Menanti Taring PBB dalam Masalah Palestina

PBB dalam masalah Palestina

PBB tidak pernah menyerukan anggotanya mengirimkan pasukan untuk menghentikan ulah Israel. Semua kecaman dan kutukannya hanya basa-basi agar tampak membela kepentingan rakyat Palestina.

Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Palestina kembali membara. Serangan yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu dijadikan alasan oleh Israel untuk melakukan peperangan terhadap Palestina. Hal ini dinyatakan oleh Perdana Menteri Netanyahu bahwa kali ini Israel tidak hanya melakukan operasi militer, tetapi peperangan. (voaindonesia.com, 07/10/2023)

Pernyataan itu pun ditindaklanjuti dengan mengultimatum 1,1 juta penduduk Palestina untuk mengosongkan Gaza. PBB pun mengecam ultimatum Israel. Melalui Martin Griffiths yang menjadi Kepala Bantuan, PBB menyatakan bahwa hal ini melanggar aturan perang dan tidak berperikemanusiaan. (cnnindonesia.com, 14/10/2023)

PBB dan Berdirinya Israel

PBB merupakan lembaga yang didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa. Salah satu tujuan didirikannya PBB adalah untuk menjaga perdamaian dunia. Namun, tujuan ini sepertinya tidak akan pernah terwujud. Contoh paling nyata adalah tidak berhasilnya PBB dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Bagaimana bisa berhasil? Sedangkan PBB termasuk pihak yang menyetujui berdirinya negara Israel. 

Sejak dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 637 M, Palestina berada di bawah kekuasaan Islam hingga masa Khilafah Turki Utsmani. Ketika Turki kalah dalam Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa menetapkan Palestina berada di bawah mandat Inggris. Penguasaan Inggris atas Palestina berlangsung antara tahun 1920–1948.Setelah Palestina dikuasai Inggris, gelombang pengungsi Yahudi mulai berdatangan ke wilayah tersebut sejak tahun 1922. Ketegangan antara imigran Yahudi dengan bangsa Arab pun tak terelakkan. (bbc.com, 11/10/2023)

Setelah Perang Dunia II berakhir, Inggris menyerahkan Palestina ke PBB. Pada tanggal 29 November 1947, PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 181. Melalui resolusi ini, PBB memberikan 55% wilayah Palestina kepada orang Yahudi. Sisanya diberikan kepada orang Arab, sedangkan Yerusalem di bawah pengawasan internasional. 

Resolusi ini mulai berlaku pada bulan Mei 1948. Saat itulah lahir negara Israel. Hal ini memicu terjadinya Perang Arab-Israel pada tahun 1948. Sejak itu, rakyat Palestina terus ditindas oleh Israel. Israel terus memperluas wilayahnya dengan mendirikan permukiman-permukiman liar di wilayah Palestina. Sedikit demi sedikit, wilayah Palestina makin mengecil. Sebaliknya, wilayah Israel makin luas.

Resolusi Tak Berguna 

Israel yang mendapat dukungan dari Inggris dan Amerika Serikat, terus melakukan kejahatannya di Palestina. Setiap kali negara itu melakukan pelanggaran, PBB pun mengeluarkan resolusi sebagai reaksi atas tindakan Israel. Sejak tahun 1947, PBB telah mengeluarkan tak kurang dari 30 resolusi. 

Namun, resolusi itu hanya tinggal resolusi. Semua hanya sekadar tulisan di atas kertas yang tidak memberi manfaat apa pun bagi rakyat Palestina. Bahkan, resolusi pertama yang dikeluarkan oleh PBB sangat merugikan Palestina. Rakyat Palestina sebagai pemilik sah tanah itu, justru mendapat bagian yang lebih sedikit dari orang-orang Yahudi yang merampasnya. Resolusi ini didukung oleh 33 negara dan ditentang oleh 13 negara yang mayoritas berpenduduk muslim.  

Meskipun orang-orang Israel telah mendapat bagian yang lebih besar, mereka belum merasa puas. Mereka pun melanggar resolusi PBB yang telah mereka sepakati sebelumnya. Mereka kemudian berusaha untuk menguasai Yerusalem melalui Perang Enam Hari. PBB kemudian mengeluarkan Resolusi Nomor 2253 yang mengecam upaya Israel tersebut. Meskipun resolusi ini didukung oleh 99 negara, tetap tidak mampu menghentikan kejahatan Israel. Israel pun mengeklaim Yerusalem sebagai ibu kota negaranya pada tahun 1980.

Pada tanggal 10 November 1975, PBB kembali mengeluarkan resolusi. Kali ini, PBB menyatakan bahwa zionisme merupakan bentuk rasisme seperti politik apartheid di Afrika Selatan. Israel pun menyebut Resolusi Nomor 3379 itu sebagai sikap anti-Yahudi. Resolusi ini kemudian dicabut oleh PBB pada tahun 1991.
Baca juga : https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/lorong-panjang-palestina-meraih-asa/

Berikutnya, PBB mengeluarkan Resolusi 4321 pada tanggal 3 November 1988. Resolusi itu berisi desakan kepada Israel untuk menghentikan aksinya dalam melakukan pendudukan ilegal di wilayah Palestina. Resolusi itu juga menyerukan kepada dunia untuk memberikan solidaritas terhadap rakyat Palestina. (cnnindonesia.com, 22/12/2017)

Sayangnya, resolusi-resolusi PBB itu hanya berupa kecaman dan kutukan. Tidak ada aksi nyata yang dilakukan untuk menghentikan kejahatan Israel. PBB tidak pernah menyerukan negara-negara yang menjadi anggotanya mengirimkan pasukan untuk menghentikan ulah Israel. Semua kecaman dan kutukan itu hanya basa-basi agar tampak membela kepentingan rakyat Palestina. Semua itu hanya berakhir di meja perundingan yang hasilnya semakin merugikan Palestina.

Amerika Serikat Pemelihara Israel

Lahirnya Israel memang dibidani oleh Inggris. Namun, Amerika Serikatlah yang memeliharanya. Negara itu memberikan berbagai macam bantuan kepada Israel. Dengan bantuan Amerika Serikat itulah, Israel dapat terus melakukan aksi jahatnya.

Amerika memberikan bantuan keuangan yang sangat besar kepada Israel. Bahkan, sejak Perang Dunia II, Israel merupakan negara yang menerima bantuan luar negeri terbesar dari Amerika Serikat. Misalnya, pada masa Presiden George W. Bush, Israel mendapatkan bantuan sebesar US$30 untuk satu dekade. Bantuan itu mengalami kenaikan pada masa Barack Obama, yaitu sebesar US$38.  

Bantuan itu diberikan kepada Israel karena Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang mendukung pendirian negara Israel. Di samping itu, Israel merupakan sekutu penting Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah yang memiliki tujuan bersama serta komitmen yang sama terhadap nilai-nilai demokrasi. Oleh karena itu, Amerika Serikat harus memastikan bahwa Israel dapat mempertahankan diri dari ancaman di kawasan tersebut. Hal ini telah menjadi asas kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Siapa pun presidennya, dan apa pun partai yang berkuasa di sana, Amerika Serikat akan terus mendukung Israel. (bbc.com, 24/05/2021)

Amerika Serikat pula yang selalu mengadang upaya yang dilakukan oleh PBB untuk menghukum Israel. Tiap kali PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan ulah Israel, Amerika Serikat akan memvetonya. Misalnya, pada tahun 1988, Kuwait mengajukan draf resolusi untuk mengutuk kekerasan Israel dan memberi perlindungan pasukan internasional kepada rakyat Palestina. Amerika Serikat pun memvetonya. Amerika Serikat juga memveto draf resolusi yang menolak keputusan Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Akibatnya, draf resolusi itu pun gagal disahkan.

Jika terus seperti ini, lantas untuk apa sebenarnya PBB ini didirikan? Meskipun dalam Piagam PBB disebutkan bahwa tujuan didirikannya PBB adalah menciptakan perdamaian dunia, tetapi adanya hak veto bagi lima negara pendirinya membuat tujuan itu tidak akan pernah terwujud. Hak veto itu membuat masing-masing pemiliknya hanya mementingkan kepentingan negaranya. Jadilah, PBB hanya menjadi "macan di atas kertas". Oleh karena itu, menanti bantuan PBB untuk Palestina hanya sebuah kesia-siaan.

Jihad adalah Satu-satunya Solusi

Israel telah memaksakan kekuasaannya atas Palestina dengan kekuatan militer. Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk melawannya adalah dengan kekuatan militer pula. Karena Israel adalah sebuah negara, tentu yang melawan juga harus negara. Jika yang melawan hanya sayap militer atau organisasi militer, tentu kekuatannya tidak akan imbang. Oleh karena itu, kekuatan militer Israel yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutunya harus dilawan dengan kekuatan militer kaum muslim di seluruh dunia. Mereka harus bersatu di bawah komando seorang pemimpin kaum muslim. 

Itu pula yang dilakukan oleh Rasulullah saw. saat menghadapi pengkhianatan Bani Qainuqa'. Beliau kerahkan pasukan kaum muslim untuk melakukan pembelaan terhadap seorang muslim yang dikeroyok oleh orang-orang Yahudi Bani Qainuqa'. Peristiwa itu dipicu oleh ulah seorang laki-laki Yahudi yang mengaitkan ujung baju seorang muslimah, sehingga tersingkap auratnya ketika berdiri. Perempuan itu pun menjerit dan minta tolong. Seorang laki-laki muslim yang mengetahui hal itu memukul laki-laki Yahudi tersebut hingga terjadi perkelahian. Laki-laki Yahudi itu tewas. Setelah mengetahui hal itu, orang-orang Yahudi itu melakukan pengeroyokan terhadap laki-laki muslim tersebut hingga meninggal dunia.

Mendengar peristiwa itu, Rasulullah saw. melakukan pengepungan terhadap orang-orang Yahudi Bani Qainuqa' selama 15 hari 15 malam. Rasa ketakutan yang amat besar membuat mereka tidak mampu melakukan perlawanan. Rasulullah saw. kemudian mengusir mereka keluar dari Madinah.

Pengkhianatan ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Mereka telah berulang kali berkhianat. Allah Swt. pun mengabadikan sifat mereka dalam surah Al-Baqarah [2]: 83.

وَإِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيٓ إِسْرٓاىِٔيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ إِلّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيْلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُوْنَ

Artinya: "Dan ketika Kami mengambil janji Bani Israil, 'Janganlah kalian menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, serta orang miskin. Dan berbicaralah kepada orang lain dengan baik, tegakkanlah salat, dan tunaikanlah zakat.' Kemudian kalian berpaling, kecuali sebagian kecil dari kalian, dan kalian menjadi pembangkang."

Pengkhianatan demi pengkhianatan pun telah dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Oleh karena itu, tidak semestinya para pemimpin kaum muslim mempercayai Israel dengan melakukan perjanjian damai. Sebaliknya, mereka harus menghimpun kekuatan militer yang mereka miliki. Dengan kekuatan militer itulah, mereka dapat mengalahkan Israel, atas izin Allah Swt. 

Wallahu a'lam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Mariyah Zawawi Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Pernikahan Dini dalam Pandangan Islam
Next
Relasi Abadi Amerika-Israel 
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

11 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

tidak berhasilnya PBB dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel, dan konflik-konflik lainya, seharusnya penguasa kaum muslim tidak usah berharap, apalagi tunduk sama organisasi berstandar ganda ini.

Mimy Muthamainnah
Mimy Muthamainnah
1 year ago

Perangi Isr43l laknatullah kirim pasukan jihad. Seluruh negeri Muslim bersatulah...

Dyah Rini
Dyah Rini
1 year ago

Benar Mbak solusi untuk palestina hanya satu, yakni Jihad fi Sabilillah. Israel tidak bisa diberi gertakan atau celaan. Tapi tindakan nyata perang. Maka umat butuh khilafah yang akan mengomando seuan jihad.

Heni Rohmawati
Heni Rohmawati
1 year ago

Omong kosong HAM beserta perjuangannya. Omong kosong PBB menjaga perdamaian dunia. Palestina contoh nyata dari hal itu. Israel hanyalah buah dari sistem penjajahan saat ini yang terus-menerus dipelihara oleh pemilik kepentingan. Palestina Will be free wit khilafah

Siti komariah
Siti komariah
1 year ago

Palestina yang kian membara kian membuktikan bagaimana posisi PBB saat ini. Seluruh kaum muslim harusnya bisa melek bahwa PBB tidak akan mampu menyelesaikan konflik Palestina. Dan nyata solusi satu2nya adalah jihad dalam bingkai Khilafah Islamiah

Yuli Juharini
Yuli Juharini
1 year ago

Jihad dan khilafah, solusi tuntas masalah Palestina. Berharap sama PBB sebagai polisi dunia hasilnya nol besar, hanya menambah kisruh masalah yang sudah ada.

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
Reply to  Yuli Juharini
1 year ago

Betul sekali

Aya Ummu Najwa
Aya Ummu Najwa
1 year ago

Benar, hanya jihad di bawah satu komando negara Islam yaitu Khilafah solusi tuntas bagi Palestina, bukan apapun yang diresolusikan PBB dan sekutunya, bukan pula pembagian Palestina menjadi dua negara, bahkan bukan pengiriman bantuan logistik ke Palestina.

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
Reply to  Aya Ummu Najwa
1 year ago

Setuju!

Ragil
Ragil
1 year ago

Memang hanya jihad yang bisa membungkam Israel. Sayangnya, saat ini tidak ada satu pun negara di dunia ini yang menggelorakan jihad untuk membebaskan Palestina. Padahal umat siap untuk digerakkan, hanya butuh komando pemimpin kaum muslim. Di sinilah urgennya Khilafah yang akan menggelorakan jihad untuk membebaskan negeri-negeri muslim yang tertindas.

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
Reply to  Ragil
1 year ago

Betul, mbak

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram