Tatap Masa Depan Cerah di 2021

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian akibat dari perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar.
(TQS. Ar ruum : 41)

Oleh. Irma Setyawati, S.Pd (pemerhati masalah sosial)

NarasiPost.Com-Tak terasa kita telah melewati tahun 2020 yang penuh duka akibat goncangan pandemi dan dampaknya hingga hari ini tak nampak ujung akhirnya. Dan kini 2021 sudah tiba. Semua pasti berharap bahwa tahun ini jauh lebih baik dari tahun kemarin, kan? Sejatinya orang yang beruntung adalah orang yang hari esoknya lebih baik dari hari ini. Bangsa yang beruntung adalah bangsa yang kondisi kedepannya lebih baik dari kondisi saat ini.

Berbicara tentang kondisi bangsa ini, rasanya sesak dada ini ketika hendak mendeskripsikannya. Dikarenakan cukup kompleksnya persoalan yang melanda bangsa ini.
Secara fitrah, kita sebagai manusia ketika menyaksikan di depan mata ada realitas yang buruk, tentu kita tidak mau menerima realitas itu begitu saja. Kita tentu ingin mengubahnya. Jika realitas itu buruk, maka kita akan mengubahnya menjadi baik. Dan jika realitas tersebut baik, kita tentu ingin membuatnya lebih baik lagi.
Namun pertanyaannya, ketika kita mau mengubah realitas yang buruk menjadi baik, kita juga harus berpikir dengan apa kita mengubah realitas yang buruk tersebut agar menjadi baik, sehingga perubahan yang dicapai adalah perubahan yang hakiki, bukan perubahan yang semu.

Untuk mewujudkan perubahan hakiki bagi bangsa ini, kita pun juga harus berpikir secara mendalam dan cemerlang, apa yang menyebabkan kian hari kondisi bangsa ini kian memburuk dan terperosok dalam kerusakan? Patutlah kiranya kita merenungi firman Allah Swt di dalam QS. Ar ruum: 41 yang artinya:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian akibat dari perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar.
(TQS. Ar ruum : 41)

Ditegaskan oleh As Syaukani bahwa fasad yang dimaksud oleh ayat di atas adalah mencakup semua jenis kerusakan baik kerusakan alam, kerusakan ekonomi, pendidikan, politik, moral,dll. Tercakup dalam kata al fasad baik yang tampak nyata di darat maupun di lautan. Berbagai kerusakan tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba. Dijelaskan oleh para mufassir, yang dimaksud karena ulah perbuatan manusia adalah karena dosa dan maksiat yang dilakukan oleh manusia.

Di dalam QS.Thaha: 124, Allah Swt juga berfirman yang artinya:

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
(TQS. Thaha : 124 )

Dan ayat di atas menegaskan bahwa kehidupan yang sempit yang dialami manusia itu diakibatkan karena berpalingnya manusia dari syariat – syariat Allah Swt.
Jadi, ketika kita merujuk kepada dua ayat di atas, bisa dipastikan pangkal dari kerusakan yang menimpa bangsa ini adalah dikarenakan bangsa ini tidak mengambil dan menerapkan syariat Allah Swt sehingga terperosok pada kerusakan di seluruh aspek kehidupan.

Dan bagaimana bangsa ini bisa berubah dengan perubahan yang benar dan hakiki, tentunya bangsa ini haruslah bersegera mengambil dan menerapkan Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan dan membuang sistem demokrasi yang menjadikan manusia dan akalnya sebagai sumber hukum, bukan aturan Allah SWT sebagai sumber hukumnya.
Untuk itu, kita pun juga perlu mengambil metode Islam dalam menerapkan syariat Islam kaffah yaitu dengan institusi Khilafah, bukan institusi lainnya . Karena syariat Islam tidak mungkin bisa di terapkan kecuali ada institusi yang mewadahinya, yaitu Khilafah.

Tentang imamah atau khilafah, menurut Imam al Mawardi As syafi’i mengatakan bahwa imamah itu menduduki posisi Khilafah Nubuwwah yang menduduki posisi menjaga politik yang bersifat duniawi. Ibnu Khaldun pun menjelaskan :

Ketika kami jelaskan hakikat jabatan ini, dan bahwa jabatan ini merupakan substansi (pengganti) dari pemilik syariat dalam menjaga agama dan mengurus dunia dengan agama, maka di sebut Khilafah dan Imamah. Orang yang menjalankannya di sebut Khilafah dan Imam”.

Jadi, untuk mewujudkan perubahan hakiki bagi bangsa ini di tahun 2021, umat Islam haruslah memfokuskan pada upaya bersama untuk membuang sistem demokrasi hingga ke akar-akarnya dan menggantinya dengan penerapan syariat Islam secara kaffah dalam institusi Khilafah agar masa depan cerah bisa kita tatap di tahun 2021.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Irma Setyawati, S.Pd Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Berbaik Sangka Kepada Allah
Next
Adakah Sa'id bin Musayyab Masa Kini?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram