Smelter nikel ini kurang safety bagi para pekerja sehingga banyak memakan korban jiwa. Begitu juga kesejahteraan,jauh panggang dari api.
Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Dalam hilirisasi sektor pertambangan mineral dan batu bara, smelter adalah bagian yang sangat penting. Karena fungsi smelter agar mineral logam mentah melebur menjadi mineral logam setengah jadi hingga end product. Hal tersebut sesuai dengan tujuan hilirisasi yaitu untuk meningkatkan nilai tambah dari produk mentah menjadi produk setengah matang atau end product. Khususnya nikel dalam hal ini, dari peningkatan nilai tambah nikel yang digadang-gadang mampu meraih keuntungan yang fantastis, berbanding luruskah dengan kesejahteraan dan keselamatan para pekerja?
Di balik menggiurkannya investasi dan usaha pertambangan, salah satunya nikel tak luput dari peristiwa mengenaskan di dalamnya. Misalnya, ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali. Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), Irjen Agus Nugroho, mengungkap adanya dugaan pelanggaran standard operating procedure (SOP) terkait ledakan tersebut yang mengakibatkan 20 korban tewas dan puluhan luka berat. Dugaan pelanggaran beberapa SOP dari sisi petugasnya, metodenya maupun dari sisi keputusan harus diambil bukan oleh manajemen. Akan tetapi, oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan itu sendiri. (detikNews.com, 02-01-2024)
Pemerintah mewajibkan perusahaan tambang untuk mendirikan smelter karena dianggap begitu penting dalam pertambangan. Kewajiban membangun smelter bagi perusahaan tambang mineral dan batu bara sudah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 (UU 4/2009). Maka, tak heran jika di negeri ini terdapat 116 smelter, untuk nikel 30 smelter di antaranya ada di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Pulau Gag Papua Barat.
Penyebab Ledakan
Dalam satu pekan telah terjadi dua kali ledakan smelter nikel di Morowali. Pertama, tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) 24 Desember 2023 yang menyebabkan kebakaran hebat dan menewaskan 20 pekerja. Kedua, smelter milik PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) pada 28 Desember 2023. Tidak menelan korban jiwa dan api berhasil dipadamkan.
Ledakan ini merupakan insiden mematikan ketiga tahun 2023 di pabrik peleburan nikel milik Cina di Provinsi Sulawesi Tengah, provinsi yang memiliki cadangan nikel terbesar di Indonesia. Di bulan April, dua operator dumo truck tewas tertelan dinding material mirip lumpur hitam menyusul runtuhnya tempat pembuangan limbah nikel. Di bulan Januari, dua pekerja termasuk seorang warga negara Cina, tewas dalam kerusuhan yang melibatkan pekerja dari kedua negara di perusahaan patungan Indonesia-Cina di Morowali Utara.
Tahun 2022 pun ada insiden, sebuah truk menabrak dan menewaskan seorang pekerja asal Cina ketika pekerja tersebut sedang memperbaiki jalan di area pertamanan perusahaan induk PT ITSS, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Masih di tahun 2022, seorang pria Indonesia terbakar hingga meninggal ketika tungku di pabrik meledak.
Adapun penyebab ledakan menurut laporan pihak perusahaan, pada umumnya korban terluka karena terkena uap panas dari tungku smelter. Kronologinya yaitu peristiwa ini terjadi pukul 06.15 Wita. Ada veronical yang masih ditutup karena sedang proses perbaikan yaitu veronical nomor 41. Pada saat proses perbaikan, ada sisa slag dalam tungku yang keluar dan bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi tersebut. Lalu, ikatan dinding tungku ada yang runtuh dan sisa besi terak mengalir keluar akhirnya kebakaran tak dapat dihindari. Akibatnya, para pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka bahkan korban jiwa. (Cnbcindonesia.com, 25-12-2023)
Lalu, siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut? Dalam siaran pers Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan menyatakan, perusahaan akan memberikan santunan kepada keluarga korban senilai Rp600 juta. Selain itu, keluarga korban akan mendapatkan santunan sebagai ahli waris, berupa jaminan santunan sebanyak 48 kali dari upah pokok terendah. Perlu dipastikan apakah hal tersebut benar direalisasikan atau hanya sekadar pencitraan.
Pemilik Perusahaan Nikel
Publik tentu bertanya, milik siapakah perusahaan nikel tersebut? Dikutip dari catatan Minerba One Data Indonesia (MODI), PT ITSS dimiliki 4 perusahaan asal Cina dan 1 pemegang saham dari Indonesia. Tsingshan Holding Group asal Tiongkok, menguasai kursi terbesar yakni 50 persen. Tahun 2013 pusat produksi ini mulai beroperasi, sekarang menjadi kawasan industri berbasis nikel terbesar di Indonesia.
Laporan Kementerian Perindustrian, Tsingshan Holding Group merupakan perusahaan swasta Cina yang bergerak di industri baja dan nikel. Di Morowali, grup usaha tersebut per tahun menghasilkan stainless steel hingga 3 juta ton, 2 juta ton nickel pig iron (NPI), dan 3,5 juta ton carbon steel. Adapun rincian dari 3 juta ton stainless steel yaitu 1 juta ton dari PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS), 1 juta ton dari ITSS, dan 1 juta ton lagi dari PT Sulawesi Mining Investment (SMI). Tiga perusahaan tersebut bagian dari Tsingshan Group.
Porsi terbesar kepemilikan kedua di ITSS pun dikuasai perusahaan Cina, yakni Ruipu Technology Group 20 persen. Hanwa Company Limited 10 persen, dan Tsingtuo Group Co Ltd 10 persen. Sisanya sebesar 10 persen kepemilikan PT ITSS dipegang oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park, juga bagian dari pengelola kawasan industri IMIP. Susunan pengurus PT ITSS memiliki 5 direksi dan 4 komisaris. Presiden Direkturnya Wu Huadi dibantu empat jajaran direktur lain. Sementara Presiden Komisarisnya yaitu Xiang Binghe dibantu tiga komisaris lainnya.
Hilirisasi Nikel untuk Kepentingan Siapa?
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa nilai ekspor produk nikel hilirisasi telah mencapai US$33,81 miliar atau Rp504,2 triliun pada 2002. Angka yang sangat fantastis dibanding nilai ekspor 2017 hanya sekitar US$4 miliar dan digadang-gadang mampu mendongkrak kesejahteraan penduduk. Tahun 2023 pada bulan April, realisasi nilai ekspor nikel hasil hilirisasi sudah mencapai US$11 miliar atau Rp165 triliun. Melihat data tersebut, realisasi nilai ekspor nikel diproyeksikan tahun ini akan naik juga. Menjadi pertanyaan, dari nilai fantastis tersebut siapa sebenarnya yang diuntungkan dari proyek hilirisasi nikel ini?
Di hadapan sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia di Jakarta, Joko Widodo mengatakan bahwa hilirisasi nikel Indonesia telah memberikan keuntungan besar bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Telah dibangun 43 smelter nikel di Indonesia yang memberikan peluang kerja yang sangat besar bagi rakyat Indonesia. Namun, apa yang disampaikan oleh Presiden tidak berbanding lurus dengan kenyataannya.
Menurut Aliansi Sulawesi, Presiden ingin mengatakan bahwa dengan adanya hilirisasi nikel ada lonjakan investasi di sektor mineral nikel yang ikut berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi Indonesia. Sangat disayangkan, Presiden tidak jujur dan terbuka tentang berbagai persoalan serta dampak buruk akibat hilirisasi mineral nikel di Indonesia, terutama di daerah-daerah penghasil nikel seperti Pulau Sulawesi.
Direktur Walhi Sulteng, Sunardi Katili mengatakan, pernyataan presiden keliru yang terkesan membolak-balikkan keadaan terkait daya rusak iritasi atau smelter baik segi lingkungan maupun perekonomian rakyat. Jelas, bukan untuk kepentingan rakyat apalagi smelter nikel ini kurang safety bagi para pekerja sehingga banyak memakan korban jiwa. Begitu juga kesejahteraan, jauh panggang dari api.
Sunardi menjelaskan kondisi saat ini, angka kemiskinan di Pulau Sulawesi yang merupakan ladang nikel terbesar dan salah satu pusat nikel dunia masih sangat tinggi bahkan setelah adanya hilirisasi nikel. Aliansi Sulawesi mengatakan, tingkat kemiskinan Sulawesi Tengah mencapai 12,33 persen dari populasi atau termasuk 10 provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Adapun, Sulawesi Selatan data penduduk miskin mencapai 8,70 persen. Sementara Sulawesi Tenggara mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 10,1 persen. Angka ini merupakan rekor pertumbuhan rakyat miskin tertinggi dalam delapan tahun terakhir. Artinya, tren kenaikan angka kemiskinan di 3 provinsi penghasil nikel terbesar di dunia ini menunjukkan bahwa narasi hilirisasi dapat membuka ribuan lapangan kerja hanya omong kosong karena tidak menjawab hilangnya lapangan pekerjaan bagi petani, nelayan, dan perempuan.
Lingkungan Terdampak Hilirisasi Nikel
Fakta lain, keberadaan industri nikel justru menambah kerusakan ekosistem hutan hujan, sungai, danau, hingga pesisir, dan laut yang selama ini menjadi sumber penghasilan rakyat yang bekerja sebagai petani dan nelayan. Begitu pun ekologis lingkungan hidup utamanya kepada rakyat. Seperti perusakan hutan, penghancuran Biodiversity Pulau Sulawesi, pencemaran udara dan air.
Akibatnya, sawah dan kebun rakyat tergusur, sumber air dan sungai tercemar, rakyat dipaksa menghirup udara yang tidak sehat dan terjangkit penyakit, laut jadi tempat pembuangan limbah. Hal ini terjadi karena penerapan sistem kapitalisme. Di mana para korporat dan oligarki memiliki kekuasaan melebihi para penguasa dan hanya mencari keuntungan. Inikah potret yang dibanggakan presiden?
Pandangan Islam
Mencermati fakta di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
Pertama, pengaturan harta kepemilikan. Sistem Islam unik dan komprehensif, tentang kepemilikan diatur dengan detail. Di antara kepemilikan tersebut yaitu kepemilikan pribadi, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Mineral nikel, batu bara masuk dalam kategori kepemilikan umum. Rasulullah saw. bersabda, "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api". (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Di dalam hadis tersebut jelas, bahwa padang rumput, air, dan api boleh dipakai bersama secara gratis. Namun, untuk benda yang tidak bisa dinikmati atau dipakai langsung negara yang akan membantu mengelola agar benda tersebut bisa digunakan untuk kemakmuran rakyat. Harta milik umum berupa sumber daya alam ini tidak boleh dimiliki oleh individu atau golongan tertentu. Berbanding terbalik dengan sistem kapitalisme, harta milik umum bebas diprivatisasi atau dimiliki individu yang memiliki modal. Semata-mata untuk keuntungan dan kesejahteraan pemilik modal.
Kedua, safety dan penggunaan alat berat. Karena harta milik umum dalam Islam dikelola negara, tentu negara akan mempekerjakan warga negara yang mumpuni dan memiliki kapabilitas di bidangnya. Negara menjamin rasa aman dan nyaman (safety) bagi para pekerja. Diatur mana yang menggunakan tenaga manusia dan alat atau industri berat dalam proses pengelolaan sumber daya alam. Apabila kaidah kausalitas sudah dilakukan semaksimal mungkin, tetapi tetap terjadi seperti kebakaran, ledakan, dan lainnya maka hal tersebut di luar kuasa manusia (qada).
Negara akan memilih tempat yang aman untuk proses pengelolaan sumber daya alam seperti nikel dan batu bara. Tempat tersebut tidak dibangun dekat pemukiman warga, sehingga tidak mengancam kesehatan warga, apalagi mencemari lingkungan. Pemilihan tempat pun diserahkan kepada para ahli di bidangnya. Nyawa dan kesehatan warga negara nomor satu, karena pemimpin dalam Islam bertanggung jawab penuh atas apa yang dipimpinnya. Pemimpin dalam Islam sadar, apa yang dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Motivasinya akidah bukan profit seperti sistem kapitalisme saat ini.
Ketiga, kesejahteraan. Islam menjamin kesejahteraan warga negaranya dengan baik. Realisasinya dalam bentuk menjamin kebutuhan pokok individu secara tidak langsung. Misalnya, dengan menciptakan lapangan pekerjaan, atau sesuai dengan kebutuhan warga negaranya. Jika warga negaranya membutuhkan modal untuk usaha agar bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, negara akan membantu. Atau memberikan lahan bagi yang sudah memiliki skillmengelola lahan. Akan tetapi, bagi yang belum memiliki skill, negara membantu memfasilitasi agar memiliki skill yang layak dan baik.
Selain menjamin kebutuhan pokok per kepala, negara pun menjamin kebutuhan kolektif warga negaranya berupa kesehatan, pendidikan, dan keamanan dengan gratis. Apabila ini bisa dirasakan dengan gratis dan baik, setiap keluarga tidak pusing memikirkan mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan. Fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok dan lainnya. Ketika mencari pekerjaan pun, warga negara tidak sampai mempertaruhkan nyawa dalam bahaya karena keamanan dijamin sepenuhnya oleh negara.
Khatimah
Oleh karena itu, hanya Islam yang mampu menjamin keselamatan dan kesejahteraan warga negara sesuai arahan wahyu Allah di dalam Al-Qur'an dan teladan Baginda Nabi saw. Maka, sebagai hamba-Nya yang taat masihkah ragu pada kehebatan sistem Islam? Masihkah mau menggunakan aturan kehidupan selain Islam?
Wallahu a'lam bishawab.[]
Kapitalisme itu modal sekecil2nya dan raup untung sebesar2nya.. ya itu, saking inginnya modal yg kecil, keselamatan para pekerja pun tak diperhatikan
Kapitalisme tidak memihak rakyat, cenderung mementingkan pengusaha dan oligarki, inilah buah busuk sistem demokrasi. Barakallah penulis
Betul..
Wa fiik barakallah ❤️
Jazaakillah Khair sudah mampir ❤️
Perusahaan-perusahan smelter nyaris tidak punya perlindungan maksimal untuk para pekerja. Akibatnya korban terus berjatuhan. Miris memang ...
Betul
Setiap kali membaca tulisan ledakan smelter hati langsung sedih.. bagaimana para pejuang nafkah mempertaruhkan nyawa untuk keluarganya.. betapa berbahayanya medan tempat mereka kerja..
Mereka bertaruh nyawa, untuk keluarga tercinta..
Sementara para penguasa dan pengusaha, duduk manis menikmatinya ..