Dengan adanya challenge, penulis yang awalnya berada dalam zona nyaman berusaha untuk keluar dari zona tersebut dan mencoba rubrik lainnya.
Oleh. Siti Komariah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Cukup lama aku mengenal media NarasiPost.Com. Namun, aku belum menjadi bagian dari warga Konapost (Kontributor NarasiPost). Aku mengenal media tersebut sebagai salah satu wadah bagi para penulis, sebagaimana media-media lain yang menyuarakan dakwah lewat aksara.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu pada akhir tahun 2022, aku mulai mencoba mengirimkan naskahku ke sana. Ternyata ada yang berbeda dengan media ini. Kesempurnaan naskah melalui surat cinta ditunjukkan media ini. Surat cinta tersebut membuat setiap penulis harus memperbaiki naskah mereka yang tidak sesuai dengan KBBI, EYD, dan lainnya. Surat cinta dikirimkan dengan memberitahukan apa-apa saja yang salah untuk diperbaiki. Setelah perbaikan, naskah dikirim dan bisa dimuat di web NarasiPost.Com. Di sisi lain, media NarasiPost.Com juga sering mengadakan challengebagi para penulis ideologis.
Kisahku
Awal pertama aku mengikuti challenge NarasiPost.Com yakni tahun 2022. Challenge untuk memperingati Milad Ke-2 NarasiPost.Com dengan berbagai rubrik, mulai opini, motivasi, tim redaksi, dan rubrik lainnya. Pada awal challenge, aku hanya mencoba menantang diriku, apakah aku bisa menyelesaikan challenge ataukah tidak? Alhamdulillah, aku pun bisa mengikutinya, walaupun aku tidak mendapatkan juara. Tetapi aku bangga bisa menaklukkan challenge pertamaku.
Selang beberapa waktu, tepat di akhir tahun 2022 aku mulai mengirimkan naskahku ke NarasiPost.Com. Dan beberapa kali mengirimkan naskah, Mom Andrea selaku Pimpinan Redaksi NarasiPost memasukkan aku untuk menjadi anggota dari Konapost. Dari situ, aku mulai aktif mengirimkan naskahku. Belum lama menjadi warga Konapost, pada 15 Juli 2023, Mbak Mimi Mutmainnah sebagai admin Konapost memberikan kabar gembira bahwa NarasiPost.Com akan mengadakan challenge ke-7. Challenge kali ini pun hampir sama dengan challenge yang pertama aku ikuti, yaitu mengambil banyak rubrik mulai dari opini dan worldnews, motivasi dan family, cerpen dan true story, video reel, danchallenge tim inti NarasiPost.
Hadiah yang terpampang untuk challenge kali ini pun tidak tanggung-tanggung yang membuat warga Konapost, termasuk saya tergiur. Bagaimana tidak, challenge NarasiPost kali ini mempersiapkan hadiah yang luar biasa. Kalau tidak salah, Mom Andrea menyebutkan total hadiah keseluruhan hampir Rp30 juta. Masyaallah. Namun benar kiranya jika dijumlahkan keseluruhan hadiahnya, bahkan bisa lebih. Lihat saja, hadiah utamanya bagi juara umum 4 kategori yaitu sebuah laptop yang bernilai Rp5 juta, ada juga rilis buku solo untuk pemenang setiap rubrik, uang tunai, dan hadiah menarik lainnya. Hati siapa yang tidak goyah dengan hadiah yang begitu menarik.
Seperti biasa, aku hanya mengikuti satu rubrik yakni worldnews, dikarenakan aku belum berani keluar dari zona nyamanku menulis rubrik lainnya. Saat pengumuman tiba, alhamdulillah namaku berada di urutan ke-7 pemenang kategori worldnews dan opini. Rasa bahagia dan syukur pun tidak terhingga. Ternyata aku bisa menjadi salah satu pemenang dari sekian banyaknya naskah yang masuk di meja redaksi, dan bersaing dengan naskah-naskah dari para senior yang keren-keren. Selain itu, aku pun tidak menyangka juga bisa menjadi salah satu pemenang dari challenge ini, karena aku ketahui bahwa penilaian dari para juri sangat objektif dan ketat. Kesempurnaan naskah adalah hal paling diutamakan. Penulisan harus sesuai KBBI, EYD, angle tulisan harus menarik, struktur kalimat harus tepat, dan lainnya.
Challenge Narasipost.Com di Mataku
Dalam pandanganku, challenge NarasiPost.Com bukan sekadar challenge-challenge biasa seperti yang diadakan oleh media lainnya. Namun, challenge NarasiPost mengajarkan banyak pelajaran di dalamnya. Ada beberapa pelajaran yang secara tidak langsung bisa dipetik di dalam challenge ini, yaitu :
Pertama, mengajarkan sebuah keikhlasan. Setiap challenge NarasiPost memang selalu menyuguhkan hadiah-hadiah yang menarik perhatian bagi para penulis. Jujur saja, baqa siapa yang tidak tertarik dengan hadiah yang begitu besar. Jelas ini menantang jiwa-jiwa para penulis untuk mendapatkan hadiah tersebut. Saya awalnya pun demikian. Melihat hadiah yang luar biasa, baqa saya pun ingin mendapatkan hadiah tersebut.
Namun, dengan gemerlapnya hadiah yang disuguhkan dalam challenge, hendaknya jangan sampai membuat diri terlena. Lupa akan hakikat kita sebagai penulis ideologis, sehingga kita wajib berpikir kembali bahwa apa yang kita lakukan sejatinya tidak hanya mengejar hadiah sekejap. Akan tetapi, wajib meluruskan niat untuk meraih hadiah terindah yang kekal di sana yakni rida Allah Swt. untuk meraih surga-Nya. Apa yang kita tulis nantinya menjadi salah satu ladang pahala bagi kita. Dengan meluruskan niat, maka semua akan indah walaupun tidak meraih juara. Sebab, kita menulis dengan keikhlasan untuk menyadarkan umat tentang buruknya sistem saat ini dan bersama menyatukan pemikiran dan perasaan menyongsong kebangkitan Islam.
Kedua, challenge NarasiPost sebagai pemacu diri. Setiap penulis memiliki zona nyamannya tersendiri, begitupun dengan diriku. Aku selalu berada dalam zona nyamanku yakni menulis rubrik opini. Aku belum berani keluar dari zona nyaman tersebut untuk menulis rubrik lainnya, seperti motivasi, true story, dan lain sebagainya. Sebab, aku sendiri tipe orang yang sulit untuk merangkai diksi yang menyentuh hati.
Namun, dengan adanya challenge, penulis yang awalnya berada dalam zona nyaman berusaha untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mencoba rubrik lainnya. Sebagaimana teman saya, Mbak Sartinah yang dibilang dia adalah penakluk challenge NarasiPost kategori opini. Zona nyamannya pun sama dengan diriku, yakni opini. Bahkan, di challenge ke-7 NarasiPost kemarin, dia tidak boleh mengikuti kategori opini dan worldnews oleh Mom Andrea, ini untuk memberikan kesempatan kepada para penulis lain untuk meraih juara. Dia juga mengaku bahwa sulit keluar dari zona nyaman. Namun, ketika challenge NarasiPost dia bisa menulis berbagai rubrik yang keren-keren.Barakallah Mbak Tinah.
Ketiga, mengasah ketelitian pada naskah. Bagiku challenge NarasiPost mengajarkanku untuk mengasah ketelitian sebuah naskah, baik dari kesesuaian tiap kata dengan kaidah KBBI, struktur kalimat, hingga pengambilan ide-ide yang unik dan konsisten dalam pengembangan ide tersebut sehingga mampu membuat para pembaca tertarik.
Keempat, menjadi penyemangat baru. Ada kalanya kadar keimanan seseorang naik, ada kalanya juga menurun. Begitu pun dengan seseorang saat menorehkan pena untuk menghasilkan sebuah karya. Terkadang juga mengalami kemalasan yang membuat kita menggantung pena, kalau di grup Konapost sering disebutnya "mojok". Namun, dengan adanya challenge yang diadakan oleh NarasiPost, maka banyak yang akan mengambil pena dan menggoreskannya untuk menghasilkan sebuah karya. Menaklukkan kemalasan untuk mengikuti challenge tersebut. Challenge ini menjadi salah satu penyemangat baru bagi diri saya pribadi untuk terus berkarya dan mengembangkan diri dalam berbagai genre. Menjadi pelecut diri memperbaiki setiap kata demi kata agar sesuai dengan kaidah KBBI, dan memiliki struktur kalimat yang baik.
Kelima, tanda kasih sayang Bu Pimred. Challenge NarasiPost bukan hanya sekadar apresiasi bagi penulis hebat. Challenge ini bisa dikatakan sebagai bentuk kasih sayang Mom Andrea sebagai Pimpinan Redaksi NarasiPost.Com yang mendedikasikan pemikiran, tenaga, dan hartanya untuk para penulis hebat. Beliau adalah orang yang super sibuk, namun masih menyempatkan diri mengadakan challenge untuk para penulis. Kasih sayang ini yang harusnya bisa menyadarkan kita bahwa dakwah masih belum usai, masih banyak PR yang harus kita lakukan agar rakyat di dunia ini dapat membuka mata akan indahnya Islam. Melahirkan para penulis hebat yang siap membongkar ide-ide busuk kapitalisme dengan memberikan pencerahan dari sisi Islam.
Itulah yang kurasakan selama berada menjadi Kontrobutor NarasiPost.Com dan merasakan makna challenge-challenge yang diselenggarakannya.[]
MasyaaALLAH, Barakallah Mba SitKom,, keren selalu makin produktif
Masyaallah, mantap Mbak. Barokallahu fiik
Masyaallah tabarakallah keren mb Siti Komariah. Semangat terus mendulang prestasi di NP
Mantab, barakallah mb Riyah..
Baraakallah Mbak Siti
Storynya Mantab ❤️
Banyak hikmah dibalik challenge NP
MasyaAllah, benar Mbak challenge NP memang luar biasa menggoda hadiahnya. Tapi semua penulis ideologis harus ingat untuk meluruskan niat. Menulis bukan semata-mata mengejar hadiah. Tetapi yang utama adalah dakwah bil qalam . Kalau pun tidak mendapat hadiah dari PemredNP, tapi Allahb akan tetap memberi rewand. Yakni berupa pahala dakwah.
Masyaallah. Sisi kejelian seorang penulis yang menjadikan dirinya penulis hebat . Barakallah mba @ Siti, story-,nya keren
Wah hebat nih bisa mengambil pelajaran tersirat dari challenge2 nya
Segala sesuatu yg kita lakukan memang harus ikhlas, karena mengharap rida Allah semata. Setiap amal tergantung niatnya. Semoga kita termasuk yg ikhlas dlm menjalankan setiap amanah, aamiin.
Barakallah mbak Kom. Setiap penulis punya cerita sendiri ya dengan challenge NP. Ini udah selesai, katanya masih nunggu wangsit, hehe ...
Eh, namaku ikutan nongkrong di naskah.
Masih belajar atuh. Masih banyak yang perlu diperbaiki.
Maaf ngeh. Saya catut namanya sampean. Memang sampean keren sih