Dalam fase ini, seorang kakak harus menurunkan egonya dan mendengarkan pendapat si adik. Kakak tidak boleh egois terhadap kepemimpinannya.
Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kakak adalah salah satu sosok yang memiliki peran mulia di dalam sebuah rumah. Selain menjadi pelindung dan penjaga bagi adik-adiknya, dia juga menjadi role model atau teladan untuk adik-adiknya. Setiap tingkah laku, baik dan buruk akan senantiasa menjadi contoh bagi mereka.
Sebagai sosok anak paling tua di dalam rumah, jelas sang kakak memiliki amanah dan tanggung jawab yang berat untuk membimbing dan membina adik-adiknya. Pada umumnya, dia merupakan sosok kedua yang wajib ditaati dan didengar perkataannya setelah ayah dan ibu, sebab dia adalah pemimpin bagi adik-adiknya setelah kedua orang tuanya tiada.
Seiring berjalannya waktu, setiap anak baik kakak maupun adik akan tumbuh dan berkembang menuju pada fase kedewasaan. Tidak dimungkiri bahwa mereka nantinya akan memiliki pandangan dan pemahaman yang berbeda tentang suatu kehidupan. Hal ini bisa terjadi karena lingkungan pendidikan dan pergaulan yang berbeda ketika mereka menimba ilmu. Dari situlah mereka akan memahami hakikat kehidupan ini dan mulai mampu untuk mencerna serta menghadapi masalah yang datang dalam kehidupannya.
Dalam sebuah kehidupan akan ada fase seseorang menyimpang dari jalan kebenaran atau masalah mulai datang menghampirinya. Begitu pun dalam sebuah keluarga atau kehidupan kakak. Tidak selamanya kakak berada pada jalan yang benar atau tidak memiliki masalah. Ketika hal itu terjadi, di situlah seorang adik akan memberikan nasihat kepada kakak karena wujud kasih sayang kepada kakaknya.
Namun, dalam fase ini terkadang kakak sulit untuk menerima nasihat adik, baik dia merasa bahwa dia adalah orang dewasa yang tidak butuh nasihat atau kakak merasa menjadi orang paling tua dan wajib didengar keputusannya.
Kondisi seperti ini adalah kondisi yang tidak boleh terjadi dalam sebuah keluarga. Sebagai kakak, hendaknya legawa ketika sang adik memberikan saran atau pendapatnya.
Turunkan Ego Saat Mendengarkan Nasihat
Egois atau juga dikenal dengan egosentris merupakan sifat mementingkan diri sendiri atau merasa dirinya yang paling utama. Sifat ini ada dalam diri setiap manusia, begitu pula pada diri seorang kakak.
Sebagai seorang kakak, dia akan merasa bahwa dia adalah sosok pemimpin bagi adik-adiknya. Hal inilah yang membuat dia sulit menerima pendapat dan nasihat dari seorang adik. Apalagi saat ini sifat egois kerap kali menguasai diri. Hal ini diakibatkan oleh sekularisme yang telah menancap dalam diri sebagian kaum muslim, sehingga tak mampu mengelola gharizah baqa dengan baik sesuai tuntunan agama. Walhasil egoisme lebih mendominasi.
Sang kakak beranggapan bahwa adiknya baru saja memulai sebuah kehidupan atau belum banyak makan asam garam kehidupan. Sang kakak beranggapan bahwa adik belum layak memberikan pendapat terhadap suatu persoalan atau menasihatinya dalam perkara kehidupan ini. Ya, walaupun si adik telah beranjak dewasa yang sudah mulai bisa memahami makna sebuah kehidupan.
Dalam fase ini, sang kakak harus menurunkan egonya dan mendengarkan pendapat si adik. Kakak tidak boleh egois terhadap kepemimpinannya. Kakak harus bisa bersikap bijaksana dalam segala kondisi, termasuk dalam mendengarkan pendapat adiknya. Kakak harus menjadi sosok yang mau menerima saran dari adiknya, jangan memaksakan kehendak dan pendapatnya sendiri.
Sebagaimana yang diajarkan oleh Islam, kaum muslim wajib menurunkan egonya ketika seseorang termasuk adik memberikan saran ataupun nasihat yang baik. Bisa jadi, ketika kita mendengarkan nasihat dari adik, masalah akan terselesaikan dan hidayah akan datang, sebab kita tidak tahu jalan penyelesaian masalah atau hidayah tersebut datang dari arah mana.
Di sisi lain, sulit menerima kebenaran adalah salah satu bentuk kesombongan, Rasulullah saw. bersabda,
الكبر بطر الحق وغمط الناس
“Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim: 91)
Oleh karena itu, kita wajib menghindari sifat sombong walaupun hanya secuil di dalam hati kita.
Jangan Melihat Usia Saat Dengarkan Nasihat
Walaupun kakak merupakan sosok tertua dan paling disegani di dalam rumah setelah ayah dan ibu, alangkah bijaksananya jika sang kakak mendengarkan saran dari si adik, bahkan dengan legawa menerima saran itu jika benar dan baik untuk dijadikan jalan keluar. Sang kakak harus ingat, walaupun usia adik masih belia, tidak menutup kemungkinan dia memiliki pemahaman yang mendalam dan mampu bersikap dewasa terhadap masalah tersebut.
Sebagaimana yang diajarkan oleh Islam, kita tidak boleh melihat usia saat menerima pendapat dan nasihat dari orang lain, termasuk adik, akan tetapi lihatlah dari pendapat atau nasihat yang disampaikannya. "Lihatlah apa yang disampaikan, dan jangan melihat siapa yang menyampaikan.” (Ali bin Abi Thalib)
Dari perkataan ini dapat diambil kesimpulan bahwa selama apa yang disampaikan adalah sebuah kebenaran dan sesuai syariat Allah, maka kita wajib untuk mengambilnya, walaupun yang menyampaikan hal tersebut adalah adik kita yang umurnya lebih muda.
Ada hikmah yang dapat dipetik saat kita senantiasa mendengarkan saran dari adik dan melibatkannya dalam penyelesaian masalah yaitu, mampu mempererat tali persaudaraan. Dengan mendengarkan nasihat dari adik dan meminta pandangan tentang penyelesaian suatu masalah kepadanya, secara tidak langsung akan membuat tali persaudaraan kakak dan adik makin dekat. Sebab adik merasa sangat dihargai dan dibutuhkan oleh kakak.
Entah pandangan dan nasihat tersebut diterapkan atau tidak oleh sang kakak, tetapi hal ini cukup membuat si adik bangga bisa menyampaikan pemahaman yang dia dapat tersebut. Adik pun merasa bahwa dirinya bukanlah anak kecil lagi yang hanya bisa merengek dan bermanja kepada kakak. Akan tetapi, si adik telah menjadi seorang yang berguna bagi sang kakak.
Selain itu, adik akan merasa kian dekat dengan kakaknya dan dia pun akan senantiasa bercengkerama dengan kakak jika ada masalah. Adik pun tidak canggung untuk menasihati kakak, ketika kakak dalam koridor yang salah. Hal ini bisa menimbulkan energi positif bagi persaudaraan di dalam keluarga.
Selain itu, dengan meminta pendapat adik dalam penyelesaian suatu masalah, akan membuat masalah yang sulit dihadapi menjadi kian mudah, sebab masalah tersebut dipecahkan secara bersama-sama. Kemudian, dengan adanya saling amar makruf nahi mungkar di antara kakak dan adik akan tercipta suasana keluarga yang harmonis dan ideologis. Sebab keduanya menginginkan keluarganya bersama-sama untuk menggapai surga-Nya.
Khatimah
Tali persaudaraan wajib untuk dirawat, salah satunya dengan saling menasihati dan menghargai pendapat antara kakak dan adik. Tidak ada perbedaan antara kakak dan adik ketika memberikan nasihat, apakah dia masih muda ataupun tua. Yang menjadi sandaran dalam memberikan pendapat dan memberikan nasihat adalah syariat Allah. Selama nasihat atau pendapat tersebut sesuai syariat Allah dan merupakan jalan yang baik, maka wajib untuk dilaksanakan.
Wallahu a’lam bishawab. []
Masyaallah betul.
Adik dan kakak ibarat satu paket ya. Harus saling mengisi kekurangan masing-masing, juga saling mengingatkan.
Alhamdulillah, baca naskah mb Siti, jadi ingat dg kakak dan 2 adik sy sendiri di kampung yg berbeda. Bersyukur kami selalu akur, intens komunikasi, dan sepahaman. So, kami selalu berdiskusi setiap memecahkan persoalan. Semua berkat didikan ortu yg sangat kuat mengajarkan cinta kasih sesama saudara, kemandirian dan ketangguhan.
Masyaallah barokallah.
Tugas saya menjadikan para kakak di rumah saya mendengarkan adik-adiknya.
Semoga bisa saling mendengarkan nasehat dalam hal kebaikan mba Afi
Alhamdulillah saya memiliki kakak yang mudah diajak diskusi. Meskipun tak selamanya kami sepakat dalam suatu hal, hingga saat ini tali persaudaraan tetap terjalin dengan baik. Barakallahu fiik untuk penulis.
Alhamdulillah mbak. Saya Alhamdulillah punya kakak se frekuensi dan sepemahaman jadi ada masalah kita saling diskusi.
Wa fiik barakallah Mbak