Kembara danda bermuara pada sebuah janji palsu.
Sifat amanah tersembunyi di balik tumpukan isu.
Keringnya hati dikuasai triliunan nafsu.
Beragam pertanyaan hanya dijawab dengan kata bisu.
Pelayanan menghilang di tengah kepercayaan yang sedang lesu
Oleh. Afiyah Rasyad
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Jerih payah usaha berdansa dalam temaram
Siluet kebenaran tertutup warna legam
Serpihan kata berkepanjangan bagai agam
Masa depan kehidupan kian suram
Memelihara amarah yang hobi baku hantam
Tak peduli air mata meluas samudra
Hilang empati kala derita kian menjadi prahara
Selembar danda diperebutkan dengan segala daya dan upaya
Menanggalkan belas kasih dengan memadamkan triliunan cahaya
Membabi buta menempuh segala cara
Seduhan napas mengalir segumpal ambisi
Silang pendapat bisa bermuara jeruji besi
Lain hati mendera dalam lipatan intimidasi
Memproduksi tega di segala sisi
Perubahan menjadi barang langka dan ide yang basi
Eka, dwi, tri, catur, dan panca sama saja
Saat kekuasaan berayun dalam perilaku durja
Kepada dunia hati dan jiwa bersoja
Menyelinap rasa pahit melebihi pahitnya maja
Berderap harap meraih mahkota raja
Arif dan bijaksana jauh panggang dari api
Risalah hati menapaki jiwa yang terlampau sepi
Walau keramaian terus saja menghiasi
Tak ada satu pun pelita menyinari
Gelap, sesak, dan pengap berayun silih berganti
Potongan kisah kelam berebut ke permukaan
Merasa gagah dengan melahirkan pekatnya kebijakan
Selembar danda terbahak di atas gemerlap kekuasaan
Menggiring hati yang tunduk dan patuh pada kilau jabatan
Mengeliminasi nurani yang bersemi dalam berkas kebenaran
Sial tak dapat ditolak sesuka hati
Tajamnya lisan menabur kata melebihi tajamnya belati
Menghalau kesejahteraan yang telah lama dinanti
Memamerkan kesombongan yang tak paham sebuah arti
Selembar danda dipeluk sampai mati
Kembara danda bermuara pada sebuah janji palsu
Sifat amanah tersembunyi di balik tumpukan isu
Keringnya hati dikuasai triliunan nafsu
Beragam pertanyaan hanya dijawab dengan kata bisu
Pelayanan menghilang di tengah kepercayaan yang sedang lesu
Selembar danda yang didamba
Atma tersandung dan lenyap tanpa aba-aba
Kesadaran datang bukan dengan tiba-tiba
Pada Sang Maha Kuasa layak mengiba
Dengan segenap kepasrahan tunduk menghamba[]
Nyerah kalau sang maestro sastra sudah berpuisi.. aku gak ngerti maksudnya apa,, tapi indah dibaca.
Masyaallah, saya sudah baca pelan-pelan tapi tetap sulit memahami. Hanya menerka-nerka saja sih maksud dari sastranya. Memang maestro sastra, mbak Afi ini.
Masyaallah.
Saya harus baca bolak-balik naskahnya mba @ Afiyah. Bahasa syairnya tingkat tinggi.
Kalau ngga salah, arti danda adalah tongkat kekuasaan.
Barakallah mba