Cosplay, Hobi Mahal Pecinta Budaya Pop

Cosplay

Bagi muslim, tujuan hidupnya adalah meraih rida Allah Swt. Dia akan memandang dunia dengan pandangan yang khas. Dunia bukanlah tempat bersenang-senang.

Oleh. Ragil Rahayu, S.E.
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Pernahkah Anda melihat seseorang berpakaian ala super hero yang mirip sekali dengan aslinya? Ya, itulah cosplay atau dalam bahasa Indonesia adalah "permainan kostum". Cosplay adalah pertunjukan seni yang pelakunya mengenakan kostum dan aksesori untuk mewakili tokoh tertentu. Pelaku cosplay disebut cosplayer atau pemain kostum. Tokoh yang diperankan biasanya super hero, anime, tokoh film, tokoh kartun, atau selebritas.

Para cosplayer biasanya mengikuti event tertentu untuk bisa berkumpul dengan komunitas mereka. Salah satu event tersebut adalah Comic Con, yaitu pameran komik dan hiburan tahunan di New York. Acara Comic Con sangat digemari para pecinta budaya pop. Mereka rela merogoh kocek hingga belasan juta rupiah demi bisa mengikutinya.

Comic Con digelar setiap Oktober. Selama empat hari, New York bertransformasi menjadi seperti di film fiksi ilmiah. Upper West Side, Manhttan dipenuhi orang-orang yang mengenakan berbagai kostum seperti super hero, makhluk bersayap, serta karakter anime.

New York Comic Con pertama kali diadakan pada 2006. Pesertanya mencapai 33.000 orang. Tahun ini, sebanyak 200.000 orang berkumpul di Jacob K. Javits Convention Center. Mereka memenuhi stan yang memamerkan komik, video gim, dan mainan-mainan yang baru akan dirilis. Kalangan selebritas pun ikut hadir. Pada tahun ini, Comic Con berlangsung pada 12-15 Oktober. Nama-nama seperti Ewan McGregor dan Chris Evans hadir dengan memerankan karakter utama di film-film blockbuster.

Para peserta rela membelanjakan banyak uang untuk ikut bersenang-senang dalam event ini. Ada yang sampai menghabiskan belasan juta rupiah untuk kostum, tiket masuk, biaya perjalanan, hotel, dan merchandise. Misalnya patung Iron Man sesuai ukuran aslinya seharga Rp282,6 juta dan palu Thor seharga Rp500.000. Para penggemar menganggap harga tersebut wajar dan mereka rela hadir setiap tahun. (bbc, 29/10/2023)

Para peserta event rela berbelanja komik hingga menghabiskan puluhan juta rupiah. Satu buku komik harganya bisa mencapai Rp800.000. Belum lagi komik dengan tanda tangan asli pembuatnya, harganya bisa mencapai satu juta rupiah. Namun, sebagian mereka menjual kembali komik tersebut di eBay dan mendapatkan keuntungan besar. Komik dengan tanda tangan asli biasanya laku dengan harga yang sangat tinggi.

Baca juga :
https://narasipost.com/opini/08/2022/mengakhiri-puzzle-rumit-arah-generasi-kini/

Comic Con pertama kali diadakan di San Diego, California pada 1970. Awalnya ini merupakan acara promosi komik, film, gim, dan pertemuan cosplayer. Namun, kini telah menjadi event besar yang mendunia. Comic Con juga diadakan di Indonesia sejak 2015.

Budaya Pop

Cosplay merupakan bagian dari budaya pop. Meski budaya berdandan untuk Halloween sudah ada sejak lama, terminologi cosplay baru marak pada awal abad 21. Akar budaya cosplay adalah invasi budaya pop Jepang ke seluruh dunia melalui manga dan anime. Kini cosplay tidak hanya menjadi hobi, tetapi telah menjadi gaya hidup dan bahkan lahan bisnis tersendiri. Seniman pembuat kostum cosplay banyak mendapatkan pesanan secara online dari dalam maupun luar negeri. Harga kostum tersebut cukup kompetitif sehingga para seniman pun menyukai bisnis ini.

Alasan utama orang melakukan cosplay adalah untuk bersenang-senang. Selain karena suka karakter yang diperankan, untuk menjadi selebritas sementara, ekspresi seni, kesempatan tampil menjadi orang lain, kesempatan berkreasi, dan eskapisme. Lantas, bagaimana pandangan Islam terkait cosplay? Bolehkah seorang muslim berkostum dan berdandan ala tokoh pujaannya?

Pandangan Islam

Islam mengajarkan pada umatnya untuk tidak terbawa arus. Prinsip tersebut adalah bahwa satu-satunya agama yang benar adalah Islam. Allah berfirman dalam QS. Ali Imran: 19,

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ

Artinya: "Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah adalah Islam."

Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak mudah mengikuti budaya yang berasal dari luar Islam. Budaya pop adalah budaya yang identik dengan bersenang-senang. Budaya ini lahir dari asas sekularisme yang menjauhkan agama dari kehidupan, yaitu bahwa hidup itu untuk bersenang-senang (having fun).

Untuk memperoleh kesenangan, orang-orang hari ini melakukan berbagai macam cara, tanpa memedulikan halal dan haram. Itulah sebabnya kita menyaksikan para cosplayer bisa berpakaian dan berdandan yang aneh, menyeramkan, menjijikkan, dan bahkan menampakkan aurat mereka secara vulgar. Mereka rela melakukan itu demi mengekspresikan seni.

Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan Islam yang mengajarkan ketaatan. Allah taala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul." (QS. An-Nisa: 59)

Berdasarkan ayat ini, seorang muslim harus mengikat amalnya dengan syariat Islam. Tidak ada kebebasan berperilaku. Begitu pula dalam ekspresi seni, tidak boleh bebas, melainkan harus terikat dengan aturan Ilahi. Jika seorang muslim cosplay menjadi sosok pejuang Islam, tentu diperbolehkan. Misalnya cosplay menjadi wali sanga, Pangeran Diponegoro, pejuang Palestina, dll.

Namun, patut diingat juga aturan terkait berpakaian. Yaitu bahwa laki-laki tidak boleh memakai perempuan dan sebaliknya. Juga bahwa tidak boleh menampakkan aurat, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Jika ada pertemuan, maka tidak boleh terjadi ikhtilat.

Ghazwu Tsaqafi

Secara mendasar, sebenarnya budaya cosplay merupakan ghazwu tsaqafi atau serangan budaya asing terhadap umat Islam. Kita hendaknya menyadari hal ini dan tidak terjebak ikut arus. Sungguh miris ketika melihat muslimah berhijab, tetapi mengenakan kostum yang menonjolkan lekuk tubuhnya dan bertabaruj sebagaimana karakter di film.

Hal yang mendasari tren cosplay sebenarnya adalah pandangan tentang tujuan hidup. Motivasi utama para cosplayer berkostum adalah untuk bersenang-senang. Mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk kostum demi kesenangan. Hal ini sangat bertentangan dengan pandangan hidup seorang muslim.

Bagi muslim, tujuan hidupnya adalah meraih rida Allah Swt. Oleh karenanya, dia akan memandang dunia dengan pandangan yang khas. Dunia bukanlah tempat bersenang-senang. Dunia ini fana, sedangkan akhirat itu kekal. Akhirat itu laksana lautan, sedangkan dunia seperti air yang menetes dari ujung jari yang dicelupkan ke air. Seorang muslim adalah orang yang visioner, berpikir jauh ke depan hingga akhirat, bukan hanya berpikir tentang dunia. Ia memandang dunia sebagai tempat beramal saleh, demi bekal ke akhirat. Oleh karenanya, seorang muslim akan fokus mengejar akhirat, sedangkan dunia adalah perantara saja. Seorang muslim tidak akan tertipu dengan gemerlapnya dunia, karena semua itu palsu. Kebahagiaan hakiki adalah rida Allah Swt.

Hal inilah yang menjadikan sebagian muslim rela menghabiskan hidupnya untuk menggapai surga. Misalnya dengan berjihad seperti mujahid Palestina, karena surga amat dekat di sana. Juga sebagian muslim yang menghabiskan hidupnya untuk menghafalkan Al-Qur'an, belajar kitab kuning, dan berdakwah. Semua itu demi meraih tujuan hidup yaitu rida Allah Swt.

Generasi Pejuang

Pertanyaannya, muslim yang seperti apakah kita? Apakah muslim yang ikut arus demi kesenangan semu sesaat? Ataukah muslim yang fokus mengejar akhirat? Mari kita tengok generasi Islam terdahulu.

Generasi Khalid bin Walid dan generasi Shalahuddin al-Ayyubi adalah generasi yang menghabiskan hidupnya di medan jihad. Mereka tidur di tenda perang, di tengah dinginnya malam dan angin yang menusuk tulang. Demi apa? Demi tegaknya Islam. Dan tentu demi rida Rabb semesta alam. Hasilnya adalah tersebarnya cahaya Islam hingga ke berbagai penjuru bumi.

Generasi Imam Malik dan Imam Syafi'i adalah generasi yang tak lelah menekuni ilmu dan menggoreskan pena. Hingga hari ini, karya mereka masih serupa lampu penerang bagi manusia dalam kegelapan. Masyaallah. Inilah corak khas peradaban Islam. Hidup untuk ibadah, bukan untuk bersenang-senang. Wallahu a'lam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Ragil Rahayu (Tim Penulis Inti NarasiPost.Com )
Ragil Rahayu S.E Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Sabar Tanpa Tepi
Next
Segumpal Daging
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

13 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Deena
Deena
1 year ago

Cosplay tidak akan bikin umat bangkit dan maju..
Wilayah islam bisa luas membentang tidak dicapai dengan cosplay, tp dengan aksi nyata di medan dakwah..

Irma sari rahayu Rahayu Irma
Irma sari rahayu Rahayu Irma
1 year ago

Salah satu mal di kota saya suka ada even komunitas pecinta cosplay. Mayoritas kostumnya anime. Kabarnya sewa kostumnya lumayan mahal

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
1 year ago

Pemuda minus iman dan tsaqofah Islam mudah latah dan membebek budaya Barat. Asal hati senang dilakukan. Apakah itu bermanfaat atau berdosa, mereka gak peduli. Astagfirullahalazim. Semoga Allah melindungi kaum yg beriman.

Ragil
Ragil
Reply to  Mimy Muthmainnah
1 year ago

Gitu itu hobinya orang2 berduit lho mbak. Mungkin bingung duitnya buat apa gitu, ya. Jadi buat aneh2.

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Miris juga ya kalau generasi muslim sudah terjebak ikut-ikutan budaya Barat. Akhirnya hidupnya hanya sebatas bersenang-senang tanpa mikir akhirat. Tanpa penjagaan oleh Islam, serangan budaya Barat memang berefek dahsyat bagi generasi muda.

Tapi memang ngeri-ngeri kadang mereka bikin cosplay-nya ya.

Ragil
Ragil
Reply to  Sartinah
1 year ago

Ada yang mirip banget sama joker. Kan ngeri, ya. Wajah dan ekspresinya sudah kayak psikopat. Duh.

Aya Ummu Najwa
Aya Ummu Najwa
1 year ago

Pelampiasan khayalan yang terlalu tinggi kali ya..pengen jadi super Hero apalah daya cuma super zero

Ragil
Ragil
Reply to  Aya Ummu Najwa
1 year ago

Ha ha... Bajunya aneh2. Tapi ada yang kreatif juga. Yang pamer aurat juga banyak. Duh, sedih.

Ragil
Ragil
1 year ago

Semoga bermanfaat

Siti Komariah
Siti Komariah
1 year ago

Barakallah mba Ragil keren Uy.

Bener sih banyak serangan barat kepada kaum muslim dan diikuti dengan mudahnya oleh mereka. Mereka mengidolan sosok-sosok yang tidak pantas diidolakan. Dan mirisnya kalau diajak kepada ketaatan, mereka pada kebuurrrr dan susah banget.

Ragil
Ragil
Reply to  Siti Komariah
1 year ago

Memang dakwah pada para pemuda itu memang sangat menantang, mbak, ya. Butuh uslub2 baru dan ide-ide segar. InsyaAllah para pemuda inilah penegak Khilafah, pembebas Filistin.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

Selalu suka tulisan mbak Ragil. Up date dan mantap.
Barakallah.

Miris memang ketika generasi kehilangan jati diri dan jauh dari sosok idola sejati yakni tokoh-tokoh Islam.

Ragil
Ragil
Reply to  Isty Da'iyah
1 year ago

Energi para pemuda dibajak untuk hal2 yang tidak mengarah pada kebangkitan Islam ya, Mbak.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram