Bumi membutuhkan perubahan sangat mendasar, tidak hanya pada tata kelola tetapi juga pada cara pandang relasi manusia dengan alam agar kualitas bumi kembali sehat.
Oleh. Novianti
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tidak pernah terbayangkan bumi disirami hujan plastik. Namun, kondisi mengerikan ini sudah di depan mata. Dirilis cnnindonesia.com (29/09/2023), ilmuwan Jepang menemukan mikroplastik di awan. Teridentifikasi ada sembilan jenis polimer dan satu jenis karet dalam mikroplastik di udara. Ukurannya berkisar antara 7,1 hingga 94,6 mikrometer. Mikrometer berukuran satu persejuta meter, ukuran sangat kecil. Dalam setiap liter air awan yang diuji mengandung antara 6,7 hingga 13,9 keping plastik.
Mikroplastik yang mencapai atmosfer bagian atas tatkala terpapar radiasi ultraviolet sinar matahari akan berkontribusi pada gas rumah kaca. Ini menimbulkan perubahan iklim dan risiko ekologis yang tidak main-main. Hujan berkandungan mikroplastik mencemari tanah dan sumber air, melayang-layang di udara lalu terhirup, dan bersembunyi dalam tubuh manusia.
Mikroplastik
Seiring dengan perubahan iklim, bahaya mikroplastik menjadi perhatian global. Mikroplastik bisa berasal dari limbah industri, ban mobil sintetis, produk perawatan tubuh dan sumber lainnya. Dengan ukuran yang sangat kecil, mikroplastik dapat ditemukan di mana-mana, di tempat yang bukan seharusnya.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena mikroplastik mengandung zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan. Makin kecil ukurannya, akan makin efektif menjadi akumulasi racun bagi tubuh. Ia bisa bersembunyi di usus manusia, ikut mengalir dalam darah, berkumpul di paru-paru, menetap di jantung, bahkan merembes ke plasenta. Mikroplastik bisa ada dalam perut ikan, dalam es laut Kutub Utara, dalam salju di pegunungan.
Saat sudah ditemukan di awan, ini menunjukkan ancaman mikroplastik naik pada level yang lebih berbahaya. Sampah plastik yang berakhir di lautan atau daratan menemukan jalannya sendiri ke atmosfer. Terbawa ke udara dan menjadi komponen penting dari awan. Turun sebagai hujan plastik yang meresap ke dalam permukaan yang terkena tetesan airnya. Hampir mustahil ada yang bisa menghindari. Ia masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi misal ikan atau air yang sudah tercemar, proses pernafasan, atau penyerapan melalui kulit.
Ancaman bagi Kesehatan
Tubuh yang terpapar mikroplastik bisa menunjukkan berbagai gangguan kesehatan seperti alergi, gangguan pada berbagai sistem tubuh, kerusakan sel, gangguan metabolisme dan hormon dalam tubuh. Pengobatan bagi yang terpapar mikroplastik misal pasien kanker membutuhkan biaya tidak sedikit. Sebagai gambaran untuk pengobatan kanker stadium sedang-berat dengan cara operasi mencapai biaya Rp60 - Rp70 juta. Bagi yang harus menjalani kemoterapi, bisa melalui 4-8 siklus. Biaya satu siklus mencapai sekitar Rp20 juta. Sedang yang membutuhkan radioterapi, harus mengeluarkan biaya Rp1.8 juta setiap kali penyinaran. Pengobatan bisa membutuhkan 30 kali penyinaran.
Sejumlah peneliti mengatakan bumi sudah tidak memenuhi syarat kesehatan bagi makhluk hidup. Bumi sudah melampaui ambang batas dalam variabel iklim, keanekaragaman hayati, tanah, air tawar, polusi nutrisi, dan bahan kimia baru yaitu senyawa buatan manusia seperti mikroplastik dan limbah nuklir. Bumi membutuhkan perubahan sangat mendasar, tidak hanya pada tata kelola tetapi juga pada cara pandang relasi manusia dengan alam agar kualitas bumi kembali sehat.
Akar Masalah
Dalam pandangan kapitalisme, manusia adalah makhluk ekonomi dengan kebutuhan tanpa batas. Setelah terpenuhi satu kebutuhan muncul kebutuhan lainnya dalam bentuk barang atau jasa. Industrialisasi menjadi jawaban untuk menghasilkan produk yang memuaskan manusia. Selain itu, keberadaan industri menciptakan lapangan pekerjaan dan mendongkrak angka pertumbuhan. Karenanya, para kapital selalu digandeng penguasa sebagai aktor utama pembangunan dengan dalih investasi.
Agar produk industri terserap, manusia terus didorong untuk membeli. Ini memicu perilaku konsumtif dan gaya hidup hedonis. Manusia kehilangan kendali untuk membedakan antara keinginan atau kebutuhan. Gaya hidup liberal dalam sistem kapitalis inilah yang merupakan akar masalah dari kerusakan bumi dan degradasi lingkungan. Industrialisasi digencot habis-habisan sehingga alam dieksploitasi secara berlebihan, melebihi batas kemampuan dan daya dukung alam itu sendiri.
Terbukti perkembangan industri linier dengan kerusakan di darat, laut dan udara. Kemajuan teknologi semakin memperparah karena memudahkan dan mempercepat akses manusia mendapatkan yang diinginkan. Ini meningkatkan penggunaan plastik sebagai pembungkus, kantong, termasuk untuk pengantaran barang. Tidak heran jumlah limbah dan sampah plastik terus menggunung.
Regulasi Industri dalam Islam
Islam adalah agama yang memiliki konsep dan aturan lengkap untuk mengatur kehidupan manusia agar selamat di dunia dan akhirat, menjadi rahmatan lil’alamin. Artinya penerapan sistem Islam membawa kebaikan tidak saja bagi manusia tetapi juga pada seluruh mahluk.
Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk menyembah kepada-Nya sebagaimana disebutkan dalam surah Az-Zariyat ayat 56 ,”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." Ibadah bermakna mengikatkan seluruh perbuatan pada hukum syarak. Dengan demikian, seorang muslim selalu dilatih kemampuan kendali diri sepanjang waktu. Keputusan melakukan atau meninggalkan sesuatu bukan atas perasaan atau akal melainkan apa yang Allah tetapkan.
Termasuk ketika membeli barang atau jasa bukan untuk memuaskan keinginan semata. Islam mengajarkan sabar, syukur, zuhud, kanaah, yang dapat menahan gaya hidup konsumerisme. Pengendalian diri individu didukung negara melalui penerapan sistem Islam kaffah.
Dalam sistem ekonomi Islam, industri tidak menggurita seperti sekarang hingga mengelola sumber daya alam yang membutuhkan modal besar. Industri tidak akan menjamur karena tidak ada pendanaan melalui pinjaman riba atau saham. Meski demikian, lapangan kerja tetap terbuka oleh negara atau swasta. Rakyat bisa bekerja di industri strategis yaitu yang berkaitan dengan pertahanan negara, dakwah, dan jihad. Misal industri baja, alat berat, atau senjata. Bisa bekerja di lembaga-lembaga yang melayani rakyat seperti sekolah dan rumah sakit. atau menjadi penggarap lahan-lahan yang pengaturannya berdasarkan pada syariat Islam. https://narasipost.com/motivasi/07/2023/ketika-air-begitu-berharga/
Para pengusaha tetap diberi ruang membuka industri pada bidang seperti pakaian, pangan, perumahan, atau produk perawatan. Perizinan oleh negara berdasarkan analisis kebutuhan publik dan dampak lingkungan. Ini merupakan implementasi dari peringatan Allah dalam surah Ar-Rum ayat 41 ,“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia…”
Ketika kehancuran bumi ini sudah semakin nyata, seharusnya kaum muslimin sadar dan segera mengambil alih tata kelola bumi dengan menerapkan sistem Islam kaffah. Semua kerusakan yang Allah perlihatkan untuk mengembalikan manusia pada jalan yang benar sebagaimana di akhir surah Ar-Rum ayat 41, “Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Jalan benar itu adalah sistem Islam kaffah. Jika tidak memilihnya, kerusakan bumi makin parah. Wallahu a’lam bishawab. []
Tulisannya mencerahkan, bunda..
Betapa kapitalisme ini hanya merusak dunia dan ingin mendapatkan keuntungan saja.
Barakallah ❤️
Subhanallah sangat membahayakan sampah plastik ini, harus segera di atasi.
Astaghfirullah ...
Hayuuk jaga bumi kita!
Astaghfirullah, sudah sedemikian parah ya mbak bahaya yang mengintai manusia, akibat tidak perdulinya mereka dengan lingkungan, imbasnya manusia sendiri yang menikmati kerusakan itu
kita hanya berupaya secara individu mengurangi pemakaian. tapi tidak sebanding dengan pemakaian oleh industri. satu item misal shampo saja, ada banyak pilihan, susah hitungnya. padahal bisa jadi sudah berlebihan.
Memang benar Mbak, plastik adalah zat yang tak pernah lepas dari interaksi manusaia. Semua alat,alat yang meringankan aktivitas mausia banyak yang terbuat dari bahan plastik. Mirisnya banyak manusia yang tidak memahami dampak limbah yang dihasilkannya.. Maka butuh peran negara dengan sistem yang sempurna untuk menyelesaikan masalah ini. Yakni sistem Islam
betul. Dunia disetting ulang dan hanya Islam yang memiliki konsep mengatur dunia.
Astaghfirullah, ngeri bener ini Mikroplastik. Ancaman nyata bagi kesehatan manusia. Bumi rusak akibat ulah manusia-manusia serakah yang dibentuk oleh sistem kapitalisme. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesehatan. Aamiin
selama ini baru pencemaran di laut, darat dan udara. ternyata naik terus hingga ke awan, ngeri ya
Sangat mengerikan jika benar-benar hujan plastik. Kapitalisme membuat kerusakan makin parah. Astaqfirullah
atas nama pembangunan padahal pembunuhan. atas nama investasi padahal invasi.
Ya Allah, mengenaskan sekali nasib bumi dan penghuninya karena ulah tangan manusia sendiri.
sebagaimana yang sudah Allah peringatkan, ya
Air hujan yang dianggap paling jernih dan seeing dijadikan obat,, sekarang sudah tercemar oleh mikroplastik juga...
Di darat, laut, bahkan udara sudah tercemar dan rusak karena ulah manusia...
Ngeri ya kalau mikroplastik sudah bertebaran di udara bumi ini. Jadi pertanda bahwa kerusakan akibat penerapan sistem kapitalisme sudah semakin parah.
Kapitalisme memang ideologi yang menghalalkan segala cara. Industrislisasi yang dibangunnya tak ramah lingkungan hingga mengakibatkan rusaknya alam. Butuh perubahan fundamental segera.
Betul. Sekarang saja anak kecil di sekitar rumaj saya banyak.masuk RS karena gangguan pernafasan. Tak terbayang jika hujan plastik seperti apa.
Ya Allah, ngeri banget ini. MasyaAllah ... tulisannya sangat bermanfaat, Mba. Semoga umat (terutama penguasa) segera sadar dan sistem Islam hadir di bumi
Secara individu mengurangi pemakaian plastik. Tapi dampaknya kecil. Antar negara malah trading kuota CO2. Buat apa? Demi industri dan memuaskan lapar manusia akan barang
Wah bener banget semua solusi hanya ada sistem kehidupan dalam Islam
Dari sini saja, sudah jelas ya betapa Allah menyayangi seluruh mahluk