Modal Nekat

Modal nekad

Ketika ada challenge milad NP ke-2, aku baru berani mengikuti kategori motivasi dengan modal sedikit nekat. Pasalnya, aku belum pernah menulis motivasi.

Oleh. R. Raraswati
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Aku bukanlah penulis andal, apalagi pujangga yang pandai merangkai kata. Sempat tidak percaya diri ketika pertama kali diminta mencoba menulis opini oleh seorang guru ngaji. Dalam hati bergumam “Apa aku bisa menulis?” Namun, aku percaya seorang guru pasti memiliki penilaian yang terkadang muridnya tidak menyadari dengan kemampuannya sendiri. Bismillah, aku terima permintaan itu karena pantang menyerah sebelum berperang. Ini tantangan yang harus aku taklukkan meski modal nekat. 

Awal Menulis

Mulai menulis opini sekitar tahun 2016 dengan modal nekat. Dibilang nekat karena belum pernah menulis artikel sebelumnya. Kali ini hanya dibekali pemberitahuan bahwa susunan tulisan opini adalah judul, pembuka, fakta, analisis, solusi, dan penutup. Agar lebih mudah, diminta belajar sendiri dengan banyak membaca tulisan opini. Karena dulu tidak suka membaca, maka ini terasa sangat berat. Apalagi membaca untuk dianalisis kemudian ditulis sesuai opini pribadi yang dikaitkan dengan Islam ideologis. 

Semakin merasa berat dalam menulis karena saat itu belum punya hp android. Harus pergi ke warnet untuk mencari berita dan contoh opini, disimpan semua ke flashdisk untuk kembali dibaca di komputer jadul peninggalan suami. Setelah selesai menulis, kembali ke warnet untuk dikirim ke media cetak atau online lewat e-mail. Alhamdulillah, tulisan perdanaku dimuat di media cetak Jatimpost. Entah apa judulnya, yang aku ingat hanya menulis tentang pelecehan seksual. 

Mengenal NarasiPost.Com

Setelah beberapa tahun menulis opini, tiba-tiba ada pesan WA dari teman. Ia minta agar aku mencoba mengirim tulisan opini ke www.NarasiPost.Com. Menurutnya tulisanku bisa memenuhi kriteria NP (singkatan dari NarasiPost.Com). Pada awal tahun 2022 sedang terjadi kenaikan minyak goreng yang membuat resah masyarakat. Peristiwa ini aku angkat sebagai tulisan dengan judul “Menakar Pentingnya Subsidi Minyak Goreng.” Di luar dugaan, tulisan pertamaku di NP ditayangkan tiga hari dari pengiriman tanpa ada revisi. Setelah itu, langsung digabung di grup WA Konapost, tempat para kontributor NarasiPost.Com berkumpul. 

Adalah Diah Rini yang merekomendasikan untuk kirim ke NarasiPost.Com. Ia sangat heran karena tulisanku segera tayang bahkan langsung dimasukkan grup kontributornya. Jujur, saat itu aku belum banyak tahu media ini. Bahkan ketika Bu Diah mengirimkan nomor kontak Pemimpin Redaksi Mom Andrea, aku merasa aneh dengan sebutan itu. Umumnya orang dipanggil Bu, Mbak, atau Ustazah, tapi sebutan Mom membuat imajinasiku membayangkan pimpinan redaksi yang menggambarkan seorang ibu. Ya, ibu yang memberikan kasih sayang, perhatian, bahkan segala kebutuhan untuk anak-anaknya. Dari panggilan itu aku semakin penasaran dengan NP. Di grup Konapost aku banyak membaca chat tanpa berani ikut komentar. Aku hanya mengamati setiap chat para penulis dan Mom Andrea yang penuh dengan ilmu. Bahkan seringkali candaannya juga mengandung pengetahuan baru bagiku. Benar apa yang kubayangkan sebelumnya, bahwa Mom Andrea seorang ibu bagi para kontributor yang terus membimbing, memfasilitasi dengan berbagai cara termasuk mengundang tokoh-tokoh literasi. Mom juga selalu memberi kesempatan pada para penulis pemula berkontribusi di NP. Aku semakin banyak membaca tulisan dari link-link yang baru di-share di grup Konapost. Bahagia diberikan kesempatan ada di grup para penulis hebat. 

Surat Cinta

Tulisan pertamaku di NP lancar dan mulus langsung tayang setelah tiga hari kirim. Aku juga tidak tahu apakah memang tanpa kesalahan, atau ada sedikit yang direvisi tim editor sehingga merasa tak perlu dikembalikan ke penulis. Ada teman yang sudah masuk Konapost merasa heran dengan hal itu, sehingga membuat aku penasaran. Dalam hati bertanya, “Memang sesulit apa nulis di NarasiPost.Com?”

Penasaranku terjawab setelah menulis opini kedua. Beberapa hari setelah kirim ke Mom Andrea, ada balasan chat pemberitahuan tulisanku sudah bagus, hanya saja butuh diberi subjudul agar lebih baik. Bukan hanya itu, Mom juga menyampaikan sedang mempertimbangkan aku untuk dijadikan penulis inti NP. Wah, merasa tersanjung, bahagia, sekaligus menambah semangat dan kepercayaan diri.

Setelah membaca lagi tulisan yang dikembalikan, aku merasa sudah pas. Dengan percaya diri dan berusaha mempertahankan tulisan, aku balas chat tersebut dengan menjelaskan kenapa tidak menggunakan subjudul. Hehe…, sok tahu dan merasa benar saja rasanya. Tapi, chat sudah terlanjut terkirim dan dibaca. Akhirnya aku chat lagi dengan menyampaikan akan merevisi tulisan dengan menambahkan subjudul.

Alhamdulillah, tulisan yang telah direvisi sudah terkirim. Tak lama kemudian dimuat di web NarasiPost.Com. Ternyata tulisan yang dimuat justru tulisan pertama, tanpa subjudul. Selang beberapa hari, tulisan tersebut juga dibuat podcast bahkan video YouTube. Wah merasa semakin terbang dan tersanjung diriku. Hal ini membuat aku semakin semangat menulis untuk NP, meski dua atau tiga kali dalam sebulan, itu peningkatan bagiku yang sebelumnya menulis sekali sebulan saja belum tentu bisa. 

Tiba suatu hari, salah satu tim NP kirim chat WA dan menawarkan aku untuk gabung menjadi penulis inti. Terkejut, bahagia, sekaligus takut menerima tawaran tersebut. Bagiku ini adalah challenge berat yang butuh aku pikirkan secara mendalam. Pasalnya, aku yang belum pandai menulis, harus menghasilkan beberapa tulisan setiap bulan dengan sejumlah imbalan dari NarasiPost. Wah, mampukah aku? Bisakan membagi waktu? Sudah baguskah tulisanku? Bagaimana jika tak bisa menulis sebanyak permintaan? Bagaimana jika tulisanku kurang berkualitas? Bagaimana jika ada amanah dakwah lain yang membuat aku tidak fokus menulis? Banyak pertanyaan di benakku sehingga aku minta waktu seminggu untuk menjawab tawaran yang aku anggap sebuah challenge ini.

Selama seminggu, aku berusaha menulis dengan komitmen awal tiga tulisan sukses tayang di NP. Jika itu mampu aku lakukan, kemungkinan akan menerima tawaran istimewa tersebut. Namun, beberapa hal aku tidak bisa menghasilkan satu tulisan pun dalam seminggu. Sedih dan kecewa pada diri sendiri yang belum mampu manata diri dalam memanfaatkan waktu. Dengan berbagai pertimbangan, terutama khawatir tidak bisa amanah menulis, akhirnya aku putuskan menjadi kontributor biasa untuk NP.

Challenge Sesungguhnya

Beberapa bulan bergabung di Konapost, ada pengumuman challenge milad NP pertama. Sungguh terkagum-kagum dengan hadiah yang disediakan waktu itu. Namun, nyaliku tidak cukup besar untuk mengikutinya. Aku masih berusaha mengenal NarasiPost.Com lebih dekat dengan banyak membaca tulisan di berbagai rubrik yang sudah di-publish

Banyak penulis senior bermunculan di chat grup WA. Beberapa link tulisan challenge pun sudah di-share Mom Andrea. Ini semakin membuatku tidak percaya diri. Kali ini aku hanya bisa membaca tulisan-tulisan keren peserta challenge. Walhasil, aku cuma pasang mupeng (bahasa gaul muka pengin) melihat para pemenang challenge menerima hadiah yang sebelumnya tidak aku temui di media lainnya. 

Nekat 

Seringnya membaca opini, cerita fiksi, motivasi, story, dan berbagai macam tulisan lain, membuat penasaran untuk mencoba keluar dari zona nyaman. Ketika ada challenge milad NP ke-2, aku baru berani mengikuti kategori motivasi dengan modal sedikit nekat. Pasalnya, aku belum pernah menulis motivasi. Bismillah, diniatkan untuk dakwah dan mengembangkan kemampuan diri pada literasi.

Waktu berjalan hingga deadline segera tiba, tapi aku belum juga punya ide motivasi apa yang akan ditulis. Suatu saat merasa lelah dengan aktivitas sebagai ibu rumah tangga yang tidak pernah habis setiap harinya. Dari situ akhirnya muncul ide menulis motivasi tentang ibu rumah tangga. Tulisan untuk memotivasi diri dan para ibu rumah tangga yang mungkin menganggap dirinya sebagai orang biasa. Alhamdulillah, pada 12 Oktober 2022 tulisan berjudul Bukan Ibu RT Biasa dimuat di web NarasiPost.Com. Tidak hanya itu, ketika Mom Andrea membagi link tulisan di grup Konapost disertai kalimat bahwa tulisanku bagus dan mendapatkan nilai tinggi. Masyaallah, sungguh bahagia dan tidak menyangka tulisan yang selesai sekali duduk dan berawal dari kondisi diri justru mendapat apresiasi. 

Tiba waktu pengumuman pemenang challenge edisi milad NP kedua. Awalnya tidak berharap menjadi pemenang, karena melihat banyak tulisan keren dari para penulis andal. Namun, ketika disampaikan mendapat nilai tinggi, jadi berharap mendapatkan kesempatan sebagai pemenang. Alhamdulillah, meski belum menjadi yang terbaik, setidaknya aku berhasil ada di posisi lima terbaik dan mendapatkan reward uang 100.000. Masyaallah, inilah pengalaman pertamaku mengikuti challengeNP. 

Semua ini aku dapatkan ketika mau berusaha. Apa pun hasilnya, yang penting mau berusaha dulu karena Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum tanpa mereka mengubahnya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ar-Rad ayat 11 yang artinya: “…, Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri.…” 

Dari ayat tersebut, maka yang harus dilakukan penulis adalah nekat saja menulis sebagai upaya mengubah keadaan diri, pasti nanti Allah kasih jalan. Sejak saat itu, aku semakin semangat dan berusaha untuk lebih mengasah kemampuan menulis dengan mengikuti setiap pelatihan dan challengeyang diadakan NP. Bagiku, challenge tidak hanya pada event tertentu, tapi setiap kirim tulisan di NP adalah challenge yang harus ditaklukkan. Semoga Pemimpin Redaksi dan tim NP senantiasa diberikan kemudahan dalam mengembangkan dakwah melalui literasi.  

Allahu a’lam bish showab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
R.Raraswati Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Ukhuwah Islamiyah dan Paradoks Perayaan Tahun Baru
Next
Temukan Ladang Gas Baru, Akankah Investor Tetap Digugu?
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

13 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
10 months ago

Masyaallah barakallah butuh nekat yg kuat utk menghasilkan sebuah tulisan. Keren menginspirasi Mbak Raraswati

Deena
Deena
10 months ago

Barakallah mbak Raras.. perjuangan menjadi penulis selalu penuh dengan inspirasi dan pelajaran berharga..

Novianti
Novianti
10 months ago

Alhamdulillah, mba. Lolos melewati setiap tantangan dan akhirnya berbuah manis. Di challenge sekarang, saya juga modal nekat. Awalnya ga ikut challenge quote, lihat punya teman-teman, tergoda. Challenge motivasi dikirim last minute. Lalu mom ngasih kode, tulisannya kayaknya kurang pas. Pas mau buat, eh...sudah ditutup. Pasrah... tiba-tiba, dapat suprise, tulisannya dimuat. Pengalaman seperti ini tak terlupakan.

Haifa
Haifa
10 months ago

Sangat inspiratif
Kesungguhan Bu Raras saat harus ke warnet mengumpulkan bahan tulisan, menyimpan di flashdisk, lalu menuangkan ke dalam tulisan, begitu selesai ke warnet lagi. Masyaallah
Hanya dengan kesungguhan dan bekal iman, semua bisa dilalui

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
10 months ago

Barakallah mbak Raras

Firda Umayah
Firda Umayah
10 months ago

Barakallahu fiik mbak Raras. Ditunggu tulisan yang lainnya

Dyah Rini
Dyah Rini
10 months ago

Barakallah Bu Raras.Hups ada namaku disebut. Bu Raras adalah orang pertama yang memotivasi dan membantu saya untuk menjadi penulis. Masyaallah.keren tulisannya. Modal nekat bisa mekesat.

Wd Mila
Wd Mila
10 months ago

Barakallah Mba Raras,, nekat adalah salah satu modal penulis ternyata. hehe

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
10 months ago

Masya Allah, baarakallaah Mbak

Sartinah
Sartinah
10 months ago

Walau modal nekat, namanya penulis pasti mikir ini dan itu ya mbak kalau mau ikut challenge. Barakallah mbak Raras.

Raras
Raras
10 months ago

Meski modal nekat tetap harus belajar menulis dengan baik. Tidak asal nekat lalu acak-acakan.

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
10 months ago

Masyaallah tabarakallah, rantai perjuangan menjadi penulis tidak mudah namun terus diperjuangkan untuk tetap menulis. Dan ada kala perjuangan berbuah manis berada di deretan para 5 besar penulis terbaik adalah luar biasa yang tdk semua orang mampu meraihnya. Keren

Raras
Raras
Reply to  Mimy Muthmainnah
10 months ago

Wa fiik barokallah mbak Mimy. Jazakillah Khoiron sudah berkenan membaca tulisan nekatku. Hehe....

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram