Dakwah Jalan Hidupku

Dakwah jalan hidupku

Beruntunglah orang-orang yang berdakwah, karena hanya dengan lisannya, bisa beramal jariah, sebaik-baik amalan yang pahalanya terus mengalir tanpa henti.

Oleh. Puspita Ningtiyas, SE
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Dakwah adalah aktivitas menyeru atau mengajak. secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab dari kata da'a-yad'u-da'watan. Kata tersebut memiliki kesamaan makna dengan an Nida' yang artinya memanggil, mengajak, menyeru.

Dakwah adalah bagian dari syariat Islam, aktivitas para nabi dan sebuah kemuliaan yang sayang sekali jika kita lewatkan. Allah Swt. berfirman di dalam surah Yusuf 108 :
“Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (seluruh manusia) kepada Allah dengan bukti yang nyata.’” ( Yusuf :108 )

Setiap jalan yang ditempuh Nabi Muhammad adalah jalan yang diperintahkan untuk umatnya. Tidak ada sebaik–baik jalan melainkan jalan yang ditempuh Nabi Muhammad saw., karena sebaik-baik teladan adalah Nabi Muhammad saw.

Selain itu, perkataan yang terbaik adalah perkataan untuk menyeru kepada Islam. Jika ada kalimat yang terindah di dunia ini, maka yang paling indah adalah kalimat dakwah. Jika ada syair sastra yang menyentuh jiwa, maka tidak ada yang melebihi ayat-ayat-Nya. Maka menjadi bagian penyeru kalimat Allah berarti menjadi penjadi insan pemilik lisan terbaik dengan menyerukan kalimat-kalimat terbaik.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri’” ( Fushilat : 33 )

Sebuah ilmu akan sia-sia jika tidak diamalkan, dan ternyata sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Tidak boleh ada amal perbuatan tanpa ilmu, dan tidak boleh juga ada ilmu tanpa amal praktik yang dilakukan. Maka yang telah memahami kewajiban dakwah harus bergerilya menyebarkan Islam ke lapisan-lapisan masyarakat dengan kapasitas yang dimiliki masing-masing. Kondisi masyarakat yang semakin sekuler seperti saat ini juga cukup jelas menunjukkan kebutuhan akan dakwah. Kalau bukan dengan dakwah, lantas dengan apa kita menjadikan masyarakat sadar dan mau menjalankan ajaran atau syariat Islam ?

“Betapa besarnya murka Allah, kamu mengatakan apa yang kamu tidak lakukan.” (QS. AsSaff : 3)

Pesan dakwah dari seorang ulama tabi’in bernama Abdullah ibnu Mubarok atau lebih dikenal Ibnu Mubarok patut kita renungkan bersama. Ibnu Mubarok adalah seorang ahli fikih, ahli hadis, punya sikap wara’ atau hati-hati, tepercaya (bahasa Arab: ثبت (dalam bidang hadis, zuhud, suka berjihad (bahasa Arab: ,)مجاهد sangat alim (bahasa Arab:)العالمة pemberani, dermawan, ahli sejarah, dan lain-lain. Sosoknya dijuluki “Pemuda yang Ideal” karena kedalamannya dalam beragama dan kesungguhannya dalam berjihad di medang perang.

Kedalamannya dalam menjalankan agama Islam, menjadikannya sosok ulama terkemuka pada masanya, faquh fiddin sekaligus ahli jihad. Ibnu Mubarok pernah mengirimkan surat kepada
sahabatnya Fudhail Bin Iyadh, seorang ulama di masjid Haramain, yang menunjukkan kesungguhannya dalam menyebarkan agama Islam. Surat itu hingga kini masih ada dan menjadi senandung nasyid yang dinyanyikan oleh kaum muslimin sebagai pengingat sosoknya yang luar biasa, dan juga pengingat bahwa Islam harus disebarkan ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.

Wahai manusia yang beribadah di Haramain
Andaikan engkau melihat kami
Tentu akan mengerti bahwa engkau bermain-main dalam ibadah
Barangsiapa lehernya bersimpah air mata
Maka, pangkal leher kami berlimpah darah tertumpah
Atau kudanya bersusah payah dalam kebatilan
Maka, kuda-kuda kami berletih lesu pada hari tiada kesenangan
Kalian menghirup aroma wewangian ,
Sedangkan wewangian kami adalah kilatan kuku kuda dan debu yang paling semerbak
Dan telah datang kepada kita sabda Nabi kita
Sabda yang benar, jujur, tidak bias didustakan
Tiada bersemayam debu kuda Allah pada hidung seseorang
Bersama asap api nereka yang menyala-nyala
Inilah kitab Allah berwacana kepada kita
Tak bisa didustakan; Tidaklah para syuhada’ itu mati

Waktu itu pendek. Sependek Allah Swt. menjelaskannya dalam surah yang sangat pendek, surah Al-Ashr. Karena waktu itu pendek, banyak yang terlewat untuk memanfaatkannya dengan baik. Banyak yang merugi dan akhirnya menyesal di endingnya. Sangat tepat Allah mengatakan setiap manusia adalah merugi. Oleh karena itu, manusia harusnya memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya agar tidak tergolong orang yang merugi. Dengan cara apa? dengan cara menjadikan setiap perbuatannya bernilai ibadah, dan memilih amal cerdas untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Amalan tersebut adalah saling menasihati dalam hal kebaikan dan saling menasihati untuk tetap di jalan kesabaran. Intinya adalah mengambil aktivitas dakwah sebagai jalan hidup.

Aktivitas dakwah menjadikan ilmu kita bermanfaat untuk sesama. Dan ilmu bermanfaat akan terus mengalirkan pahala kepada pelakunya sampai kapan pun, selama ilmu itu digunakan dan dimanfaatkan. Inilah alasan kenapa dengan dakwah orang akan beruntung, meski waktu yang dimiliki terbatas. Beruntunglah orang-orang yang berdakwah, karena hanya dengan lisannya, bisa beramal jariah, sebaik-baik amalan yang pahalanya terus mengalir tanpa henti.

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. pernah bersabda, "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan kepadanya." (HR. Muslim) []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Puspita Ningtiyas Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Arab Saudi Amplifier Sekularisme?
Next
Perundingan Palestina di Meja Dunia, Adakah Perubahan?
3 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Maman El Hakiem
Maman El Hakiem
11 months ago

Barakallah.....sungguh meghentakan jiwa untuk bangkit berdakwah.

Dyah Rini
Dyah Rini
11 months ago

Semoga para pengemban dakwah tetap istikamah menapaki jalan para nabi. Jalan yang terjal penuh onak duri. Walau rintangan dan godaan selalu menghadang tidak menjadikannya futur. Yakin bahwa siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya di dunia

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
11 months ago

Dakwah adalah poros hidup seong mukmin. Warisan mulia para Nabi, sahabat, dan alim ulama. Beruntunglah mereka yg senantiasa melakoni aktivitas dakwah di setiap hentakan napasnya. Semoga keistikamahan memperjuangkan agama Allah terus menyelimuti hingga maut meminang. Aamiin

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram