Ujian Mendera? Hadapi, Hayati, dan Nikmati (HHN)

Ujian Mendera

Ujian kerap kali datang ketika manusia berusaha untuk menggapai cita-cita masa depan. Tidak ada insan yang terlepas dari ujian dan cobaan.

Oleh. Titis UmNaz
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Ujian kerap kali datang ketika manusia berusaha untuk menggapai cita-cita masa depan. Berbagai ikhtiar akan dilakukan oleh manusia dengan sekuat tenaga untuk menghadapi ujian itu, meski butuh pengorbanan yang luar biasa. Tantangan dan hambatan pun selalu mengiringi langkah manusia. Ketika pengorbanan yang dicurahkan sudah maksimal, belum tentu hasilnya sesuai harapan. Bahkan, bisa jadi kita mengalami kegagalan sekali lagi.

Tidak ada insan yang terlepas dari ujian dan cobaan. Sedih dan kecewa itu pasti. Inilah lika-liku kehidupan yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.  Bentuknya pun beragam dan responsnya juga beraneka rupa. Sebagai seorang muslim kita membutuhkan solusi jitu untuk menyikapinya. Bagaimana seharusnya sikap seorang muslim yang baik dalam menghadapi ujian?

Hadapi Ujian dengan Sabar

Hidup dalam sistem yang jauh dari aturan Sang Pencipta memunculkan berbagai masalah bagi kita. Sayangnya, banyak manusia menjauh dari sikap sabar dalam menghadapi ujian kehidupan. Ketika ada masalah mengadang, sebagian manusia justru mencari pelarian, bukan menyelesaikan masalah. Apalagi sistem kehidupan sekarang menyediakan berbagai fasilitas bagi manusia untuk lari dari masalah. Ibarat jauh panggang dari api, bukan solusi yang didapatkan malah akhirnya makin bertambah problem yang mendera.

Jika hambatan mengadang jalan perjuangan, seharusnya kita hadapi dengan gagah berani, bukan lari meninggalkan. Sikap terbaik seorang muslim ketika berhadapan dengan ujian dan cobaan bukanlah mengeluh, apalagi menyalahkan kondisi. Terlebih menyalahkan orang lain sebagai penyebab kegagalan kita.

https://narasipost.com/opini/10/2020/jangan-berharap-pada-manusia/

Bahkan, sebagian orang merutuki diri sendiri hingga merasa tidak berguna lagi karena tidak mampu menggapai cita-cita dan menaklukkan hambatan. Sungguh itu bukan karakter seorang muslim yang baik. Islam memerintahkan kepada umatnya untuk senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian dan cobaan.

Sabar Menghadapi Ujian, Ciri Orang Beriman

Al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali dalam Jami’ al-‘Ulum wa al Hikam (II/25) menjelaskan bahwa sifat sabar (ash-shabr) secara bahasa bermakna al-habs (menahan diri). Sifat ini wajib menghiasi orang beriman. Sifat sabar ini begitu mulia dan memiliki banyak keutamaan hingga Allah Swt. beberapa  kali mengabadikan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Salah satunya yaitu surah Al-Baqarah ayat 153:

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Seorang muslim yang bijak juga tidak mengutamakan kehidupan dunia dengan mengesampingkan akhirat. Maka bersabar atas segala ujian di dunia itu selayaknya dilakukan oleh seorang muslim karena Allah akan mengganti kesabaran dengan pahala dan surga.

Hayati Ujian yang Mendera

Perjuangan demi meraih tujuan hidup tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perjuangan yang dilakukan demi kemuliaan umat, tentu balasannya adalah surga. Sebaliknya, segala perhatian dan pengorbanan yang tercurah demi dunia, tentu lelah yang mendera akan sia-sia. Dengan menghayati rasa lelah dan penderitaan yang datang karena ujian dan cobaan demi meraih rida-Nya, justru menjadikan kita memiliki predikat mulia. Bukankah ghayatul ghayah (tujuan dari segala tujuan) kita sebagai seorang muslim adalah meraih rida Allah Swt.?

Kita bisa menghayati ujian dengan menyendiri bertakarub kepada Allah Swt. Saat itu, seakan-akan kita sedang berdialog dengan-Nya. Saat itu, kita mengadu pada Zat Yang Maha Perkasa atas kelemahan kita dengan menundukkan kepala dalam-dalam sambil meletakkan dahi kita di bumi. Hal ini sebagai bukti betapa lemah dan rendahnya kita. Itulah salah satu bentuk ibadah penghambaan seorang hamba.

https://narasipost.com/challenge-dawai-literasi/12/2023/cobaan-dan-kemuliaan/

Tiada daya dan upaya kecuali atas kehendak dan pertolongan-Nya. Sebagai hamba, hendaknya kita makin tersungkur kerdil karena tak punya kekuatan di hadapan Sang Khaliq. Tak selayaknya kita jemawa dan merasa serba bisa tanpa bantuan Allah Swt., Zat Yang Maha Perkasa.

Utsman bin Affan ra. pernah berkata, “Risau dalam menghadapi dunia adalah kegelapan di dalam hati, sedangkan risau dengan akhirat adalah cahaya bagi hati.” (Republika.co, 10-12-2017) Maksud dari perkataan beliau adalah bahwa seseorang akan menjadi mulia jika dia tidak melanggar perintah Allah Swt. Bukankah itu kabar yang menggembirakan bagi kita?

Oleh karena itu, mari kita berusaha taat pada Allah Swt. tanpa rasa berat. Hendaklah kita ingat bahwa sejatinya dunia hanya wasilah menuju akhirat. Dengan menyadari hal ini, problem yang kita hadapi akan terasa ringan.

Nikmati Cobaan yang Menyapa

Sadarilah bahwa pengorbanan dan penderitaan yang dilalui dalam meniti jalan perjuangan akan membuat kita makin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Makin banyak ujian menerpa maka kita akan makin cinta pada Allah Swt. dan yakin akan pertolongan-Nya sehingga kita bisa menikmati ujian dan cobaan dengan penuh keikhlasan. Meski beratnya ujian yang kita hadapi seolah kita tertusuk tombak yang panjangnya ribuan mil, kita harus tetap kukuh "berdiri".

Air mata kita yang tertumpah, pengakuan dosa-dosa, rintihan doa-doa kita dalam menjalani ujian adalah kenikmatan tersendiri yang tidak akan pernah bisa dirasakan oleh mereka yang tidak melaluinya. Hanya orang-orang bermental baja yang sanggup menikmati luka dan derita dalam meniti jalan perjuangan demi meraih rida Allah Swt. Kita tak perlu mengeluh dan meminta simpati manusia, karena kita yakin bahwa ujian dan cobaan adalah risiko yang harus dihadapi ketika memilih jalan perjuangan.

Khatimah

Walhasil, marilah kita menghadapi ujian dan cobaan yang datang mendera dengan memakai rumus jitu "Hadapi, Hayati, dan Nikmati" (HHN). Semoga kita mampu mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sambil senantiasa berprasangka baik kepada Allah Swt.

Sebagai insan yang lemah, kita tidak tahu segala kejutan yang akan datang dari-Nya. Sering kita menyangka sesuatu itu baik, tetapi ternyata hal tersebut belum tentu baik menurut Allah. Bahkan kita juga menduga sesuatu itu buruk, tetapi belum tentu itu buruk menurut Allah.

Patut disadari bahwa segala hal yang menimpa kita hari ini adalah yang terbaik menurut Allah. Walaupun dalam pandangan manusia hal yang kita alami dan hadapi sangat menyedihkan, atau bahkan menghinakan. Kita tidak pantas untuk mengeluh hingga muncul perasaan dan pemikiran menyalahkan Sang Pencipta. Nau'zu billah. Begitulah seharusnya sikap terbaik seorang muslim dalam menghadapi kehidupan. Wallahua'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Titis Umnaz Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Sumur Minyak Ilegal Meledak, di Mana Peran Negara?
Next
Depopulasi Jepang, Ancaman atau Peluang?
3.8 6 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

8 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
9 months ago

Masyaallah, tulisan ini menjadi alarm diri yang sering tidak tenang dengan ujian kehidupan.

Barokallahu fiik, Mbak

Sartinah
Sartinah
9 months ago

Masyaallah, barakallah.

Ujian pasti diberikan kepada setiap manusia. Hanya saja, kadang berbeda-beda cara manusia menyikapinya. Meski kadang ada yang begitu berat, tapi boleh tuh terapkan, hadapi, hayati, dan nikmati.

Puspita Ningtiyas
Puspita Ningtiyas
9 months ago

Note : " Kita tidak pantas untuk mengeluh hingga muncul perasaan dan pemikiran menyalahkan Sang Pencipta"

Jazakillah khairan motivasinya

Firda Umayah
Firda Umayah
9 months ago

Ujian adalah sebuah hal yang pasti ada dalam kehidupan. Ia bisa menjadi ladang pahala atau dosa tergantung kita menghadapinya. Barakallah untuk penulis.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
9 months ago

Yes benar banget hadapi, hayati, nikmati. Semua mesti pasrahkan hanya kepada Allah

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
9 months ago

Hadapi, hayati, dan nikmati. Betul banget

Haifa
Haifa
9 months ago

Barakallah Mba
Saya suka singkatan yang dibuat. Sangat memudahkan mengingat HHN (hadapi, hayati, dan nikmati)❤️

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
9 months ago

Masyaallah tabarakallah, betapa Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hambanya. Melalui ujian2 yg diberikan sebenarnya seseorang telah ditempa agar menjadi lebih baik dr sebelumnya. Terkadang ujian itu memang menguji. Hanya saja sebagai manusia, kita tdk menyadarinya mengira itu adalah sesuatu yang mengecewakan dan buruk. Padahal baik buruk yg datang adalah ujian keimanan. Apakah menjadi org sabar dan bersyukur. Jazakillah khairan pengingatnya.

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram