Pembunuhan pada Anak, Tanggung Jawab Siapa?

Dengan berlimpahnya Sumber daya Alam di daerah itu baik kelapa, cengkeh dan hasil kebun lainnya, belum lagi hasil perikanan yang sangat berlimpah tak seharusnya membuat masyarakatnya tidak bisa makan.

Oleh: Siti Khadijah Sihombing, S.Pd
(Ibu Rumah Tangga)

NarasiPost.com - Ibu adalah pelindung anak-anaknya. Ibu juga harusnya mengayomi anak-anaknya. Sebab naluri seorang ibu pasti selalu menginginkan anak-anaknya terlindungi. Tetapi karena himpitan ekonomi ibu dengan sifat kelembutan hatinya bisa menjadi setan yang rela membunuh anak-anaknya tanpa pikir panjang.

Kita lihat saja begitu banyak kasus-kasus pembunuhan yang dilakukan oleh ibu kepada anaknya. Kasus terbaru yang mengejutkan adalah seorang ibu di Nias utara yang rela membunuh 3 orang anaknya.

Kasus pembunuhan sadis terjadi di Dusun 2, Desa Desa Banua Sibohou, Kecamatan Namohalu Esiwa, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara. Seorang ibu berinisial MT (30), tega membunuh tiga anak kandungnya yang masih balita. Dan setelah membunuh ketiga anaknya itu pelaku sempat berusaha melakukan upaya bunuh diri dengan menggorok lehernya sendiri dengan parang tetapi tidak berhasil. Dan yang paling mengejutkan motif pembunuhan ini adalah terhimpit masalah ekonomi. (Kompas.com)

Lagi-lagi kita selalu dikejutkan dengan persoalan ekonomi yang sampai merenggut nyawa. Kasus pembunuhan seperti ini selayaknya tidak terjadi di negeri yang kaya raya dengan semboyan “Gemah Ripah Loh Jinawi”, apapun ditanam pasti akan tumbuh subur. Harusnya tidak ada yang tidak bisa makan. Tetapi kenyataannya di daerah yang kaya sumber daya alam seperti Nias Utara masih ada kejadian masyarakatnya yang tidak bisa makan.

Menurut kasat mata penulis yang pernah datang ke daerah ini dan bersuamikan orang Nias Utara serta yang pernah tinggal di sana selama sebulan, semestinya tidak ada orang yang tidak bisa makan karena berlimpahnya hasil alam dari daerah itu. Dan daerahnya juga tidak daerah tertinggal lagi dan akses jalan ke sana juga sangat bagus, kapal untuk penyeberanganpun dalam seminggu itu bisa tiap hari ada dan itu selalu membawa makanan pokok untuk didistribusikan serta pembangunan wilayahnya juga sudah bagus apalagi setelah pemekaran dari kota Gunung Sitoli.

Dengan berlimpahnya Sumber daya Alam di daerah itu baik kelapa, cengkeh dan hasil kebun lainnya, belum lagi hasil perikanan yang sangat berlimpah tak seharusnya membuat masyarakatnya tidak bisa makan.

Tetapi karena kita hidup dalam sistem kapitalisme yang semua harga hasil pertanian, perkebunan dan perikanan dimainkan oleh para korporasi membuat harga-harga setiap komoditas itu sering kali di bawah harga rata-rata. Begitulah memang nasib rakyat dalam sistem kapitalisme ini. Mereka tidak diberikan mencicipi hasil kerja kerasnya, rakyat hanya dijadikan umpan untuk meraih kekayaan oleh para korporasi tentunya.

Miris memang. Begitulah hidup dalam sistem ini. Tidak akan ada kebahagiaan. Yang ada hanya perbudakan.

Kembali lagi dengan daerah Nias Utara. Kalau kita lihat daerahnya itu tidak tertinggal tetapi tidak juga maju. Daerah Nias Utara memiliki wisata alam pesisir pantai yang juga terbilang paling top dan sudah mulai terkenal.

Begitu banyak kekayaan alam yang dimiliki daerah itu. Kemanakah hasil dari semuanya? Apakah dinikmati oleh rakyat? Iya tentu. Tetapi hanya sebagian saja rakyat yang menikmatinya.

Sungguh menyedihkan melihat daerah-daerah yang memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah ruah tetapi rakyatnya sendiri tidak bisa menikmatinya. Belum lagi bantuan yang menjadi program negara yang seperti PKH, BLT, dll. Seharusnya tidak ada orang yang meringis masalah kelaparan.

Tetapi begitulah kenyataannya walaupun kekayaan alam berlimpah, bantuan banyak, kalau kita masih hidup dalam cengkeraman kapitalisme hari ini. Tetap kita akan menemukan anggota keluarga yang kelaparan sebab masyarakat sekitar juga acuh apalagi pemerintah setempat dan pemerintah pusat. Karena kita hidup dalam belenggu sistem kapitalisme, wajar jika hal ini selalu terjadi. Sebab para penguasa negeri ini hanya mementingkan diri mereka sendiri tanpa mau memedulikan rakyat kecil.

Hal ini sangat berbeda dengan sistem Islam kaffah. Yang mana pemerintahan dalam sistem Islam selalu mendahulukan urusan rakyatnya. Sebab penguasa dalam sistem Islam takut kepada azab Allah dan mereka tahu tugas mereka sebagai penggembala rakyat. Harusnya sebagai penggembala pasti selalu mengayomi dan melindungi gembalaannya. Begitulah pemimpin dalam sistem Islam. Dia tahu bahwa tugasnya melindungi dan memenuhi kebutuhan rakyat. Jadi dia akan selalu berusaha dan memikirkan bagaimana nasib rakyatnya.

Sebagaimana yang dicontohkan oleh Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab, ketika beliau mendengar sebuah keluarga yang belum makan karena tidak adanya persediaan makanan di rumahnya, beliau langsung mengangkat gandum dan memberikan kepada keluarga tersebut tanpa memberi tahu bahwa dia adalah khalifah.

Begitulah seharusnya pemimpin. Dia akan melakukan segalanya untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dia tidak akan pernah tenang jika ada rakyatnya terzhalimi.

Semoga kita segera hidup dalam naungan sistem Islam agar kita bisa hidup bahagia dunia akhirat.
Wallahua'lam bishowab.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Siti Khadijah Sihombing, S.Pd Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Tabiat Orang Kafir dan Fasik
Next
Bunda Izinkan Kupeluk Engkau di Surga
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram