Al-Qur'an merupakan sumber hukum autentik yang berasal dari Allah Swt. yang memuat garis-garis besar hukum terkait perkara apa yang harus dikerjakan dan ditinggalkan. Antara halal dan haram sangat jelas perbedaannya.
Oleh. Bunga Padi
(Admin Kontribusi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Ramai pemberitaan di sosial media terkait pernyataan kontroversi dari Presiden Xi Jinping di Cina yang berencana memodifikasi terjemahan Al-Qur'an dengan mencampuradukkan antara ajaran Islam dengan Konghucu.
Namun sebelumnya Cina telah memodifikasi/merevisi terhadap ajaran Alkitab umat kristiani. Banyak ayat-ayat dihilangkan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai sosialis. Salah satu ayat yang mengalami perubahan dengan mengatakan, Yesus adalah seorang pembunuh. Umat kristiani dipaksa mengingkari iman mereka.
Proyek yang digagas 10 tahun lalu dan sudah separuh jalan ini hampir rampung. AlKitab versi Cina dibagikan secara wajib ke umat kristiani bahkan AlKitab untuk anak-anak telah dicabut peredarannya, serta aplikasi-aplikasi Alkitab telah dihapuskan, wartawan Dale Hurd dari CBN News dalam laporannya.
Pun begitu rencana mengubah Al-Qur’an versi negeri Tirai Bambu itu juga akan dilakukan. Sebab merupakan bagian dari upaya sinifikasi terhadap nilai-nilai Islam. Sedangkan sinifikasi adalah sebuah proses mengganti, memodifikasi, atau merevisi isi Al-Qur'an sesuai dengan budaya yang berlaku di Cina.
Dalam terjemahannya akan memakai konfusianisme untuk menafsirkan kitab suci. Di mana konfusianisme merupakan inti ajaran filsafat Cina yang memfokuskan edukasi perbaikan moral atau etika manusia.
Selain daripada itu, Presiden Xi Jinping juga menginginkan dengan keberadaan Al-Qur'an dan hadis versi Cina akan memberi pengaruh diterimanya Islam di negeri Tirai Bambu tersebut. (cnnindonesia, 21/9/2023)
Benarkah demikian atau ada rencana terselubung yang ingin dicapai? Mengingat Cina berhaluan ideologi komunis!
Ulama Angkat Bicara
Rencana Cina untuk memodifikasi Al-Qur'an dengan ajaran Konghucu tentu saja mengundang perhatian dan geram di hati umat Islam seluruh dunia dan para alim ulama, termasuk yang ada di Indonesia. Tak ketinggalan Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, mengeluarkan pernyataannya terkait isu itu.
Menurutnya, menggabungkan ajaran Islam dengan konfusianisme merupakan langkah yang sangat riskan. Sebab, hal itu dapat menimbulkan kemungkinan-kemungkinan penyimpangan ajaran Islam di masa yang akan datang.
Tambahnya lagi, penafsiran melalui konfusianisme tetap harus diwaspadai karena bisa berpotensi pada ketidaksesuaian atau salah aturan dari kaidah-kaidah yang sebenarnya. Akan berbeda halnya jika hanya diterjemahkan ke dalam bahasa asing lainnya seperti bahasa Cina, Inggris ini sudah lumrah. (pikiran-rakyat.com, 23/9/2023)
Siapakah Cina?
Republik Rakyat Cina (RRC) atau disebut Tiongkok beribu kota di Beijing yang terletak di Asia Timur termasuk dengan jumlah penduduk padat tertinggi di dunia. Meski secara resmi negara komunis, akan tetapi beberapa agama dilisensikan sebagai agama resmi yaitu Buddha, Kristen, Taoisme, Katolik, Protestan, dan Islam. Semua agama itu dipantau oleh pengawasan Departemen Pekerjaan di bawah Front Persatuan Partai Komunis.
Dalam menjalankan roda pemerintahannya, sistem politik yang diemban adalah pemerintahan satu partai dengan ideologi komunisme (sosialis) serta sistem kapitalisme untuk membangun perekonomiannya.
Kepemimpinan Xi Jinping sebagai presiden terlama dengan menjabat tiga periode sejak penobatan resminya pada Jumat, (10/3/2023) di Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang terselenggara sekitar 3.000 anggota parlemen memberikan dukungan suara bulat kepadanya.
Dari laman berita cnbcindonesia.com 10/3/2023, mengungkap terpilihnya kembali Xi Jinping menjadi presiden di Cina merupakan puncak kebangkitan yang luar biasa. Sebelumnya ia berasal dari partai yang tidak terkenal, kemudian menjelma menjadi pemimpin kekuatan global yang sedang naik daun saat ini. Kesempatan ini tentu menjadi ajang untuk meraih impiannya dengan visi memajukan Cina menjadi negara paling kuat di dunia.
Aroma Kuat Komunisme
Ketika sistem sekuler liberal menjadi pengatur kehidupan umat manusia di dunia, maka setiap negara berhak menentukan jalan politik sesuai keinginan dan tujuannya.
Jamak diketahui Cina sebagai negara berhaluan komunis. Di mana artinya dalam mengatur kehidupan bermasyarakat maupun bernegara menepis keberadaan Tuhan. Mereka berkeyakinan Tuhan itu tidak ada. Dan memercayai tidak ada pertanggungjawaban kehidupan dunia di akhirat kelak.
Bagi paham komunis, kehidupan dunia adalah tempat mengumpulkan materi sebanyak mungkin, tidak mempunyai standar halal haram, dosa, dan pahala dalam berperilaku atau berkata, memuaskan diri dengan berbagai kesenangan menurut hawa nafsu belaka tidak ada yang boleh melarang.
Dari sini kita sebagai umat Islam mesti bersikap hati-hati akan kebijakan Cina untuk memodifikasi Al-Qur'an dengan ajaran Konghucu. Yang sangat jelas berbeda pandangan dengan ajaran Islam dalam menyikapi kehidupan dunia dan sesudahnya.
Ada kemungkinan penyimpangan konten bisa terjadi dalam modifikasi itu, karena keinginan awal mereka akan menghapuskan nilai-nilai kebenaran (Islam) yang dianggap tidak sejalan dengan kepentingan ideologi komunis.
Walau dalam promosi menggemborkan agar ajaran Islam bisa diterima di negeri itu. Namun bagaimana dengan fakta penindasan, kekejaman, pembunuhan, dan kezaliman terhadap muslim Uyghur yang terjadi selama ini yang tidak terselesaikan. Alih-alih memberi tempat aman atas kehadiran Islam di Cina, yang perlu diwaspadai justru dengan mengubah Al-Qur’an sebagai alat politik menjegal kehadiran Islam secara legal.
Allah Swt. dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 120 telah mengingatkan umat Islam agar berhati-hati menyikapi suatu perkara yang berhubungan dengan nonmuslim terkait agama. Sebagaiaman firman-Nya yang berbunyi,
“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah yang sebenarnya, dan jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah ilmu kebenaran sampai kepadamu tidak akan ada pelindung dan penolong bagimu dari Allah’.”
Kesempurnaan Islam Jangan Diusik
Islam sejak kehadirannya ke muka bumi serta Rasulullah saw. sebagai pembawa risalah telah sempurna, komprehensif, syamil, dan kamil. Tak perlu ditambah atau dikurangi. Ajarannya sudah mencakup akidah, syariat, dan akhlak. Mulai dari ibadah mahda hingga ghairu mahda. Mengatur dan menyolusi berbagai persoalan, besar maupun kecil. Dari urusan pribadi, bermasyarakat, hingga bernegara.
Seperti yang disampaikan Allah dalam surah Al-Maidah ayat 3 yang menerangkan kesempurnaan ajaran Islam dalam arti,
“....Pada hari ini telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.”
Namun, bukan dakwah namanya bila dalam perjalanannya tanpa menghadapi onak dan duri perjuangan. Ini pula yang terjadi pada umat terdahulu. Ada Musailamah al-Kadzdzab, seorang pendusta yang mengaku dirinya adalah seorang nabi dan telah mendapatkan wahyu. Musailamah ingin mengubah Al-Qur'an dan ajaran Islam sesuai versi otaknya dan kelompoknya. Mendengar berita tak sedap itu, Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq bertindak cepat dan tegas.
Khalifah Abu Bakar segera melaksanakan operasi militer dengan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid untuk menumpas Musailamah dan kroni-kroninya. Akhirnya sang nabi palsu tersebut tewas di tangan Wahsyi ibn Harb r.a.
Khilafah Penjaga Agama dan Umat
Bagi umat Islam, Al-Qur'an adalah kitab suci agung nan mulia. Merupakan petunjuk jalan keselamatan hidup di dunia maupun akhirat. Sebagai seorang yang beriman, wajib mengimaninya. Bahkan tidak dibenarkan meragukan sedikit pun isi kandungan Al-Qur'an.
Al-Qur'an merupakan sumber hukum autentik yang berasal dari Allah Swt. Memuat garis-garis besar hukum. Perkara-perkara apa yang harus dikerjakan dan perkara-perkara apa yang harus ditinggalkan. Antara halal dan haram sangat jelas perbedaannya.
Oleh karenanya, dalam perkara akidah tidak boleh terwarnai atau menggabungkan dengan ajaran apa pun yang ada di muka bumi ini. Kewajiban patuh pada ketaatan mutlak hanya kepada hukum Allah Swt. dan Rasul-Nya. Allah berfirman dalam surah Al-Ahzab: 36 yang berbunyi,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ
“Dan tidaklah pantas bagi seorang laki-laki dan juga perempuan beriman, manakala Allah telah menetapkan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka…”
Dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat tersebut meliputi segala persoalan yang bermakna apabila Allah telah dan Rasul telah memutuskan suatu perkara, maka tidak boleh bagi seorang pun untuk menyelisihinya dan tidak ada alternatif lain bagi siapa pun, dalam hal ini tidak ada lagi pendapat atau ucapan yang benar selain itu. (Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim 6/423 cet. Dar Thaibah)
Islam sangat menjunjung tinggi nilai toleransi beragama dengan keyakinan lain, tidak memaksa pemeluk agama lain masuk ke agama Islam. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi,
“ Untukmu agamamu, untukku agamaku.”
Pun seharusnya juga bangsa atau agama lain tidak boleh mengganggu ajaran Islam. Oleh karenanya, Al-Qur'an yang hendak direvisi Cina dengan memasukkan nilai-nilai komunis/sosialis sungguh perbuatan lancang, dan tidak mendasar. Hal ini wajib ditolak oleh umat Islam tidak hanya yang ada di Indonesia tapi seluruh umat muslim dunia sebagai bentuk pembelaan terhadap Islam dan konsekuensi keimanan sebagai hamba-Nya.
Teringat pesan ulama besar Buya Hamka yang menuturkan, “Jika diam saat saat agamamu dihina maka gantilah bajumu dengan kain kafan.”
Dalam Islam negara wajib mengurus, menjaga, dan melindungi agama dan umat dari ancaman pluralisme yang mencampuradukkan semua agama. Karena merusak akidah, kerukunan, serta berpotensi memecah belah kesatuan dan persatuan kaum muslimin seluruh dunia.
Sebab itulah umat Islam urgen akan keberadaan Khalifah seperti sabda Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Muslim yang menuturkan bahwa seorang Khalifah atau imam itu merupakan periayah yang bertanggung jawab terhadap rakyat yang diriayahnya.
Kini saatnya umat Islam seluruh dunia menyadari untuk terus merapatkan barisan menjadi pembela agama-Nya. Memperjuangkan dan mengembalikan posisi khalifah dalam naungan Khilafah Rasyidah mengikuti metode dakwah Rasulullah saw. dalam melakukan amar makruf nahi mungkar.
Sehingga dengan keberadaanya tidak akan ada lagi negara kafir yang berani merendahkan, melecehkan, dan berani mengubah Al-Qur'an, ajaran Islam, dan menindas umat jika tidak ingin diperangi. Wallahu a'lam bishawab.[]
Permusuhan Pemerintahan Cina terhadap Islam telah nyata, namun anehnya Indonesia sebagai negeri muslim, masih menjalin kerja sama dengan negeri pengusung komunisme tsb...
Betul mbak Mimi. Cina dan ideologi komunismenya benar-benar meresahkan. Di sinilah seharusnya ada peran negara untuk membela Al-Qur'an dari pihak-pihak yang melecehkannya. Tapi seperti yang sudah-sudah, peran negara dalam sistem sekuler tidak bisa diandalkan. Menjadi tugas semua umat muslim memang untuk menegakkan kepemimpinan Islam di seluruh dunia agar mampu menjaga Islam dan semua simbol-simbolnya.
Yup sepakat mb Sartinah, jazakillah khairan atas tanggapannya ya.
Orang-orang kafir akan terus berupaya menghancurkan Islam demi kepentingan mereka. Berbagai makar mereka lakukan demi ambisi kufurnya.
Sebagai umat muslim kita tentu harus bergerak lebih masif dalam perjuangan dakwah Islam. Agar segera terwujud institusi yang menjadi Penjaga Islam seutuhnya.
Barakallah mba@ Mimi.
Selalu waspada terhadap kafir. Iyes. Aamiin ya mujibassailiin. Jazakillah khairan ya mb Atien doa terbaik juga untukmu. Aamiin
Benar Mbak. Islam sudah sempurna. Al-Qur'an juga sudah sempurna. Tudak butuh revisi. Maka upaya cina wajib ditilak dan ditentang oleh umat Islam seluruh dunia
Betul sekali Al-Qur'an udah komplit. Kafir gak usik2 ya. Jazakillah khairan mb Diyah Rini
Alasan apa pun yang akan dilakukkan Cina atau negeri mana pun. Jika ada yg ingin memodifikasi Al-Quran umat Islam wajib waspada dan menolak!