Dakwah, sekecil apa pun tetap memiliki pengaruh selama yang dilakukan benar sesuai syarak, terus dilakukan tanpa lelah, dan menyampaikan kebenaran.
Oleh. Sherly Agustina M.Ag.
(Kontributor NarasiPost.Com dan Penulis)
NarasiPost.Com-Sering ya, kita dengar riwayat tentang ini. Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahu'anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)
Tahun 2023, tepatnya 7 Oktober 2023 menjadi saksi sejarah yang berdarah-darah. Mengapa demikian? Karena apa yang dilakukan para pejuang Palestina mampu meruntuhkan mitos yang selama ini berkembang dan mendoktrin dunia, bahwa Israel negara yang tak terkalahkan. Selain memang negara tersebut memiliki kekuatan, ditopang juga oleh kekuatan negara adidaya dunia serta negara-negara lain.
Lahirnya Gerakan Julid Fi Sabilillah
Hal yang fenomenal dari perlawanan (muqawamah) pejuang Palestina terhadap penjajahan Israel salah satunya yaitu melahirkan gerakan 'Julid fi Sabilillah'. Nah, gerakan ini katanya plesetan dari 'Jihad fi Sabilillah'. Gerakan ini muncul pertama kali dari sebuah akun Erlangga Greschinov yang diangkat menjadi Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid anti-Israel. Fokus gerakan ini yaitu memerangi propaganda Zionis di media sosial untuk menjatuhkan mental dan moral tentara Israel.
Layaknya sebuah medan perang, julid fi sabilillah juga memiliki aturan dan strategi, di antaranya sasaran julid harus terarah yaitu tentara Israel, polisi Israel, warga Israel, atau institusi Israel yang membuat narasi anti-Palestina. Fokusnya, kepada Israel dan Zionis bukan Yahudi sebagai ras dan agama.
Urgensi Dakwah di Medsos
Kita tahu, Israel pun menggunakan buzzer di media sosial untuk melakukan propaganda anti-Palestina. Dikutip dari akun X @AzzamIzzulhaq, gaji per bulan para buzzer bisa mencapai $5.615 atau setara dengan Rp88.323.950. Peneliti Universitas Oxford pernah mengungkapkan bahwa dana buzzer Israel mencapai 100 juta dollar AS, atau Rp1,4 triliun. Buzzer Israel berada di level high capacity, hal tersebut dikatakan dalam laporan yang bertema 'The Global Disinformation Order 2019 Global Inventory of Organised Social Media Manipulation',
Artinya, dakwah di media sosial ini memang tidak main-main. Medsos salah satu strategi yang digunakan musuh Islam menyerang kaum muslim dan membuat propaganda negatif. Melihat kekejaman Israel membunuh warga sipil yang tidak berdosa, umat tentu bertanya, “Apa yang bisa dilakukan untuk membantu saudara muslim di Palestina?”. Umat juga berpikir jika pejuang Palestina bisa melakukan jihad fi sabilillah dan mampu menghancurkan sekitar 300 tank baja Israel, maka umat Islam di Indonesia melakukan julid fi sabilillah untuk merontokkan mental Israel.
Hasil pengamatan netizen, tentara Israel terbakar emosinya jika membahas putra Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang piknik di Amerika Serikat. Sementara tentaranya mati-matian berusaha melenyapkan Hamas. Tak dimungkiri, banyak tentara IDF Israel yang stres menghadapi gerakan julid fi sabilillah. Salah satu seleb Indonesia, Arie Untung mengatakan, ketika dia membantu blow up gerakan julid fi sabilillah, banyak akun pasukan IDF ditutup dan mereka meminta maaf ke netizen Indonesia.
Serangan Mental Ada Sejak Dahulu
Dakwah anti-mainstream ini perlu diapresiasi, apalagi umat Islam belum ada satu komando saat ini. Adapun target utama julid fi sabilillah lebih menyasar pada para petinggi hingga influencer pro-Israel. Di masa dahulu, hal ini pernah dilakukan oleh 'Brigade Hassan bin Tsabit'. Hasan bin Tsabit yaitu sahabat Rasulullah saw. yang dikenal mampu melemahkan semangat musuh melalui syairnya. Rasulullah pun berkata padanya, "Seranglah mereka dengan syairmu karena Jibril bersamamu".
Mental bisa menjadi sasaran empuk, seperti generasi muda saat ini banyak diserang mentalnya oleh ide sekuler, permisif, hedonis, dan liberal hingga melahirkan mental illness, rapuh, dan tidak survive menghadapi ujian kehidupan. Tak heran, jika banyak kasus bunuh diri saat ini yang membuat hati pilu teriris-iris. Padahal, masa muda seharusnya dipakai untuk hal positif dan dakwah.
Tahukah, dikisahkan bahwa sejak zaman dahulu media massa bisa dijadikan sebagai senjata yang tidak main-main. Bahkan, terkadang bisa lebih mematikan dibanding gas mustard yang digunakan pada Perang Dunia Pertama. Pada masa Kekhilafahan Turki Utsmani misalnya, surat kabar memberi pengaruh yang signifikan terhadap pergantian kekuasaan. Apalagi di masa Sultan Abdul Hamid II hingga Mehmed VI, muncul gerakan-gerakan intelektual yang menentang kekuasaan sultan. Mereka menggunakan surat kabar untuk menyuarakan opini dan gagasannya menekan penguasa agar memberlakukan sistem monarki konstitusional seperti di Inggris dan membuka parlemen ala Barat.
Teruslah Berdakwah
Dakwah, begitu luas maknanya. Dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara selama tidak melanggar syariat, ada kebaikan dan kebenaran yang ingin disampaikan. Dakwah bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Dakwah, sekecil apa pun tetap memiliki pengaruh selama yang dilakukan benar sesuai syarak, terus dilakukan tanpa lelah, dan menyampaikan kebenaran.
Wahai para muslimah, tak ada alasan untuk tidak berdakwah. Gunakan sosmedmu, penamu, jarimu, dan lisanmu yang dituangkan dalam tulisan untuk kebaikan dan dakwah. Bukankah segala apa yang kita lakukan di dunia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak? Maka, gunakan segala potensi yang Allah beri hanya untuk kemuliaan Islam dan kaum muslim. Jangan sampai merugi di ending kehidupan kita.
Duhai Allah, ampuni kami yang belum optimal dalam dakwah ini. Ampuni kami, yang masih tersibukkan dengan urusan duniawi. Ampuni kami, yang sering menipu diri, hingga membuat kami terkadang berhenti dan menepi. Dengan alasan ingin memperbaiki diri, tak layak diri di jalan suci ini. Ah, fitnah dunia mengalihkan pandangan keabadian dengan fatamorgana. Membuat kami terlena dan tergelincir hubud dunya.
Kini, kami mencoba bangkit di jalan dakwah, berbenah walau terkadang lelah demi pertemuan dengan-Mu dan imbalan janah. Kami malu melihat muslim dan pejuang Palestina, pandangannya jauh ke akhirat dan dijamin janah. Syahid menjadi hadiah. Kami malu melihat keberanian dan kokohnya iman mereka. Tak akan lagi kami terlena dunia fana yang penuh fatamorgana. Bersegera dalam kebaikan, dakwah, dan menunaikan amanah menjemput janji Allah dan bisyarahRasulullah saw. agar Islam kembali memimpin dunia.
Khatimah
Cukuplah hadis Baginda Rasul saw. menjadi cambuk penyemangat bagi kita semua yang mengaku umatnya. Dari Ya’qub bin Utbah bin al-Mughirah bin al-Akhnas, Rasulullah bersabda, "Wahai Paman, demi Allah, kalaupun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini (penyampaian risalah), sehingga Allah memenangkannya atau aku binasa, pastilah tidak akan aku meninggalkannya”.Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Ishaq dalam al-Maghazi (Sirah Ibnu Hisyam).
Wallahu a'lam bishawab. []
MasyaaAllah, kapan lagi julid diganjar pahala.. InsyaaAllah..
Masyaallah, julid yang melahirkan kebaikan ya. Memang sih, kita marah lihat kelakuan Zionis, tapi tidak mampu berbuat banyak selain doa dan julid, hehe ...
Julidnya netizen yg akhirnya bisa bermanfaat..
Barakallah mbak Sherly
Wa fiik barakallah ❤️❤️❤️
Julid yang mengandung pahala kalau mengikuti aturan Allah ya Teh
Betul
Barakallah bunda sherly...
Wa fiik barakallah
Masyaallah. Selalu ada jalan untuk menyampaikan dakwah Islam. Barakallah mba @Sherly
Wa fiik barakallah ❤️
Julid fi sabilillah adalah julid yang berpahala selama mengikuti aturan yang tidak melanggar Islam. Barakallahu fiik untuk penulis.
Wa fiik barakallah ❤️
Jazaakillah Khair mom Andrea dan Tim NP. Semoga bermanfaat untuk umat.
Walau naskahnya belum sesuai kriteria challenge motivasi di NP
Julid fii sabilillah jihad untuk kebaikan
Betul