Bila seorang muslim menderita SSP, walaupun dalam perhitungan medis tidak akan bisa disembuhkan, minta saja pada Allah dan yakinkan hati bahwa Allah Maha Pemberi Kesembuhan. Bukankah Allah Swt. ketika menciptakan penyakit disertakan obatnya?
Oleh. Haifa Eimaan
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sindrom Stiff Person beberapa waktu lalu sempat viral, setelah Celine Dion, penyanyi di sound track film Titanic, dikabarkan mengalaminya. Sindrom Stiff Person (SSP) adalah kondisi langka yang memengaruhi sistem saraf, khususnya sistem saraf pusat. Dilansir oleh Liputan6.com (12/22/2023), Celine Dion juga kesulitan menggunakan pita suaranya untuk bernyanyi. Di dunia, tercatat hanya sekitar 1 juta orang yang mengidapnya. Sindrom Stiff Person biasanya terjadi di rentang usia 30 hingga 50 tahun. Meskipun langka, SSP dapat terjadi di seluruh dunia, tanpa memandang ras atau kelompok etnis. Hanya saja, berdasarkan hasil penelitian sejak kasus ini pertama kali ditemukan, sindrom Stiff Person memengaruhi perempuan dua kali lebih banyak dari laki-laki.
Gejala dan Diagnosis Sindrom Stiff Person
Gejala utama dari SSP adalah kekakuan otot yang berlebihan. Hal ini dapat terjadi pada area tubuh tertentu, seperti leher, punggung, tungkai, atau dapat meluas ke seluruh tubuh. Gejala lainnya, keram otot menyakitkan dan gerakan tubuh yang terbatas. Penderita SSP juga sering mengalami gangguan tidur, kecemasan, dan depresi. Pada kondisi ekstrem, bila bergerak berlebihan atau terjatuh, penderita bisa mengalami patah tulang.
Diagnosis SSP tidak mudah, karena gejalanya mirip dengan gangguan neurologis lainnya. Oleh sebab itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan tes laboratorium untuk memastikannya. Tes darah untuk mendeteksi antibodi GAD (asam glutamat dekarboksilase) dapat membantu mendukung diagnosis SSP.
Penyebab Sindrom Stiff Person
Penyebab pasti dari sindrom ini belum sepenuhnya dipahami. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang diyakini memainkan peran penting dalam terjadinya SSP.
Pertama, kelainan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali jaringan sehat sebagai ancaman dan mulai menyerangnya. Sistem kekebalan seharusnya melindungi tubuh dari serangan patogen seperti bakteri dan virus, tetapi pada gangguan autoimun, sistem ini menjadi hiperaktif dan menyerang jaringan sehat.
Penelitian menunjukkan bahwa SSP berkaitan dengan gangguan autoimun. Utamanya terkait dengan antibodi anti-asam glutamat dekarboksilase (GAD). GAD adalah enzim yang terlibat dalam produksi neurotransmiter yang penting untuk fungsi normal sistem saraf. Pada individu dengan SSP, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang GAD, yang pada gilirannya mengganggu fungsi normal sistem saraf. Meskipun hubungan antara antibodi GAD dan SSP sudah terbukti, masih belum jelas mengapa sistem kekebalan tubuh menjadi hiperaktif dan menyerang GAD pada individu dengan SSP. (Liputan6.com, 12/12/2022)
Kedua, faktor genetik. Ada bukti bahwa faktor genetik juga berperan dalam perkembangan SSP. Beberapa kasus SSP terkait dengan mutasi gen tertentu yang mengatur fungsi sistem kekebalan tubuh. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara faktor genetik dan terjadinya sindrom ini.
Ketiga, terjadinya stres. Meskipun belum sepenuhnya dipahami, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa stres secara psikologis dapat memicu atau memperburuk gejala SSP. Stres dapat memengaruhi keseimbangan kimia dalam otak dan mengaktifkan respons sistem kekebalan tubuh yang tidak normal, yang pada gilirannya dapat memengaruhi fungsi saraf dan otot.
Terapi untuk Penderita Sindrom Stiff Person
Meskipun sindrom Stiff Person tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, ada beberapa terapi pengobatan yang dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Berikut adalah beberapa terapi yang umum digunakan dalam pengobatan SSP.
Pertama, terapi obat. Dokter mungkin akan meresepkan obat seperti benzodiazepin atau gabapentin untuk membantu mengurangi kekakuan otot dan nyeri. Jika gejala SSP tidak merespons dengan baik terhadap obat-obatan ini, dokter dapat menggunakan terapi imunomodulator, seperti immunoglobulin intravena atau plasmaferesis.
Kedua, terapi fisik. Terapi fisik dapat membantu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan otot, dan mengurangi kekakuan. Latihan fisik yang direkomendasikan mungkin termasuk peregangan otot, latihan kekuatan, dan teknik relaksasi.
Ketiga, terapi psikologis. Karena SSP dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan, terapi psikologis seperti konseling atau terapi perilaku kognitif dapat membantu mengelola stres, kecemasan, dan depresi yang terkait dengan kondisi ini. Penderita SSP sangat rawan terkena stres, apalagi dengan informasi-informasi bahwa penyakit ini tidak bisa disembuhkan.
Bila seorang muslim menderita SSP, walaupun dalam perhitungan medis tidak akan bisa disembuhkan, minta saja pada Allah dan yakinkan hati bahwa Allah Maha Pemberi Kesembuhan. Bukankah Allah Swt. ketika menciptakan penyakit disertakan obatnya? Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidz, Rasulullah saw. bersabda, "Wahai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian. Sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit kecuali ada obatnya.”
Terakhir, apabila telah berikhtiar semaksimal mungkin, kembalikan semua yang dialaminya kepada Allah. Terlarang seorang muslim berputus asa dari rahmat Allah. Jalani hari dengan penuh optimis, tetap menebar kebaikan, tetap berprasangka baik pada Allah, dan berhenti mengeluh. Mengadulah hanya kepada Allah Swt. agar diberikan ketenangan hati.
Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh ajaib urusan seorang mukmin, apabila dia mendapatkan nikmat dan dia mensyukurinya, hal itu akan menjadi keutamaan baginya. Apabila dia mendapat ujian kemudian bersabar, hal itu juga menjadi keutamaan baginya.” (HR. Muslim dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan)
Wallahu a'lam bishawab[]
Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan untuk kita semua. Selagi masih sehat, semoga tubuh ini senantiasa digunakan untuk ibadah. Aamiin
Masyaa Allah ilmunya sangat bermanfaat. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan..
Masya Allah, tulisannya sangat bermanfaat. Mengenali tanda-tanda penyakit. Meski membutuhkan penanganan lebih lanjut untuk identifikasi penyakit. Semoga kita selalu diberikan kesehatan. Karena setelah nikmat iman, yang kedua adalah nikmat sehat yang paling berharga bagi kaum muslim.
Masyaallah, kecanggihan teknologi semakin memudahkan manusia untuk mendeteksi berbagai penyakit serta langkah pengobatan dan pencegahannya. Maka, selagi sehat sudah selayaknya kita banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Innalillahi tulisan ini mengingatkan kondisi yg sy alami sendiri, leher kaku 1 bulan dan area pinggul hingga paha rasanya sakit sekali.ke dokter dan kefisio terapi gak sembuh. Atas izin Allah berobat pijat saraf 1x langsung bisa noleh, ulangi hingga 2 kali. Alhamdulillah sembuh. Tapi bekas pijatnya lebam-lebam. (Pengalaman berharga,setelah itu aku intropeksi)
Berbagai macam penyakit yang muncul menandakan Lemahnya manusia, memang benar hanya kepada Allah lah kita bergantung, termasuk meminta kesembuhan
MaasyaaAllah nikmat sehat luar biasa. Beragam penyakit ada. Saya tuh suka kram di bagian betis. Sakit.. jika pas muncul. Semoga Allah melindungi kita semua.dari berbagai penyakit. Aamiiin ya Allah. Tulisannya menambah pengetahuan kesehatan.