Visi Ideologis di Balik Kekuatan Senjata 

Visi ideologis

Khalifah memerintahkan jihad untuk menghancurkan segala penghalang fisik yang menutupi umat manusia dari Islam. 

Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tahukah Anda siapa pembuat nuklir pertama kali? Orang itu adalah Julius Robert Oppenheimer. Itu terjadi saat ia bergabung dalam Proyek Manhattan. Meskipun motivasi awalnya adalah untuk mempertahankan eksistensi Barat dari ancaman nazi Jerman, tetapi senjata ciptaannya malah dipakai untuk mengebom Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Ia menyesal dan meminta agar penggunaan senjata nuklir dilarang. Namun, hal itu diabaikan.

Hingga kini, senjata nuklir terus dikembangkan sebagai alat yang efektif untuk menjaga eksistensi suatu negara. Motif ekspansi menjadi pendorongnya.

Meneropong Kekuatan Senjata Nuklir Pakistan 

Kepemilikan senjata nuklir menjadi persaingan global. Negara-negara di dunia saling bersaing mengembangkan program nuklir dalam rangka mempertahankan citra kekuatannya. Keberadaan Republik Islam Pakistan sebagai satu-satunya negeri Islam yang terkonfirmasi memiliki senjata nuklir tentu menjadi perhatian serius, khususnya bagi AS sebagai adidaya saat ini.

Sebuah catatan dalam kolom Nuclear Notebook memperlihatkan tentang Pakistan dan potensi kekuatan nuklirnya. Nuclear Notebook sendiri merupakan terbitan rutin dalam Bulletin of the Atomic Scientist sejak tahun 1987. Nuclear Notebook diproduksi oleh tim di Proyek Informasi Nuklir Federasi Ilmuwan Amerika. Catatan ini ditulis oleh Direktur Proyek, Hans M Kristensen bersama rekan peneliti seniornya, Matt Korda, dan Eliana Johns. Data-data dikumpulkan dengan menggunakan metodologi yang mengandalkan perpaduan bahan-bahan sumber terbuka dan pekerjaan analitis. Sumber-sumber tersebut berasal dari pernyataan pemerintah, dokumen yang tidak diklasifikasikan, rincian anggaran, demonstrasi militer, pengungkapan perjanjian, laporan media, penilaian lembaga think tank, dan publikasi industri serta dari citra satelit komersial.

Dilansir dari internasional.sindonews.com (16/9/2023), Nuclear Notebook memperkirakan bahwa Pakistan memiliki 170 hulu ledak nuklir. Jumlah tersebut akan meningkat sekitar 200 unit pada tahun 2025, berdasarkan laju ekspansinya. Catatan tersebut juga memberikan informasi mengenai 36 pesawat yang berkemampuan nuklir dan senjata yang dikirimkan melalui udara seperti Mirage III/IV dan JF17. Disebutkan juga mengenai enam sistem rudal balistik berbahan bakar padat dan mobile di jalan raya yang beroperasi dalam kategori rudal balistik berbasis darat. Itu termasuk rudal jarak pendek Abdali (Hatf-2), Ghaznavi (Hatf-3), Shaheen-IA (Hatf-4), dan Nasr (Hatf-9) serta rudal jarak menengah, Ghauri (Hatf-5) dan Shaheen-II (Hatf-6). Analisis citra satelit komersial juga menunjukkan bahwa Pakistan setidaknya memiliki lima pangkalan rudal yang dapat berperan dalam kekuatan nuklir Pakistan. Para ilmuwan nuklir menduga bahwa pabrik persenjataan di dekat Wah, barat laut Islamabad mempunyai peran dalam produksi hulu ledak nuklir. Salah satu pabrik Wah terletak di dekat fasilitas unik dengan enam bunker yang tertutup tanah di dalam perimeter keamanan berlapis dengan penjaga bersenjata. Dengan adanya sistem pengiriman baru yang sedang dikembangkan, empat reaktor produksi plutonium, dan perluasan infrastruktur pengayaan uranium, Pakistan berpotensi meningkatkan lebih jauh persediaan nuklirnya dalam beberapa tahun ke depan.

Persaingan Senjata Nuklir Dunia 

Persaingan dalam kepemilikan senjata nuklir tak terlepas dari upaya untuk mempertahankan hegemoni. Motivasi untuk bisa mengalahkan dan menguasai negara lain mendorong negara-negara untuk meningkatkan kekuatan nuklirnya. 

People’s Aid mencatat sembilan kekuatan nuklir resmi dan tidak resmi memiliki 9.576 hulu ledak secara global pada tahun 2023. Ini meningkat 136 dari tahun lalu. Tambahan tersebut dikaitkan dengan Rusia, Cina, India, Korea Utara, dan Pakistan. Negara-negara tersebut bersama dengan AS, Inggris, dan Prancis menjadi kekuatan nuklir secara resmi. Sedangkan Israel diketahui memiliki nuklir secara tidak resmi. AS memiliki total persediaan hulu ledak nuklir sebanyak 5.244 per Januari 2023. Persediaan hulu ledak nuklir Rusia sekitar 4.489 unit. Inggris mempunyai 225 hulu ledak nuklir. Prancis memiliki hulu ledak nuklir yang cukup stabil jumlahnya dalam satu dekade terakhir, yakni 290 unit. Cina telah memproduksi sekitar 410 hulu ledak per Maret 2023 dan diperkirakan bakal bertambah pada tahun 2030. India yang merupakan saingan terdekat Pakistan telah memproduksi 700 kg plutonium untuk tingkat senjata dan cukup untuk membuat hulu ledak nuklir sebanyak 138 hingga 213 unit. Sementara itu, Korea Utara diyakini telah mengembangkan kemampuan senjata nuklir meskipun tidak ada informasi pasti tentangnya. (news.republika.co.id, 6/8/2023)

Secara global, AS dan Rusia mendominasi. Ukuran persenjataan nuklir saat ini tak ada artinya jika dibandingkan dengan persediaan masing-masing negara selama puncak Perang Dingin. AS memiliki 31.255 senjata nuklir pada tahun 1967 dan Rusia (Uni Soviet saat itu) memiliki 40.159 senjata nuklir pada tahun 1986. 

Persaingan kedua negara besar tersebut menjadi pusaran utama hegemoni kekuatan nuklir dunia. Secara ideologi, mungkin Cina lebih dekat kepada Rusia yang berhaluan komunis. Meskipun tidak menjadi jaminan akan selalu seperti itu. Bagaimana pun kepentingan masing-masing adalah yang utama. Sementara Korea Utara kontra dengan AS sehingga mungkin lebih dekat dengan Rusia. Apalagi Korut sering kali ”bermasalah” dengan saudaranya, Korea Selatan yang cenderung pada AS.

India dan Pakistan telah berkonflik sejak puluhan tahun lalu. Meski keduanya mendapatkan “warisan” teknologi sipil dan listrik dari Amerika, tetapi konflik yang mengakar telah menjadikan hubungan keduanya selalu berada dalam kerentanan. Hegemoni Amerika di Pakistan membuat negara itu berjalan sesuai arahan sang adidaya tersebut. Selain itu, aktivitas pengembangan senjata nuklir Pakistan salah satunya bergantung pada faktor seberapa besar pertumbuhan persenjataan nuklir India. Hal itu dimaksudkan sebagai tindakan balasan terhadap sistem pertahanan rudal balistik yang direncanakan India. Kedua negara di Wilayah Asia Selatan ini memang sering tak akur.

Inggris dan Prancis, meskipun terlihat pasif, tetapi memiliki pengalaman politik yang tidak bisa diremehkan. Keduanya termasuk negara yang berpengaruh di dunia. Kedua negara ini sama-sama pernah menjajah banyak negara di masa lampau. Inggris pernah menjajah India, Pakistan, Afrika Selatan, Jamaika, dll. Bahkan, hingga kini masih ada Negara Persemakmuran Inggris yang terdiri dari negara-negara bekas jajahannya. Ini menunjukkan bahwa Inggris masih punya power . Begitu pula dengan Prancis yang juga pernah menjajah banyak negara seperti Mesir, Aljazair, Libya, Lebanon, Mali, Sudan, dll. 

Sering dikatakan bahwa saat ini adalah era nuklir. Perlombaan senjata nuklir tidak terhenti meski ada Perjanjian Nonproliferasi atau Non Proliferation Treaty (NPT) pada tahun 1968. Perjanjian ini memiliki tiga pokok utama. Yakni, nonproliferasi (tidak mendukung penyebarluasan senjata), pelucutan senjata, dan hak menggunakan nuklir untuk kepentingan damai. Pada faktanya, apa yang disepakati tersebut tidak diterapkan secara nyata. Mereka terus saja memperluas persenjataan nuklir dan menempatkan dunia berada di bawah ancaman perang nuklir. 

Inilah bila mindset sekularisme bercokol dalam benak. Manusia bertindak berdasarkan kepentingannya sendiri tanpa melihat standar benar dan salah menurut agama. Demi memuaskan hasratnya, manusia akan melakukan cara apa saja.

Lemahnya Kekuatan Negeri Islam 

Di tengah persaingan senjata nuklir global, umat Islam berada di mana? Sebenarnya negeri-negeri Islam punya kekuatan yang sangat potensial. Setidaknya ada empat negeri Islam yang memiliki program senjata nuklir. Mereka adalah Libya, Suriah, Irak, dan Pakistan. Namun, kini hanya tinggal Pakistan yang masih mengembangkan nuklir secara aktif. 

Program nuklir Irak dibongkar paksa setelah Perang Teluk. Libya menghentikan program nuklirnya pada tahun 2003. Suriah tidak bisa mengembangkan lebih jauh program nuklirnya meskipun negara itu diyakini kaya akan uranium. Adanya serangan udara oleh Zionis Israel pada tahun 2007 membuatnya makin hancur.

Sulit bagi negeri-negeri Islam untuk bisa unjuk kekuatan karena tidak ada kesatuan komando. Negeri-negeri Islam tidak memiliki satu kepemimpinan sehingga masing-masing bergerak sendiri. Ini terjadi sejak runtuhnya Daulah Khilafah Islamiah. Umat Islam telah tercerai-berai ke dalam wilayah-wilayah kecil. Mereka seperti anak ayam kehilangan induknya. Lemah tanpa perlindungan sehingga senantiasa berada dalam bahaya. Jangankan menunjukkan kekuatan, untuk mempertahankan diri saja tak berdaya.

Senjata Nuklir dalam Perspektif Islam 

Senjata nuklir termasuk kategori senjata yang unik karena bisa membunuh banyak orang dan menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur. Untuk memperolehnya pun dibutuhkan dana yang sangat besar. Senjata nuklir pada dasarnya dimaksudkan untuk mencegah agresi negara lain.  

Senjata tentunya berkaitan dengan perang. Bagi kaum muslim, perang sesungguhnya adalah jihad fii sabilillah. Bukan semata perang untuk mengalahkan lawan dan memperoleh ganimah, tetapi perang untuk menghilangkan rintangan di jalan dakwah. Kaum muslim berperang secara fisik melawan musuh-musuh Islam dengan menggunakan senjata. Perang ini dilakukan oleh kaum muslim dalam rangka memenuhi perintah Allah yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 90:

 وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ

Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah, orang-orang yang memerangi kalian.” 

Perintah tersebut untuk memerangi siapa saja yang memerangi agama Allah. Tidak disebutkan secara khusus mengenai persenjataan yang dipakai dalam perang. Maka, boleh menggunakan senjata apa saja yang memungkinkan untuk melawan dan menghalau musuh-musuh Islam. 

Untuk hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana memperlakukan musuh, Islam memberikan kewenangan pada khalifah dan umat Islam untuk melakukan apa yang dilakukan musuh kepada mereka. Termasuk menghalalkan tindakan yang mereka lakukan terhadap umat Islam sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 126:

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا۟ بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِۦ ۖ وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصَّٰبِرِينَ

Artinya: "Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu, akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." 

Syekh Taqiyuddin An-Nabhanni menyatakan dalam kitab Syakhshiyyah Islamiyyah jilid II bahwa: “Senjata nuklir boleh digunakan umat Islam dalam peperangan melawan musuh meskipun musuh belum menggunakannya. Karena semua negara telah melegalkan penggunaan senjata nuklir dalam peperangan, maka kita pun boleh menggunakannya. Meski sebenarnya penggunaan senjata nuklir dilarang karena bisa memusnahkan manusia secara massal. Sementara, jihad adalah untuk melestarikan dan menambah populasi umat manusia, bukan sebaliknya.” 

Landasan berpikir dan bersikap setiap muslim adalah syariat. Termasuk dalam peperangan dan penggunaan senjata. Meskipun boleh memakai senjata jenis apa saja, bukan berarti bersikap sembrono. Tidak boleh menggunakan senjata secara sembarangan. Apalagi tanpa alasan yang dibenarkan oleh syarak. Kepemilikan senjata bukan dipakai untuk menghancurkan atau menghabisi, tetapi untuk mengamankan manusia dari ancaman bahaya, melindungi mereka yang lemah, dan menyingkirkan kezaliman sebagaimana perintah syariat.

Ketika negara yang berlandaskan syariat Islam memiliki senjata nuklir, tentu itu dipakai untuk kemaslahatan dan menegakkan kalimat Allah. Hal itu selaras dengan jihad yang pada hakikatnya untuk menghidupkan manusia dengan Islam. Dengan begitu, keberadaan senjata adalah untuk mewujudkan maksud mulia dari jihad tersebut. Tidak akan senjata itu dijadikan sebagai alat untuk menindas, mengeksploitasi ataupun menjajah negara lain. 

Inilah pentingnya memiliki akidah yang benar, yakni akidah Islam. Sebab, dengan akidah Islam, manusia akan mampu berpikir dan bersikap secara tepat. Manusia akan bisa memilih mana yang benar, mana yang salah. Manusia akan paham bagaimana mempergunakan senjata dengan benar sesuai syariat. 

Dalam sistem Islam, manusia akan terkondisikan untuk melakukan perbuatan yang bersesuaian dengan syariat. Pemikiran dan perbuatan akan selalu bersandar pada aturan Allah Swt. semata, bukan pada hawa nafsu manusia.

Militer dalam Khilafah 

Daulah Khilafah Islamiah memiliki visi menyebarkan Islam ke penjuru dunia. Hal itu ditempuh melalui jihad. Khalifah memerintahkan jihad untuk menghancurkan segala penghalang fisik yang menutupi umat manusia dari Islam. Dengan hancurnya penghalang tersebut, manusia akan bisa melihat indahnya cahaya Islam. https://narasipost.com/world-news/05/2021/teknologi-nuklir-antara-perdebatan-dan-tantangan/

Berbicara tentang jihad tentu tidak bisa dilepaskan dari militer. Kekuatan militer memiliki pengaruh dalam pengusungan dakwah dan dalam politik luar negeri. Karena itu, perlu dipersiapkan secara baik.

Dalam Khilafah terdapat departemen peperangan yang dikepalai oleh amirul jihad. Departemen ini menangani semua urusan yang berhubungan dengan angkatan bersenjata seperti pasukan, logistik, persenjataan, peralatan, amunisi, dsb. Departemen ini juga menangani akademi-akademi militer, misi-misi militer, pemikiran Islam dan pengetahuan umum apa saja yang harus dimiliki oleh tentara, serta menangangi segala hal yang berhubungan dengan peperangan dan persiapannya. Loyalitas kepada Allah juga ditanamkan dengan kuat kepada setiap individu. Ini dalam rangka mewujudkan militer yang tangguh dan maju sehingga mampu menggentarkan pihak lawan.

Menggetarkan musuh itu tidak akan terealisasi kecuali dengan adanya persiapan. Sementara persiapan mengharuskan adanya industri. Karena itu, mendirikan industri militer menjadi keharusan. Rasulullah sendiri pernah memerintahkan didirikannya industri manjaniq (senjata pelontar) dan dababah (semacam tank dari kayu). Keduanya dipakai dalam peperangan.

Khilafah akan sungguh-sungguh memaksimalkan industri militer dan persenjataan dengan orientasi jihad. Persenjataan dan segala yang dibutuhkan untuk berjihad akan disiapkan negara dengan sebaik mungkin. 

Show of force dan psy-war dengan menampilkan penemuan tekonologi militer tercanggih makin meningkatkan bargaining position Khilafah atas negara musuh. Angkatan darat Utsmani pada waktu itu sudah menggunakan meriam.  Teknologi bahan peledak sudah ditemukan tahun 1270 M oleh Hasan al-Rammah, seorang insinyur kimia. Ia juga yang menemukan torpedo dengan ilustrasi sistem roket yang meluncur di air. 

Sementara itu, angkatan laut Utsmani memiliki kapal-kapal yang lebih cepat karena teknologi layarnya. Mereka juga memiliki para navigator dengan peralatan astrolab yang lebih akurat (untuk menentukan posisi lintang dan bujur dengan mengamati matahari atau bintang) dan peta-peta yang lebih lengkap.  

Semua itu terwujud dalam sistem Islam kaffah yang dijalankan oleh Daulah Khilafah Islamiah. Karena itu, penting untuk memperjuangkan kembalinya institusi ini dalam rangka meraih kemaslahatan dan mewujudkan Islam rahmatan lil alaamiin. 

Wallahu a’lam bishshawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Eternity
Next
Pangan Jadi Supremasi Indonesia, Mungkinkah Terwujud?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dyah Rini
Dyah Rini
1 year ago

Memng dalam Islam kaum Muslim diperintahkan untuk menggalang kekuatan apa saja yang bisa menggentarkan musuh. Termasuk menemukan senjata super canggih (nuklir)Tetapi semua semata-mata untuk mewujudkan seruan jihad dan dakwah lil alamin

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Betul mbak, saat ini negara-negara di dunia memang berlomba memiliki persenjataan canggih. Namun sayang ya, makin canggihnya persenjataan justru digunakan untuk menguasai dan menghancurkan negara lain tanpa aturan. Padahal, senjata apa pun yang dimiliki suatu negara akan banyak bermanfaat kalau berada dalam naungan ideologi yang benar.

Novianti
Novianti
1 year ago

Di tangan kaum muslimin, setiap penemuan berhubungan dengan pelaksanaan syariat Islam. Inilah yang tidak ada di barat. Wajar penemuan justru menjadi alat bersifat destruktif.

Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

Meskipun senjata nuklir berbahaya, apalagi radiasinya yang berlangsung dalam waktu lama,, tetap saja ini akan digunakan untuk membasmi (secara membabi buta) pihak lawan.. bukti peperangan dalam sekularisme memang tidak punya adab,, bahkan seringkali melanggar HAM itu sendiri.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

MasyaAllah, nuklir akan memberi manfaat ketika ditangan orang yang tepat yakni orang Islam. Sepakat dengan kalimat ini: Ketika negara yang berlandaskan syariat Islam memiliki senjata nuklir, tentu itu dipakai untuk kemaslahatan dan menegakkan kalimat Allah. Hal itu selaras dengan jihad yang pada hakikatnya untuk menghidupkan manusia dengan Islam.

Deena
Deena
Reply to  Isty Da'iyah
1 year ago

Iya, betul Mbak Isty..

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram