Perjalanan aksara dimulai, mengetuk pintu-pintu ilmu dari satu cikgu ke cikgu lain, terseok-seok mengikuti challenge aksara, bergabung dalam grup ilmu dan berjuang menempuh ujian. Meski tak pernah bersua, tapi kami merasa dekat. Sungguh, ini nyata adanya! Mereka begitu bersemangat.
Oleh : Rina Nursanti
NarasiPost.Com-“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”
(HR. Bukhari no. 3461)
Hadits di atas mengingatkanku untuk berbagi ilmu tentang apa yang telah diketahui, apa yang dimiliki dan apa yang telah di pelajari. Terkadang, rasa malas dan enggan untuk memulai, menjadikan ilmu tetap dalam tempatnya, tersimpan di memori otak, menumpuk bak barang bekas dalam gudang. Ilmu menjadi tak bermanfaat.
Menjadi seorang Bidan adalah profesi strategis bagi seorang wanita. Bidan tak hanya menolong ibu saat melahirkan, tapi bagaimana menyiapkan ibu tangguh mencetak generasi penakluk yang kelak menjadi pemimpin masa depan. Tak mudah memang, namun, tidaklah sulit jika semuanya di siapkan dari awal. Bidan mendedikasikan dirinya secara total, menjadi sahabat bagi ibu dan mendampingi wanita sepanjang siklus kehidupan. Bidan berkarir surga menyadari, inilah tiketnya meraih ridha Allah.
Meski begitu, terasa berat untuk memulai. Rutinitas telah mengabaikan amanah ini, berdalih kesibukan, tenggelam dalam zona nyaman, tak peduli dengan ummat. Menunggu sampai kapan? Bukankah Allah telah memberi banyak kemudahan? Astaghfirullah …
Kucoba menata diri, menggali potensi yang telah Allah titipkan. Korona telah mengantarkan mimpi Bidan berkarir surga, bertemu sahabat taat dalam aksara. Ukhuwah pun terjalin lewat dakwah aksara.
Perjalanan aksara dimulai, mengetuk pintu-pintu ilmu dari satu cikgu ke cikgu lain, terseok-seok mengikuti challenge aksara, bergabung dalam grup ilmu dan berjuang menempuh ujian. Meski tak pernah bersua, tapi kami merasa dekat. Sungguh, ini nyata adanya! Mereka begitu bersemangat.
Aku heran bagaimana bisa secepat itu meraka melakukannya? Aksara yang bergizi, sarapan paginya puisi, makan siang opini, coffee break surat pembaca dan makan malam fiksi. MasyaAllah … Jangan tanya tentang aku, ya!
Aku baru memulai, memadukan bidan dan aksara. Karena orang berilmu harus menulis. Ini adalah kalimat sakti dari cikgu yang membakar emosiku. Jika tidak, maka orang bodohlah yang akan menulis.
Nah! Kebayang, kan jika ilmu disampaikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab? Tak hanya menyesatkan, tapi mereka bisa merusak satu generasi sehingga hancurlah peradaban ini.
Meski tak seindah diksinya “Dek Messy”, kucoba merangkai aksara. Betapa bahagianya ketika tulisanku bisa bermanfaat buat orang lain. Dakwah lewat aksara telah mengantarkan mimpiku menjadi Bidan berkarir surga, Biidznillah!
Terimakasih atas kebersamaan ini. Sahabat sejati adalah hubungan yang dibangun oleh rasa cinta dan didasari akidah sebagai wujud persaudaraan karena Allah. Maka terjalinlah ukhuwah Islamiyah.[]