NarasiPost.Com kembali mengadakan acara bergengsi, yaitu Sharing Kepenulisan dengan tema "Apik Mengupas Dunia di Rubrik World News".
Oleh. Ragil Rahayu, S.E.
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Media Dakwah Islam NarasiPost.Com kembali mengadakan acara bergengsi, yaitu Sharing Kepenulisan dengan tema "Apik Mengupas Dunia di Rubrik World News" dengan menghadirkan narasumber Iranti Mantasari, BA.IR. M.Si. pada Kamis, 2 November 2023 via Zoom Meeting dan Live Streaming Youtube.
Acara dimulai jam 19.30 dengan pembukaan oleh host, yaitu Tsuwaibah al -Aslamiyah. Selanjutnya adalah perkenalan narasumber.
Tidak berlama-lama, diskusi dengan narasumber pun dimulai. Host menanyakan, apa hal mendasar yang harus dikuasai para penulis ketika mau menaklukkan rubrik world news. Narasumber menjelaskan bahwa bukan hanya di penulisan, banyak orang merasa bahwa membahas analisis politik, apalagi politik internasional, adalah suatu hal yang tinggi banget dan mengerikan sehingga takut salah menyampaikan. Apalagi analisis politiknya dimasukkan ke dalam tulisan.
Mbak Iranti kemudian menayangkan PPT yang diawali dengan mendudukkan posisi seorang penulis. Beliau mengutip Tafsir Ibnu Katsir terhadap QS Al-Alaq: 1-5 yaitu, "Dan bahwa di antara kemurahan Allah Swt. ialah Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Hal ini berarti Allah telah memuliakan dan menghormati manusia dengan ilmu. Dan ilmu merupakan bobot tersendiri yang membedakan antara Abul Basyar (Adam) dengan malaikat. Ilmu itu adakalanya berada di hati, adakalanya berada di lisan, adakalanya pula berada di dalam tulisan tangan. Berarti ilmu itu mencakup tiga aspek, yaitu di hati, di lisan, dan di tulisan. Sedangkan yang di tulisan membuktikan adanya penguasaan pada kedua aspek lainnya, tetapi tidak sebaliknya."
Tafsir ini memotivasi para penulis untuk dakwah Islam agar menuntut ilmu. Never ending learning, yakni penulis tidak boleh berhenti belajar.
Adapun bekal untuk menulis rubrik world news adalah:
- Kontekstualisasi peristiwa politik dengan fikrah ideologis.
Yakni mampu mengaitkan peristiwa politik dengan mafhum yang sudah dimiliki. Di dalam kitab Mafahim Siyasiyah hlm. 195, dikatakan, "Di antara kewajiban seorang politisi saat dia memperhatikan suatu aktivitas politik adalah tidak melepaskan aktivitas politik dari konteks situasi dan kondisinya serta tidak menggeneralisasi suatu peristiwa politik."
Ketika kita mengupas dunia, berarti kita ada di Indonesia dan hendak menganalisis wilayah yang jauh dari Indonesia. Kita tahu bahwa dunia hari ini dikuasai kapitalisme dengan kerusakan yang dihasilkannya seperti kezaliman dan penjajahan. Namun, kita tidak boleh menggeneralisasi suatu peristiwa politik hanya karena sistemnya kapitalisme, padahal konteks peristiwa politik nya berbeda-beda. Misalnya peristiwa Palestina hari ini dengan lima tahun lalu itu fokusnya berbeda.
- Kita harus bisa mengejawantahkan wa'yu siyasi dalam tulisan.
Wa'yu siyasi adalah kesadaran politik yaitu pandangan terhadap dunia dengan sudut pandang yang khas, yaitu bagaimana akidah Islam memandang hal tersebut. Di dalam kitab Afkar Siyasiyah hlm. 105 disebutkan, "Seseorang yang sadar politik harus berjuang melawan semua visi dan konsep yang tidak sesuai dengan visinya dan pada waktu yang sama harus berjuang memantapkan dan menegakkan visi dan konsepnya." Penulis harus menjelaskan terkait cara menyelesaikan masalah yang ada.
- Komponen Analisis Politik.
Penulis harus menguasai terkait angle (sudut pandang khas), key issue (informasi aktual), key concept (mafhum Islam), dan style. Angle terkait dengan akidah Islam. Key issue terkait dengan fakta. Key concept adalah terkait solusi atas masalah. Sedangkan style bisa berbeda-beda di setiap orang.
Selanjutnya Teh Tsuwaibah selalu host bertanya, ketika melihat dunia, apakah isu politik di dalamnya bersifat global, ataukah ada kekhususan-kekhususan di masing-masing regional?
Narasumber menjelaskan bahwa ketika melihat dunia, maka ada aspek global dan regionalnya. Saat ini dunia terbagi menjadi banyak wilayah, tetapi kita perlu melihat secara spesifik bahwa setiap regional memiliki ciri khas isu yang seringnya menjadi sorotan misalnya Eropa, Timur Tengah, Timur Jauh, dan Afrika. Pembahasan tentang masing-masing wilayah itu berbeda-beda. Misalnya masalah Afrika, yang menjadi sorotan adalah SDA-nya kaya, tetapi SDM-nya tertinggal. Hendaknya terdapat interkoneksi isu antara dua atau lebih regional. Perbedaan pandangan terhadap dua regional karena masalahnya berbeda.
Host bertanya lagi, apakah ada resonansi peristiwa di negara lain dengan di Indonesia? Narasumber menjelaskan bahwa hendaknya kita menunjukkan adanya interkoneksi antara peristiwa di satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Selanjutnya, narasumber menjawab pertanyaan dari host terkait bahwa peristiwa politik internasional terjadi setiap saat dan saling berkelindan, lantas bagaimana menentukan peristiwa kunci yang penting disikapi dan alat analisis yang tepat? Narasumber menjelaskan bahwa kita tidak mungkin membahas semua peristiwa. Berdasarkan buku Penggerak Opini Islam Era Digital, kita bisa membagi peristiwa menjadi empat kuadran, yaitu:
Kuadran 1 adalah peristiwa itu penting dan genting sehingga menjadi prioritas perjuangan. Misalnya masalah Palestina-Israel.
Kuadran 2 adalah peristiwa penting, tetapi tidak genting sehingga butuh upaya yang konstan dan kontinyu. Ini adalah peristiwa yang tidak viral, tetapi relevan. Misalnya masalah Uighur.
Kuadran 3 adalah peristiwa genting, tetapi tidak penting sehingga kita hindari untuk dikomentari atau dianalisis, tetapi tetap diamati. Misalnya perceraian selebritas.
Kuadran 4 adalah peristiwa tidak penting dan tidak genting sehingga kita abaikan.
Nah, alat analisis yang tepat ada dua model:
- Counter (bila Islam dan umatnya diserang). Yaitu jika peristiwa tersebut memengaruhi umat dan bertentangan dengan nilai dan ideologi Islam. Juga viral, membahayakan umat, dan mengancam dakwah. Misalnya terkait ide kesetaraan gender.
- Attack (proaktif menyerang musuh dan idenya). Yaitu ketika peristiwa tersebut membuka mata umat serta merupakan irrelevant points dari sekularisme, demokrasi, dll.. Juga viral, menggerakkan kesadaran umat, dan menguntungkan dakwah. Misalnya tentang diamnya penguasa Arab terhadap masalah Palestina, tidak menggerakkan tentaranya.
Selanjutnya host bertanya tentang fakta bahwa kita tinggal di Indonesia, sedangkan peristiwa internasional bisa saja terjadi di negeri yang jauh. Bagaimana menjalin relasi antara fakta di luar negeri dengan sense lokal?
Mbak Iranti menjelaskan bahwa spektrum politik ada dua yaitu:
- Top-down politics yaitu ri'ayatus sulthan lil ummah. Kita perlu tahu kondisi luar dan dalam negeri, yaitu untuk berpikir inward dan outward looking.
- Bottom-up politics yaitu muhasabah lil hukam. Kita harus bisa mengindra kemungkaran dan menawarkan solusi yang sahih.
Konstelasi politik lokal dan internasional itu saling terkait. Kondisi politik dalam negeri sangat dipengaruhi oleh situasi politik luar negeri yang sedang terjadi. Khususnya negeri-negeri muslim yang tidak ada satu pun yang berpengaruh dalam konstelasi global, maka seluruhnya dipengaruhi oleh negara yang diikutinya.
Pertanyaan terakhir dari host, saat ini media secara internasional dikuasai oleh Barat sehingga berita yang sampai ke kita pun by design, bagaimana kita memiliki data yang akurat sebagai basis analisis politik internasional?
Narasumber menjelaskan, media sekarang dikuasai Barat yang mereka punya ideologi sendiri. Mereka melakukan framing. Tidak ada media yang netral, pasti punya kepentingan. Bagaimana agar kita objektif mengambil info tanpa terjebak framing? Yang kita perhatikan adalah:
- Objek riset. Bagaimana pengaruh dari pemikiran/nilai yang disebarkan, peristiwa politik yang terjadi, serta kebijakan penguasa yang diterapkan kepada umat secara lokal dan global.
- Komparasi berita dari berbagai media. Yaitu dengan membandingkan berita yang sama dari dua media atau lebih, khususnya internasional.
- Bedakan fakta dan opini. Fakta adalah data informasi penting dari wartawan sebagai pihak yang kredibel, sedangkan opini adalah fakta yang sudah terbumbui oleh sudut pandang.
Setelah narasumber selesai memberikan jawaban, berlangsung sesi tanya jawab. Beberapa orang yang bertanya adalah Maftucha, Afiyah Rasyad, Raras, Dyah Rini, Dewi Kusuma, Ummu Ainyssa, Rina, dan Yanti Yunengsih. Semua pertanyaan dijawab oleh narasumber dengan gamblang.
Alhamdulillah diskusi berlangsung hangat hingga selesai. Host kemudian menutup acara dengan doa. Sampai jumpa di acara NarasiPost berikutnya yang pasti sangat menarik dan bermanfaat.[]
Alhamdulillah, jazakunallah khoir Mba Iranti, Mba Tsuwaibah, Mom dan Tim NP yang sudah mengadakan sharing ilmu yang sangat bermanfaat bagi kami.
MasyaAllah reportase Mbak Ragil keren dan komplit, diuraikan panjang kali lebar kali tinggi. Melengkapi bagian yang kurang dari testimoni yang saya buat. Barakallah Mbak.
Ini paket komplet banget mbak Ragil. Ilmunya sangat berdaging, tapi yang juga gak kalah keren adalah medianya, NP, yang selalu mendatangkan pembicara yang keren dengan materi keren-keren pula.
Ilmu banged..Jazakumullahu khairan mb Ragil..kebayang acara kemarin pertanyaan host mb Tsuwaibah dan Narsum mb iranti pasti lebih seru dan penuh ilmu, sayang kemarin terlewat ada agenda lain..