Dengan muhasabah, semoga umat Islam semakin tersadarkan, bahwa pandemi adalah cara Allah untuk menegur hamba-Nya yang sudah melakukan banyak kelalaian (berhukum pada hukum buatan manusia). Kemudian kembali kepada hukum Allah. Kembali kepada Islam Kaffah.
Oleh: Ummu Aidan (Aktivis Muslimah Kota Cilegon)
NarasiPost.com - Tak terasa, hampir setahun masyarakat Indonesia termasuk Cilegon hidup diliputi pandemi. Serangan dari makhluk tak kasat mata bernama Covid-19 ini nyata. Tak hanya menumbangkan manusia, namun efek domino dari kemunculannya turut mengacaukan berbagai lini, seperti resesi, ancaman kemiskinan yang terus meningkat, kasus perceraian yang turut melonjak, dan lain-lain.
Kompas.com melansir, grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (7/12/2020) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 67.359.840 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 1.541.165 orang meninggal dunia, dan 46.558.706 orang dinyatakan sembuh (07/12/2020).
Sedangkan kota Cilegon, bulan ini kembali menjadi wilayah zona merah. Masih dari laman berita yang sama, tiga dari empat daerah yang akan menggelar Pilkada 2020 di Provinsi Banten, berstatus zona merah penyebaran Covid-19. Ketiga daerah itu yakni Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan (02/12/2020).
Hampir setahun masyarakat dunia hidup dalam kecemasan. Pertanyaan yang sekaligus menjadi harapan adalah, kapan pandemi ini akan berakhir? Tak ada yang bisa memastikan kapan pandemi ini akan berakhir. Bahkan para ahlipun tak ada yang bisa memprediksi.
Bagi kita, khususnya umat Islam, tentu harus meyakini bahwa keberadaan wabah adalah salah satu bukti kemahakuasaan Allah Swt. Boleh jadi Allah hendak menguji kesabaran umat manusia, dan bukankah Allah pernah berfirman:
"Kami sungguh akan menguji kamu semuanya dengan sedikit ketakutan, dengan kelaparan, dengan kekurangan harta benda, dengan bergugurannya jiwa-jiwa manusia dan dengan buah-buahan. Maka sampaikan berita gembira kepada mereka yang bersabar" (TQS Al-Baqarah [02] : 155).
Oleh sebab itu, pentingnya bagi kita untuk selalu meyakini, ada campur tangan Allah atas hadirnya wabah. Atas izin-Nya wabah ini ada, dan hanya dengan izin-Nya pula kapan wabah ini berakhir. Setahun bukanlah waktu yang singkat, cukup untuk dijadikan bahan renungan. Berbagai elemen sudah seharusnya melakukan muhasabah atas apa yang sudah dilakukan.
Boleh jadi selama ini terlalu banyak hukum-hukum Allah yang dicampakkan, al-Qur'an dan Sunnah tak lagi dijadikan pedoman hidup. Manusia larut dalam sistem sekuler yang menyesatkan. Aturan agama dianggap kuno dan primitif serta mengekang kebebasan. Agama tak diberi ruang dalam urusan politik bahkan dimusuhi. Dan lain sebagainya. Sehingga wajar jika Allah berkenan mengingatkan hamba-Nya dengan kehadiran wabah.
Dengan muhasabah, semoga umat Islam semakin tersadarkan, bahwa pandemi adalah cara Allah untuk menegur hamba-Nya yang sudah melakukan banyak kelalaian (berhukum pada hukum buatan manusia). Kemudian kembali kepada hukum Allah. Kembali kepada Islam Kaffah. Allah Subhanahu Wata'ala menjelaskan dalam al-Maidah:
"Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (hukum) siapakah yang lebih baik dari pada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini?” (TQS. Al-Maidah [5]: 50).
Dengan demikian, kaum Muslim harus bersegera melakukan taubatan nasuha. Taubat dari sistem bobrok dan rusak menuju sistem yang diridhai, yakni sistem Islam. Sebab hanya dengan kembali menegakkan sistem Islam, keberkahan akan kembali hadir menyinari muka bumi, tak terkecuali kota Cilegon. InsyaAllah.
Wallahu a'lam bishowab.