Dalam beribadah kita dapat mengalami kejenuhan atau kebosanan. Hal ini terjadi karena melakukan ibadah secara berlebihan.
Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pernahkah Anda merasa jenuh? Pasti pernah, ‘kan? Rasa jenuh terhadap sesuatu bisa muncul kapan saja. Seperti yang saya alami saat belajar bahasa Arab. Bahkan, rasa jenuh itu juga pernah muncul saat menulis. Mengapa ya, rasa jenuh itu bisa muncul dan bagaimana cara mengatasinya?
Penyebab Jenuh
Munculnya rasa jenuh merupakan satu hal yang biasa dialami oleh manusia. Maklumlah, manusia itu makhluk hidup, bukan benda mati. Ia mempunyai perasaan yang dapat berubah-ubah karena perubahan situasi dan kondisi.
Ternyata, rasa jenuh ini dapat dipahami secara medis. Laman kompas.com yang mengutip dari Healthline menyebutkan beberapa penyebab munculnya rasa jenuh. Pertama, melakukan aktivitas berulang-ulang dalam waktu yang lama. Seperti yang kita alami saat belajar sesuatu selama beberapa tahun. Setiap hari kita harus mempelajari materi yang disampaikan dan mengerjakan tugas yang diberikan. Meskipun materi dan tugasnya ringan, hal itu dapat memunculkan rasa jenuh karena sudah kita lakukan sebagai satu rutinitas dalam waktu yang lama.
Begitu pula saat kita menjadi karyawan yang harus pergi ke kantor setiap pagi. Setelah itu, kita harus menghadapi tumpukan dokumen yang membuat kening kita mengernyit. Belum lagi perintah dari atasan yang terkadang tidak memahami kondisi psikologis kita yang sedang kurang bagus.
Kedua, takut melakukan kesalahan. Hal ini biasanya terjadi jika kita telah melakukan beberapa kali kesalahan. Akibatnya, kita merasa trauma dan khawatir akan melakukan kesalahan lagi.
Ketiga, merasa tidak mampu. Tugas yang berat sering membuat kita merasa tidak mampu. Padahal, kita belum mencoba mengerjakannya. Keempat, kehilangan minat atau demotivasi. Kelima, instruksi yang membingungkan. Hal ini membuat kita tidak mengetahui apa yang harus dilakukan.
Nah, kalau rasa jenuh ini menyerang, jangan kita biarkan berlarut-larut. Sebaliknya, kita harus segera mengatasinya. Dengan demikian, kita dapat segera menyelesaikan satu tugas dan melakukan tugas berikutnya.
Tip Mengatasi Rasa Jenuh
Untuk mengatasi rasa jenuh, kita dapat melakukan beberapa hal. Pertama, berhenti sejenak dari aktivitas tersebut. Kita dapat beristirahat atau tidur sebentar. Kita juga dapat melakukan aktivitas lain seperti berolahraga atau bercengkerama dengan keluarga serta sahabat. Hal-hal seperti ini akan membuat pikiran kita kembali segar sehingga siap untuk melanjutkan aktivitas.
Kedua, mengingat manfaat yang kita peroleh dari aktivitas tersebut. Misalnya, saat jenuh belajar bahasa Arab, kita ingatkan diri kita pada manfaat yang telah dan akan kita peroleh. Dengan terus belajar, tsaqafah kita akan bertambah sedikit demi sedikit. Misalnya, bertambahnya kosakata, bertambahnya pemahaman terhadap ilmu nahwu sharaf, dan sebagainya. Sayang ‘kan, jika kita kehilangan kesempatan untuk menambah tsaqafah tersebut hanya karena jenuh belajar?
Ketiga, mengubah kesulitan menjadi tantangan. Dalam hal ini kita harus mengubah cara berpikir kita. Misalnya, saat merasa kesulitan dalam menyelesaikan naskah tulisan karena tema yang berat, kita harus yakin bahwa kita mampu melakukannya. Kita bayangkan manfaat tulisan itu bagi mereka yang membacanya. Bahkan, manfaatnya dalam membangun peradaban.
Jangan sampai kita memiliki keinginan untuk berhenti menulis hanya karena hal itu. Jika keinginan seperti itu muncul, bayangkan apa yang akan kita lakukan jika kita tidak menulis. Kita pasti akan disibukkan oleh hal lain yang belum tentu bermanfaat. Dan yang lebih berat lagi adalah kita akan merasa kesulitan saat akan memulai menulis lagi.
Keempat, meniatkan setiap aktivitas untuk mencari rida Allah Swt. Jika setiap aktivitas kita tujukan untuk mendapatkan rida-Nya, akan bernilai ibadah. Berbagai kesulitan atau kebosanan akan dapat kita kalahkan karenanya. Hal itu karena kita meyakini bahwa ada ganjaran berupa pahala dari Allah Swt. yang dijanjikan bagi kita. Dengan demikian, hal itu akan menjadi tambahan amal sehingga menambah berat timbangan amal baik kita di akhirat kelak.
Kelima, memohon kepada Allah Swt. agar memberi pertolongan kepada kita. Bagaimanapun, tidak ada satu peristiwa yang terjadi di dunia ini tanpa kehendak Allah Swt. Dengan berdoa kepada-Nya, kita berharap rasa jenuh itu akan hilang sehingga kita diberi kemudahan dalam menyelesaikan urusan kita.
Jenuh Beribadah
Ternyata, rasa jenuh juga bisa datang dalam beribadah. Hal itu dapat terjadi jika kita berlebihan dalam melakukannya. Oleh karena itu, Rasulullah saw. melarang kita berlebihan dalam beribadah. Dalam beberapa hadis dikisahkan bahwa ada sahabat yang melakukan hal ini. Salah satunya adalah Abdullah bin Amr. Ia menikahi seorang wanita Quraisy. Namun, ia tidak menggaulinya karena sibuk berpuasa sunah dan salat malam.
Ketika hal itu disampaikannya kepada Rasulullah saw., beliau memerintahkan Abdullah bin Amr untuk berpuasa tiga hari dalam satu bulan. Abdullah bin Amr menjawab bahwa ia mampu melakukan lebih dari itu. Rasulullah saw. kemudian memerintahkannya untuk berpuasa sehari dan berbuka sehari.
Demikian pula dalam mengkhatamkan Al-Qur'an. Rasulullah saw. awalnya memerintahkan kepada Abdullah bin Amr untuk mengkhatamkan Al-Qur'an satu bulan sekali. Ketika Abdullah bin Amr mengatakan bahwa ia mampu melakukan lebih dari itu, Rasulullah saw. pun memerintahkan kepadanya untuk mengkhatamkannya dalam setengah bulan. Namun, Abdullah bin Amr masih meminta lebih dari itu. Rasulullah saw. kemudian memerintahkannya untuk mengkhatamkannya dalam satu minggu. Setelah Abdullah bin Amr menawar lagi, Rasulullah saw. memerintahkannya untuk mengkhatamkan Al-Qur'an dalam tiga hari sekali. Kemudian beliau saw. bersabda,
إنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَةً وَلِكُلِّ شِرَةِ فَتْرَةً فَمَنْ كَانَتْ شِرَتُهُ إلَى سُنَّتِيْ فَقَدْ أفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إلَى غَيْرِ ذٰلِكَ فَقَدْ هَلَكَ
Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan itu ada masa semangatnya. Siapa saja yang semangatnya sesuai dengan sunahku, sungguh ia telah beruntung. Siapa saja yang tidak sesuai dengan sunahku, sungguh ia telah binasa.”
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad ini menjelaskan bahwa dalam beribadah pun kita dapat mengalami kejenuhan atau kebosanan. Hal ini terjadi jika kita melakukan ibadah secara berlebihan.
Khatimah
Demikianlah, sebagai manusia kita dapat mengalami rasa jenuh atau bosan dalam beraktivitas. Rasa jenuh itu muncul terutama karena kita melakukan aktivitas tersebut berulang-ulang dalam waktu yang lama. Bahkan, rasa jenuh itu juga dapat muncul ketika kita berlebihan dalam beribadah. Oleh karena itu, kita harus melakukan aktivitas kita secara seimbang, tidak berlebihan pada satu hal saja.
Wallahu a’lam bishawab.[]
Barakallah Mba Mariya,,Rasa jenuh dalam beribadah adalah hal yang harus kita cegah..Terima kasih tipsnya
Barakallah mbak Mariyah..
Jenuh adalah manusiawi. Banyak cara untuk bisa mengatasinya
Inggih Mbak, betul
Betul banget mba. Rasa jenuh yang berlarut-larut justru membuat diri merugi . Barakallah mba @Mariyah. Naskahnya menjadi motivasi diri yang kadang terjebak rasa jenuh
Ini pengingat untuk diri saya, Mbak
Jenuh untuk pulih
Terjatuh untuk bangkit
Terluka untuk menang
Barokallah, Mbak Bunda
Tulisannya sangat mencerahkan raga yang mulai jenuh
Mau menyambung puisinya nggak bisa, saya Mbak. Ya sudah, saya aamiinkan saja. Semoga kita bisa segera bangkit dan berlari mengejar mimpi.
Jenuh beraktivitas memang wajar. Istirahat sejenak lalu bangkit kembali itu tak apa. Barakallahu fiik mbak Mariyah.
Betul, Mbak
MasyaAllah benar mb, seperti halnya makanan ya kalau tiap hari dimakan juga akan bosan, karena sudah menjadi rutinitas kadang rasanya kian memudar dan terasa hambar..
Ya Mbak. Menyajikan menu yang tidak membosankan ini juga bikin pusing.
Betul bu, rasa jenuh sangat mungkin terjadi pada aktivitas yang berulang. Manusia memang kadang butuh rehat sejenak untuk menghilangkan kejenuhan dari berbagai aktivitas. Aku pun, hehe ...
Iya Mbak. Saya juga kadang seperti itu.