Challenge NarasiPost.Com, Menyemai Benih Literasi

Menyemai benih literasi

Pelajaran dari tiap challenge yang kita ikuti, pasti selalu memberikan cerita dan pengalaman yang berbeda dan menarik, yang tidak akan pernah sama antara satu challenge dengan challenge yang lain.

Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Awal saya berkenalan dengan NarasiPost.Com bisa dikatakan sedikit unik. Berawal dari ketidaksengajaan melihat status whatsApp seorang teman. Siang itu, saat sedang menidurkan si Bungsu, jari saya tak sengaja menyentuh handphone, sehingga layar handphone bergulir bebas dan berhenti tepat di status tentang opini GERD. Pernah menjalani hidup berstatus sebagai ODG (Orang dengan GERD) selama lebih dari setahun membuat saya sensitif dengan berbagai informasi tentang GERD. Dan kebetulan tulisan tentang GERD itu sedikit mengusik hati saya. Saya rasa, ada bagian yang kurang tepat dari tulisan itu.

Saya pun langsung menghubungi teman tersebut agar bisa menghubungkan saya dengan si penulis. Rencananya sih ingin protes, menyampaikan sedikit unek-unek di hati. Tak perlu waktu lama, tekad saya itu justru membawa saya ke perkenalan dengan Pemred Narasipost.Com (NP), Mom Andrea, begitu biasanya beliau disapa. 

Perkenalan singkat itu juga mengantarkan saya masuk ke dalam grup WhatsApp para kontributor NP. Ya, sebuah grup yang mewadahi para penulis-penulis ideologis dari berbagai wilayah.

Sebenarnya, menulis bukan hal yang baru untuk saya. Sejak duduk di kelas 2 SMK, saya sudah berjibaku dengan dunia kepenulisan. Pernah menjuarai lomba kepenulisan tingkat provinsi waktu SMK. Kemudian, saat saya duduk di bangku kuliah saya juga aktif sebagai tim penulis kampus. Selepas kuliah, saya juga menjadi penulis tetap di salah satu media cetak dan mengisi rubrik tentang keluarga Islam.

Saya pun berniat untuk membuat opini tandingan mengenai GERD. Masih dengan niat awal, memberikan informasi kepada khayalak umum dari sudut pandang seorang ODG. Pikiran saya saat itu, tulisan saya pasti akan dimuat. 

Tak lama, saya mendapatkan pesan balasan dari Mom Andrea. Sebuah pesan yang mungkin terkesan biasa, tapi ternyata tidak biasa untuk saya. Pesan sederhana tapi terkesan mewah. Ya, sebuah pesan berisi mengenai apa-apa saja yang harus diperbaiki dari tulisan saya. Buat saya ini 'wow'. Kenapa? Saya memang sudah lama bergelut dalam dunia kepenulisan, tapi saya hampir tidak pernah mengedit tulisan saya sendiri. Tulisan-tulisan saya sebelumnya sering dimuat sebagaimana yang saya tulis.

Menerima pesan itu tak membuat saya kecewa. Ada hal lain yang saya rasakan di sudut hati. Saya justru mendapatkan motivasi kembali untuk lebih banyak belajar tentang dunia kepenulisan. Terutama mengenai bahasa baku dan nonbaku, kata-kata yang sesuai KBBI dan EYD. Ya, lama di dunia kepenulisan membuat saya kadang lupa dan terlalai. Bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang dan terus meluas. Kemampuan berliterasi harus terus dieksplorasi.

Tidak bisa hanya mencukupkan dengan kemampuan yang ada. Seperti perkataan Umar Bin Khattab bahwa ilmu itu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahap pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua, ia akan rendah hati. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga, maka ia akan merasa tidak ada apa-apanya. Ya, sejatinya ilmu itu luas. Dan membaca adalah salah satu cara untuk meningkatkan ilmu. Islam juga mengakui hal ini. Ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad saw. adalah surah Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Firman Allah Swt. di ayat pertama dalam surah ini :

 اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ

Yang artinya : "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan."

Perintah pertama kepada Nabi Muhammad adalah membaca. Karena dengan membaca Al-Qur'an, kita akan dapat memahami dan mengamalkan isinya.

Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam dunia literasi, baca dan tulis adalah faktor utama yang harus dimiliki seseorang dalam kemampuan dasar berliterasi. Dengan membaca, seseorang akan memiliki banyak ilmu pengetahuan. Membaca juga merupakan jembatan utama untuk meniti ilmu. Di zaman digital saat ini, aktivitas membaca tak mengharuskan kita pergi ke perpustakaan atau membawa buku ke mana pun pergi. Tapi hanya dengan bermodalkan gadget dan kuota internet, kita bebas berselancar di dunia maya, bebas mencari ilmu dan informasi apa pun dari belahan dunia mana pun. Dunia dalam genggaman, mungkin menjadi istilah yang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi saat ini.

Dari perkenalam saya dan Mom Andrea, saya juga menyadari bahwa tak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah ditetapkan Allah. Dengan siapa kita akan bertemu dan berkomunikasi di hari ini. Bahkan sekecil apa pun peristiwa, tetap ada campur tangan Allah, termasuk ketidaksengajaan yang mengantarkan saya kepada perkenalan dengan NP. Ada hikmah dalam tiap detik perjalanan hidup manusia. 

Jika saat itu saya tak membaca tulisan tentang gerd, mungkin saya tidak berkenalan dengan Mom Andrea dan tim NP. Berkarya untuk NP tak sekadar membuat saya menjadi penulis, tapi menjadi penulis sekaligus editor untuk tulisan saya sendiri. Ibarat pepatah “Sambil menyelam minum air”. Ternyata masih banyak hal yang harus saya pelajari tentang dunia kepenulisan.

Lalu bagaimana dengan challenge NP? Pada dasarnya saya sangat menyukai tantangan. Dengan adanya tantangan, jiwa adrenalin akan bergejolak. Diri ini akan berusaha memberikan yang terbaik dengan mengeksplor kemampuan. Perkara menang dan kalah itu hal yang lumrah dalam setiap kompetisi. Tapi pelajaran dari tiap challenge yang kita ikuti, pasti selalu memberikan cerita dan pengalaman yang berbeda dan menarik, yang tidak akan pernah sama antara satu challenge dengan challenge yang lain. Dan ini menjadi suatu kebahagiaan bagi saya. Kelak saya bisa berbagi banyak pengalaman dan pelajaran hidup kepada anak-anak.

Saya juga bertekad kuat untuk berdedikasi mengirim rutin tulisan ke NP. Walau dengan segala keterbatasan saya saat ini, yakni mengurus tiga balita sekaligus tanpa asisten rumah tangga, menjalankan amanah sebagai istri dan juga amanah sebagai penyampai Islam ke tengah umat. Belum lagi kendala-kendala teknis yang sering tak terduga. Anyway, enjoy it. Allah memberikan suatu kondisi bukan untuk kita keluhkan, tapi untuk menjadi batu loncatan agar kita bisa menjadi lebih baik.

Oh iya. Ada satu hal yang belum saya ceritakan. Saat awal berkomunikasi dengan Mom Andrea, saya mencoba memutar ulang ingatan saya dengan nama yang sepertinya tak asing ini. Ternyata, teman kuliah saya dulu pernah menjadi salah satu kontributor di NP. Ia pernah bercerita bahwa dirinya begitu senang bisa bergabung di NP dan berkenalan dengan Pemrednya yang berdomisili di Australia. Entah mengapa cerita teman saya di waktu lampau itu tak saya indahkan. Ceritanya hanya saya simpan di dalam benak. Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa perkenalan saya dengan Mom Andrea dan tim NP yang baru terjadi tahun ini juga sudah menjadi ketetapan Allah. Jika waktu itu saya merespons cerita teman saya dan ikut bergabung sebagai kontributor NP, bisa jadi pelajaran dan hikmah yang saya dapat tidak begitu membekas sebagaimana perkenalan tahun ini. Sekali lagi, Allah adalah sutradara terbaik dalam skenario kehidupan kita. Semoga lewat NP akan semakin banyak penulis-penulis ideologis andal yang terlahir untuk menaklukkan dunia lewat goresan pena! Salam literasi. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Arum Indah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Self Reminder
Next
Ngaso
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
9 months ago

Bener Mba, di NP Kemampuan berliterasi KITA akan terus di upgrade. Timnya loyal dalam berbagi ilmu, dan ikhlas dalam menunjukkan letak kesalahan kita

Firda Umayah
Firda Umayah
9 months ago

Semoga istikamah bergabung bersama keluarga besar NP mbak Arum

Deena
Deena
9 months ago

Barakallah.. Mbak Arum

Atien
Atien
9 months ago

Betul mba. Bersama NP kita bisa mendapatkan banyak ilmu tentang kepenulisan dan teman satu pemahaman. Barakallah@Arum

Sartinah
Sartinah
9 months ago

Betul mbak, gak ada yang kebetulan di dunia ini, termasuk menjadi penulis, mengenal NP, dan jadi penulis setia di media dakwah ini. Barakallah

Bedoon Essem
Bedoon Essem
9 months ago

MasyaAllah tabarakallah lewat artikel GERD ya mb? Tapi alhamdulillah jadi kenal ma media keren ya mb..

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
9 months ago

NP memang membuat kita ketagihan untuk menulis. Karena kita jadi tahu apakah tulisan kita benar-benar layak dipublikasi atau tidak.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram