Dakwah itu tanda cinta yang meminta segenap jiwa untuk mampu berkorban jiwa raga, waktu serta harta. Membuat mereka rindu setengah mati, dan selalu memenuhi ruang hati mereka hanya dengan Islam saja. Bukan yang lain.
Oleh: Ajira Ummi Nailah
NarasiPost.com - Kulemparkan pandanganku pada hamparan sawah yang menghijau. Tanah sawah yang beberapa waktu lalu dibajak, disemai, ditanami oleh si Petani kini nampak hijau menyejukkan mata. Ya Rabbana sungguh maha kayanya engkau atas segala Ciptaan-Mu.
"… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apapun yang ada pada suatu kaum hingga kaum itu mengubah sendiri apa yang ada di dalam diri mereka…" (QS. 13 : 11)
Selayaknya seperti itulah para pengemban dakwah dalam menempa diri agar layak dan mampu melayakkan diri sebagai pengemban dakwah yang amanah menjaga Islam dalam kancah kehidupan.
Membajak akal dan pemikirannya yang telah lama mengeras dengan timbunan tsaqafah asing peradaban kapitalis, menyemainya dengan bibit tsaqafah baru yaitu Islam, lalu menanaminya dengan pemikiran Islam, merawat keistikamahan dari hama pemikiran yang keliru, hingga berbuah pemikiran Islam yang benar dan dapat dipanennya, kemudian bisa dibawa pulang dan ditunjukkan kepada keluarga tercinta.
Tak sampai di situ saja, keluarga tercintapun perlu digiling pemikirannya yang masih dibungkus oleh pemikiran yang tidak Islami, ditampi perasaannya dari kotoran yang tidak Islami, sehingga layak disajikan kepada umat dan dinikmati bersama, agar cahaya Islam menyinari seluruh alam.
"Serulah manusia ke jalan Rabb-Mu dengan jalan hikmah dan nasihat yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik" .(QS. 16 : 125)
"Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lainnya. Mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah dan sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. 9 : 71)
Demikian juga dengan ladang dakwah kita yang ruang lingkupnya kecil maupun besar, pun butuh dibajak, disemai, ditanami dan dirawat sepenuh hati.
Dakwah itu tanda cinta yang meminta segenap jiwa untuk mampu berkorban jiwa raga, waktu serta harta. Membuat mereka rindu setengah mati, dan selalu memenuhi ruang hati mereka hanya dengan Islam saja. Bukan yang lain.
Maka dari itu, mari bersama-sama keluarga tercinta melayakkan diri dengan mengasah diri dengan tsaqafah Islam dan terus mencharger diri dalam halaqah agar mampu terus bergerak bersama jemaah menyeru umat kembali kepada Islam, menjadikan Islam sebagai satu-satunya ideologi yang diemban, dan mengatur kehidupan dalam segala aspek, agar umat ini bisa merasakan lagi hidup dalam naungan Islam kaffah. Islam rahmatan lil'alamiin.