Dalam Islam, kita dianjurkan untuk menggunakan akal dan pengetahuan yang diberikan oleh Allah. Ketika berbicara tentang fenomena seperti anak indigo, Islam menekankan pentingnya penilaian yang akurat dan menghindari terjebak dalam klaim tanpa bukti yang kuat.
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kehidupan dunia itu sementara, hanya manusia yang sadar yang mampu memahaminya. Kesadaran sering diartikan sebagai terjaganya akal sehat manusia. Namun, pengertian dalam konteks syariat Islam bermakna adanya keterikatan perbuatan manusia dengan Allah Swt. sebagai Sang Maha Pencipta kehidupan.Kesadaran bersifat demikian itu dinamakan kesadaran spiritual yang akan menjadikan manusia memiliki nilai atas perbuatan yang dilakukannya selama hidup di dunia. Namun, kadang kala manusia ada yang berbuat di alam bawah sadarnya.
Alam bawah sadar ini yang dikenal pada umumnya sebagai wilayah pikiran atau jiwa yang berisi memori, emosi, harapan, keinginan, serta dorongan yang ditekan serta tidak dapat diakses secara langsung oleh kesadaran. Tetapi, kenyataannya orang yang berbuat di alam bawah sadar tersebut dapat memengaruhi pada pemikiran serta perilaku seseorang. Misalnya, perilaku orang yang berhalusinasi, terkena hipnotis, atau adanya fenomena anak indigo.Inilah sebuah fenomena psikologis yang menarik perhatian ilmuwan, praktisi kesehatan, dan masyarakat umum. Perilaku manusia di alam bawah sadar merupakan perilaku abnormal yang melampaui batas-batas realitas biasa.
Halusinasi bisa dikatakan sebagai pengalaman indrawi yang muncul tanpa adanya rangsangan eksternal yang sesuai. Bentuknya bisa berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan sentuhan, atau bahkan perasaan internal yang terdistorsi. Contoh halusinasi di antaranya, seperti mendengar suara yang tidak ada, melihat gambar yang tidak ada, atau merasa ada sesuatu yang menyentuh tubuh tanpa adanya rangsangan fisik. Penyebab halusinasi dapat bervariasi, termasuk kondisi medis, kekurangan tidur, stres berat, atau penggunaan zat-zat psikoaktif.
Sedangkan hipnotis adalah keadaan sadar yang mendalam, yang menciptakan kesadaran yang terfokus dan peningkatan sugesti. Orang yang terhipnosis memiliki kemampuan untuk menerima sugesti atau instruksi dengan lebih mudah daripada dalam keadaan sadar biasa. Ini dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan, seperti meredakan rasa sakit atau mengatasi kecemasan. Meskipun ada perdebatan tentang bagaimana hipnotis bekerja, ini tampaknya melibatkan relaksasi mendalam, sugesti, dan kemampuan individu untuk masuk ke dalam keadaan pikiran yang lebih terbuka.
Meskipun seolah serupa, namun halusinasi dan hipnotis memiliki perbedaan, yaitu: Pertama, halusinasi melibatkan persepsi sensorik yang tidak sesuai dengan realitas, sedangkan hipnotis adalah keadaan fokus dan sugesti yang diperkuat oleh relaksasi. Kedua, halusinasi sering kali merupakan gejala dari gangguan psikologis atau kondisi medis tertentu, sementara hipnotis sering digunakan sebagai alat terapi atau hiburan. Ketiga, seseorang biasanya tidak memiliki kendali atas halusinasi yang muncul, sedangkan orang yang terhipnotis masih memiliki kesadaran dan kontrol tertentu atas diri mereka sendiri.
Fenomena Anak Indigo
Tak kalah menarik lainnya, yang berkaitan dengan perilaku alam bawah sadar dan berhubungan dengan psikologi manusia adalah tentang fenomena "anak indigo" yang telah lama menjadi perbincangan, terutama dalam kalangan spiritual dan alternatif. Anak-anak indigo diklaim memiliki kemampuan luar biasa, seperti kepekaan yang tinggi, kreativitas, dan pemahaman spiritual yang mendalam. Dalam konteks ini, mari kita lihat apa yang dikatakan tentang anak indigo dan bagaimana pandangan serta solusi dari perspektif Islam.
Mereka yang indigo sering digambarkan sebagai individu dengan kecerdasan di atas rata-rata, sensitivitas yang tajam, dan pemahaman yang mendalam tentang aspek spiritual. Namun, kebenaran di balik klaim ini masih diperdebatkan dan kurang didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Banyak ahli psikologi dan ilmu pengetahuan skeptis terhadap gagasan ini, menganggapnya sebagai bentuk sugesti kolektif yang tidak memiliki dasar ilmiah yang memadai.
Dalam Islam, kita dianjurkan untuk menggunakan akal dan pengetahuan yang diberikan oleh Allah. Ketika berbicara tentang fenomena seperti anak indigo, Islam menekankan pentingnya penilaian yang akurat dan menghindari terjebak dalam klaim tanpa bukti yang kuat. Hal ini selaras dengan definisi pemikiran Islam sebagaimana yang disebutkan dalam buku Studi Dasar-Dasar Pemikiran Islam karya Muhammad Husain Abdullah, dikatakan sebagai upaya menilai fakta dari sudut pandang Islam. Dengan demikian, melihat fenomena kehidupan dunia bawah sadar, termasuk di dalamnya perilaku anak indigo harusnya semakin menempatkan keyakinan dan kepercayaan kepada Allah di atas segala hal.
Solusi dalam Islam
Dalam Islam, solusi untuk menghadapi berbagai fenomena yang mungkin tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat adalah dengan pendekatan yang bijak dan berdasarkan nilai-nilai agama. Mengajarkan akhlak yang baik, mendalami pengetahuan agama, dan menjaga hubungan yang sehat dengan Allah merupakan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi tantangan dan fenomena kehidupan di alam dunia yang kadang terjadi di alam bawah sadar. Ketika dihadapkan dengan fenomena seperti anak indigo, penting bagi individu untuk mengadopsi pendekatan yang realistis dan ilmiah.
Dalam konteks Islam, mencari pengetahuan, merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an, dan berkonsultasi dengan ulama dapat membantu individu memahami dunia dengan lebih baik. Hal ini juga dapat membantu individu untuk tetap menjalani kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip agama yang baik. Pada akhirnya, halusinasi, hipnotis dan fenomena anak indigo mungkin memiliki daya tarik dan pesona tertentu, tetapi dalam konteks ilmiah dan pandangan Islam, kita perlu mengedepankan pemahaman yang benar dan pengetahuan yang diberikan oleh Allah. Dengan tetap berpegang pada nilai-nilai agama dan menjalani kehidupan dengan akhlak yang baik, kita dapat menghadapi berbagai fenomena dunia dengan bijak dan proporsional.
Terdapat banyak dalil dalam Al-Qur'an dan hadis yang menunjukkan keutamaan mengingat Allah (zikir) dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dilihat dalam Al-Qur'an surah Ar-Ra'd, pada ayat 28, yaitu bagaimana hati orang-orang yang beriman akan menjadi tenteram hanya dengan mengingat Allah Swt. Zikir juga bisa dijadikan pencegahan agar terhindar dari pengaruh hipnotis dan sebagainya, Al-Qur'an surah Al-Ahzab, ayat 41-42, menyebutkan bahwa orang-orang yang beriman untuk berzikir kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, dan bertasbih di waktu pagi dan petang.https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/merefleksikan-fenomena-hijrah-menuju-peradaban-penuh-berkah/
Pun sebuah hadis dari Abu Musa Al-Asy'ari, Nabi Muhammad saw. bersabda, “Contoh orang yang mengingat Tuhan dan orang yang tidak mengingat-Nya, seperti orang yang hidup dan orang yang mati."
Dari dalil-dalil ini, kita dapat memahami bahwa mengingat Allah (zikir) memiliki banyak keutamaan. Zikir dapat memberikan ketenangan dan kedamaian hati, meningkatkan hubungan kita dengan Allah, dan membantu kita dalam menghadapi cobaan hidup. Zikir juga dianggap sebagai tanda keimanan yang kuat dan merupakan cara untuk mendapatkan cinta dan keridaan Allah.
Oleh karena itu, mengingat Allah secara teratur dalam bentuk zikir, tasbih, tahmid, dan tahlil sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan mengingat Allah, kita bisa mengisi hidup kita dengan kesadaran akan kehadiran-Nya dan membimbing diri kita menuju kebaikan untuk terhindar dari kehidupan alam bawah sadar yang bisa menghilangkan nilai amal.
Wallahu'alam bishawab.
Wah, tulisan keren Ustaz. Anak indigo yg saya tahu mesti dikaitkan dengan anak yang bisa lihat makhluk halus. Hehe. Padahal ya ... gitu deh.
Betul, zikir adalah penenang bagi hati. Ya, seharusnya seorang muslim ketika menginginkan ketenangan tak perlu pergi ke sana ke mari, cukup mendekat pada Rabb-nya.
Jika hati selalu ingat Allah maka kehidupan akan terjaga terlebih jika syariat Islam diterapkan secara kaffah.
Alhamdulillah, Allah Swt menetapkan Zikir sebagai penenang hati..