“Maka sampaikanlah oleh kamu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang menyekutukan Allah (musyrik).”(QS.Al-Hijr ayat 94)
Oleh. Firda Umayah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-“Hai, Sobat. Bagaimana kabarmu hari ini? Bagaimana juga kabar mentalmu akhir-akhir ini? Apakah ada yang terjadi? Sharing, yuk!”
Senang enggak sih, kalau kita punya teman atau keluarga yang sering menanyakan kondisi kita? Apalagi kondisi mental kita? Duh, rasanya ingin curhat, deh!
Tetapi, ajakan untuk sharing alias berbagi kisah sepertinya mulai jarang dilakukan oleh sebagian orang. Kalau tanya kabar yang notabene secara fisik, pasti sudah biasa. Kalau tanya kabar yang notabene mental, itu baru luar biasa. Why? Because, mayoritas orang pasti sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Jangankan mendengarkan cerita teman, dia sendiri pun butuh untuk didengarkan kisahnya. Iya, ‘kan?
So, sebenarnya penting lo, untuk kita saling tukar cerita sama orang yang kita percaya. Orang yang amanah dan dapat memberikan solusi atas masalah atau kesulitan yang sedang kita hadapi.
Kita Semua Sama
Sobat, perlu dipahami bahwa semua manusia memiliki potensi yang sama. Manusia memiliki akal dan berbagai naluri, salah satunya naluri mempertahankan diri atau garizatul baqa’. Naluri ini mencakup bagaimana seseorang ingin dihargai, diperhatikan, menunjukkan eksistensi diri, menunjukkan emosi atau ekspresi diri, dan sebagainya.
Meskipun semua orang memilikinya, naluri ini enggak bisa muncul begitu saja. Ia hanya muncul saat ada sesuatu yang menstimulus. Ia sifatnya juga enggak wajib dipenuhi karena bukan kebutuhan fisik yang mengancam jiwa. Hanya saja, dalam sistem sekularisme saat ini, kondisi mental yang buruk bisa berakibat fatal jika seseorang tidak dapat mengelolanya dengan baik. Buktinya, sebagian kasus mental illness justru berujung pada kematian. Miris banget!
Self harm adalah salah satu tindakan yang dilakukan pada generasi saat ini, ketika ia tak kunjung mendapatkan solusi atas masalah yang dihadapi. Memangnya selemah itukah mental generasi? Disadari atau tidak, sistem sekularisme yang memisahkan aturan agama dari kehidupan memang membuat keimanan seseorang mudah goyah. Ditambah lagi dengan serangan gaya hidup hedonis dan permisif membuat generasi bebas melakukan apa saja. Enggak peduli halal atau haram, asalkan senang maka akan dilakukan. Astagfirullah. Jadi, penting dan harus banget untuk kembali membangun dan meningkatkan keimanan setiap muslim.
Enggak cuma itu, Sob. Memahami syariat Islam juga harus dilakukan terus-menerus. Selain karena kewajiban, ini merupakan bekal dalam hidup kita agar tidak mudah salah langkah. Kita juga harus bisa mencari komunitas yang baik alias saleh atau salihah yang selalu mengingatkan kita dalam kebaikan. Ingat ya, temanmu juga memengaruhi pembentukan kepribadianmu!
Jadilah Pendengar yang Baik
Sobat, tahukah kamu? Sebuah data menyebutkan bahwa salah satu profesi yang dibutuhkan masyarakat saat ini hingga lima tahun ke depan adalah psikolog dan psikiater. (cnbcindonesia.com, 29/08/2023). Alasannya tentu saja karena kasus mental illness makin lama makin meningkat. Oleh karena itu, kasus ini butuh solusi untuk diselesaikan.
Selain memperkuat iman, menajamkan pemahaman Islam, dan mencari komunitas yang baik, support system juga perlu banget. Hal ini bisa dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat yang selanjutnya tentu akan bermuara pada sistem kehidupan yang diterapkan oleh negara. Perlu juga bagi kita untuk bisa menjadi pendengar yang baik sebagai bagian amal saleh karena sudah meringankan beban orang lain. Yuk, jadi pendengar yang baik!
Menjadi pendengar yang baik rupanya punya berbagai manfaat. Di antaranya, mempererat tali persaudaraan, meningkatkan konsentrasi dan daya analisis, melatih kesabaran, meningkatkan rasa syukur, dan lain-lain. Bagi orang tua, menjadi pendengar yang baik untuk anak, mampu mencegah anak untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Sebab, seseorang akan mudah diberikan masukan ketika ia memberikan perhatian kepada orang yang bercerita kepadanya.
Rasulullah saw. telah mencontohkan bahwa beliau saw. adalah pendengar yang baik bagi keluarga, sahabat, dan masyarakat di sekitarnya. Bahkan saat Rasulullah saw. mendapatkan keluhan dari para istri atau putri beliau yang bernama Fatimah, beliau saw. menanggapinya dengan penuh kasih sayang dan solusi yang menenangkan jiwa.
Menyebarkan Kebaikan, It’s Must!
Sobat, di antara curhat yang dibagikan kepada orang yang dipercaya, ada curhat lain yang bisa menjadi perantara amal jariah bagi kita, lo. Apa itu? Sharing kebaikan, sharing with Islam. Yup, enggak dapat dimungkiri kalau orang yang kita ajak curhat belum tentu memberikan solusi yang sesuai dengan syariat Islam. Karena, untuk memahami Islam memang butuh waktu yang konsisten untuk memahaminya. Kita juga harus pandai memilih guru yang memiliki pemahaman Islam yang menyeluruh. Maka dari itu, berbagi dan menyebarkan kebaikan dengan solusi Islam adalah sebuah kebutuhan dan keharusan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dialami seseorang.
Saat ini juga banyak banget konten dakwah yang sesuai dengan kondisi generasi saat ini. Banyak para pengemban dakwah yang bisa mengemas materi Islam dengan baik tanpa membuat orang yang diberi nasihat merasa digurui. Komunitas yang mengajak pada syariat kaffah juga makin banyak. Ini menunjukkan bahwa gelora perjuangan Islam makin membahana. So, yuk segera ambil posisimu!
Jadilah bagian dari garda terdepan bagi orang-orang yang menebarkan kebaikan. Insyaallah hidup akan makin berkah dan enggak gampang galau seperti mereka yang enggak paham Islam. Balasan yang Allah Swt. berikan juga enggak main-main, lo. Banyak ayat dan hadis Rasulullah saw. yang menunjukkan bahwa menyebarkan Islam adalah kewajiban bagi setiap muslim. Allah Swt. juga memberikan pahala dan ampunan bagi para penebar kebaikan yaitu para pengemban dakwah Islam.
Salah satunya terdapat dalam surah Al-Hijr ayat 94. Allah Swt. berfirman,
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
“Maka sampaikanlah oleh kamu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang menyekutukan Allah (musyrik).”
Rasulullah saw. juga bersabda yang diriwayatkan oleh Mutafaq Alaih bahwa seseorang yang mendapatkan hidayah melalui perantara kita itu lebih baik daripada unta merah. Masyaallah.
Penutup
Sharing memang jadi kebutuhan bagi mayoritas generasi zaman now. Ini dilakukan untuk menjaga kesehatan mental agar enggak mudah rapuh dan terjerumus dalam tindakan yang buruk. Selain itu, menjadi pendengar yang baik juga penting agar mudah mengarahkan seseorang pada kebaikan. Curhat yang dibagikan juga bisa jadi ladang pahala ketika curhat itu diisi dengan ajakan kebaikan kepada Islam. Dengan begitu, selain mendapatkan tempat untuk melampiaskan isi hati, seseorang juga mendapatkan solusi yang tepat atas keluhan yang dihadapinya.
Wallahu a’lam bishawab.[]
Sharing itu penting, namun harus dengan cara yang bijak dan pada orang yang bijak pula.. (kalau ini menyangkut rana privat untuk mendapat solusi)
Masyaallah, sepatu. Dinda. Perlu sharing masalah keumatan. Sharing tentang kebaikan, semoga kita bisa dapat unta merah karenanya. Aamiin
Barokallahu fiik, Dinda
Aamiin. Wa barakallahu fiik mbak Afiyah
Bener banget mba. Kalau mau sharing juga harus lihat-lihat dulu, jangan sampai salah orang, bisa-bisa, kitanya malah disalahkan. Bukannya dapat solusi, tapi justru rasa emosi.
Betul banget.
Betul mbak Firda, sharing itu penting. Bukan cuma sharing atas masalah pribadi, tapi masalah umat juga. Ilmu itu juga perlu dibagi ya biar amalnya terus mengalir.
Y, mb. Biar berpahala
Curhat penting juga tapi dengan orang yang tepat
Ya, isi curhatnya juga harus pilih-pilih
MaasyaAllah.. Sharing itu penting bgt yaa ternyata. Dengan kata lain bisa menyelamatkan jiwa. Hee
Ya, mbak. Bisa menjaga kesehatan mental. Yang penting tetap bijak dan enggak asal sharing
Barakallah mbak Firda.. Sharing, yuk!
Wa barakallahu fiik mbak Dina
Sharing dan berbagi kebaikan dengan ilmu sungguh sangat diperlukan saat ini, di mana kebanyakan kaum muslim sudah jauh dari nilai-nilai keislaman. Ilmu-ilmu Islam sungguh luas, siapa pun yang mengetahuinya haruslah memberikan kepada yang masih awam agar pemahaman Islam semakin kuat. Sampaikanlah walaupun satu ayat. Yuk sharing!
Setuju
Jazakunnallah ahsanal jaza' kepada Mom dan semua tim redaksi NP
MasyaAllah barakallah, saya suka menyampaikan kebenaran dan menerima dakwah, yang saya belum tahu, iitu yang mendapat unta merah yang menyampaikan atau yang penerima dakwah?
Sepahaman saya, itu perumpamaan balasan bagi para penyampai kebenaran (Islam), mbak.