampak pada keluarganya secara khusus dan masyarakat secara umum. So hanya sistem Islam yang menuntaskan permasalahan kehidupan tanpa masalah

Desi Nurjanah
Desi Nurjanah
8 months ago

Subhanallah... Kedepan saingan manusia bukan lagi manusia.. Tp AI..
Sistem ini harus segera berganti.

Jika ekonomi kapitalis tetep menguasai, maka sampai akhir manusia tidak lagi mampu mengembangkan potensi, Islam lah solusi dari semua persoalan ini.

Wd Mila
Wd Mila
8 months ago

Innalillah, sayang banget kalau PHK Massal akibat pihak perusahaan ingin mengganti karyawannya dengan AI.. dalam kapitalisme, Manusia kini bersaing dengan AI..

Barakallahfiik Mba Siti Komariah

Mahyra senja
Mahyra senja
8 months ago

Banyak yg di PHK kemiskinan nambah kejahatan merajalela astagfirullah

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram