Wahai pemimpin Islam.
Apa hak kalian untuk terus diam?
Belumkah saatnya kalian mewarisi.
Keberanian Shalahuddin Al-Ayyubi?
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Aku putra Palestina
Hidupku berdesingkan peluru
Bersenandungkan jerit bangsaku
Berhiaskan jasad yang membujur kaku
Dalam dentuman senjata yang menderu
Israel adalah musuhku dan negeriku
Mereka menghinakan kemuliaan agamaku
Merampas tanahku
Membunuh keluargaku
Juga keluarga bangsaku
Aku putra Palestina
Batu dan ketapel adalah senjataku
Aku akan terus menyerbu maju
Meski terkadang aku berlari menghindari peluru
Untuk siapkan strategi baru
Terlalu lama negeriku menangis
Karena kebiadaban zionis
Tapi aku tak akan mengemis
Belas kasihan kaum jewis
Aku putra Palestina
Jihad adalah hidupku
Akan terus kuusir Israel musuhku
Hingga merdeka negeriku
Atau kujelang syahid impianku
Tak akan kubiarkan mereka merebut tanahku
Akan tetap kupertahankan dengan jiwa ragaku
Untuk kemuliaan agamaku
Sebagai janji Rabb-ku
Aku putra Palestina
Mundur pantang bagiku
Meski tank baja memburuku
Sungguh, kupanggil engkau wahai saudaraku
Bahwa mereka juga musuhmu
Terlalu lama kau sembunyi di kamarmu
Nyaman dengan gadgetmu
Tidakkah kau dengar jeritan pilu?
Isak tangis saudaramu
Tanah suci ini adalah amanah
Dibebaskan oleh Al-Faruq Sang Khalifah
Namun kini penuh genangan darah
Namun, akan tetap kubela meski jiwa raga terpisah
Wahai kau pemuda Islam
Sampai kapan kau akan mendekam
Padahal angkara murka nyata di depan mata
Padahal kau tak tuli, kau pun tak buta
Kau melihat kami tercabik
Kau pun mendengar jeritan kami memekik
Namun sekali lagi kau berbalik
Karena ternyata mainanmu lebih menarik
Wahai pemimpin Islam
Apa hak kalian untuk terus diam?
Belumkah saatnya kalian mewarisi
Keberanian Shalahuddin Al-Ayyubi?
Namun, bagaimana itu terjadi
Jika penyakit takut mati telah menjangkiti
Seakan cukup kau kirim kecaman tanda simpati
Namun ancaman Amerika lebih kau taati
Wahai pemegang pimpinan
Palestina memanggilmu wahai saudara seiman
Sungguh bukan logistik yang kami butuhkan
Namun sambutlah seruan kami dengan mengirim pasukan
Wahai Rabb semesta alam
Berilah pertolongan-Mu dengan bangkitnya Al-Khilafah
Dengan pemimpin yang mewarisi keberanian Al-Mu'tashimbillah
Yang membela kaum muslim dengan gagah
Sebagai perisai umat penerap Islam kaffah[]
maafkan kami saudaraku, muslim Palestina. kami tidak bisa berbuat apa-apa selama nasionalisme dan sekularisme masih mencengkeram di negeri ini. hanya doa yang bisa kami panjatkan,, semoga Allah menyegerakan kemenangan hakiki bagi kita, kaum muslim di seluruh dunia. aamiin.
Maafkan kami saudaraku Hanya doa yang bisa kami lantunkan. Semoga Allah segera menurunkan pertolongan kemenangan Islam wal Muslimin. Di sini dakwah penegakkan khilafah terus kami lakukan. Agar segera hadir Sang Khalifah yang mengomandokan Jihad fi sabiliiah. Bersabarlah saudaraku jika kematian menjemputmu surga sudah di depan mata. Sementara kami di sini masih mengais amal yang bisa mengantar ke jannah-Nya.kami berjanji akan terus berusaha membangunkan saudara lain yang terlena, menyadarkan para pemimpin yang lalai. Ya Raab beri kekuatan pada kami untuk mengemban dakwah ini
Masya Allah, puisi nya rasa muhasabah. Tiap mendengar atau membaca kata "palestina", ada bulir air mata yang tak mampu di tahan. Semoga pertolongan Allah segera tiba dengan hadirnya sistem Islam, agar Palestina bisa di bebaskan segera.
Masyaallah, betul ya keberanian rakyat Palestina memang di atas rata-rata. Prinsipnya, lebih baik mati karena mempertahankan negerinya, daripada lari karena menyelamatkan nyawanya. Sungguh, mereka memang terdidik dengan baik
Maasyallah, puisinya keren.
Selalu merinding kalau melihat keberanian anak-anak Palestina ❤️
Barakallah ❤️