”Perempuan adalah tiang penyangga negara, apabila perempuannya baik maka akan baiklah negara dan apabila perempuannya rusak, maka akan rusaklah negaranya.”
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tercatat dalam sejarah pada banyak peradaban besar di dunia, yang menganggap kaum perempuan sebagai makhluk pelengkap bahkan layaknya aksesori kehidupan, yang keberadaannya akan menambah keindahan, namun tiadanya pun tak menjadi soal. Perempuan dianggap setengah manusia atau manusia kelas dua yang hak dan kewajibannya, bahkan keberadaannya dalam kehidupan dunia ini, sepenuhnya dikuasai oleh laki-laki.
Pada peradaban Yunani Kuno, perempuan disamakan dengan tahanan, ia disekap dalam istana, menjadi barang komoditi. Begitu juga pada peradaban Romawi, perempuan mutlak berada di bawah kekuasaan ayah dan suaminya, mereka berkuasa untuk mengusirnya, menganiayanya, menjual, bahkan membunuhnya. Sementara pada peradaban Hindu sebelum abad ke-7 Masehi, perempuan merupakan sesajen utama bagi para dewa. Sedangkan pada peradaban Yahudi, perempuan dianggap sebagai sumber kutukan dan bencana, mereka menganggapnya sebagai penyebab diusirnya Adam dari surga. Pada peradaban Nasrani pun perempuan dianggap sebagai makhluk yang tidak memiliki roh suci.
Dalam peradaban Arab Jahiliah, menganggap perempuan sebagai aib bagi keluarga dan kabilah, sehingga mereka menghalalkan pembunuhan terhadap bayi perempuan. Karena bagi mereka, perempuan itu lemah, tak bisa berperang, dan tak ada yang dapat dibanggakannya. Perempuan hanya laksana barang yang terlahir untuk digunakan. Begitu hinanya perempuan di mata mereka, bahkan dalam beberapa kasus seorang perempuan hamil yang siap melahirkan akan disediakan di sisinya sebuah lubang untuk menguburkan bayinya seketika itu juga jika ternyata perempuan, tak peduli ibunya sempat melihat wajah anaknya ataukah belum.
Bahkan, jika seorang anak perempuan dibiarkan hidup, ia hanya akan dijadikan aset. Layaknya sebuah barang yang siap digunakan untuk memuaskan syahwat para lelaki dan untuk menghasilkan penerus keluarga. Ketika ia telah mencapai umur balig, maka rumahnya akan dipasang sebuah bendera sebagai lambang bahwa ada perempuan yang siap digunakan untuk meneruskan keturunan di rumah itu. Maka sejak saat itu, bergilirlah para laki-laki yang berbeda-beda untuk bercocok tanam, hingga anak perempuan itu hamil. Setelah ia melahirkan, barulah akan dilihat wajah bayinya lebih mirip dengan laki-laki yang mana di antara para lelaki tersebut, sehingga nasab anak itu akan dinisbahkan padanya.
Dalam surah An-Nahl ayat 58-59 Allah menggambarkan hal ini, "Dan bilamana seorang dari mereka diberi kabar kelahiran anak perempuan, menghitamlah wajahnya, dan dia menjadi sangat marah. Dia akan menyembunyikan dirinya dari orang-orang, karena kabar buruk yang disampaikan kepadanya itu. Apakah dia akan memeliharanya dan menanggung malu ataukah akan menimbunnya dalam tanah dalam keadaan hidup? Sangat buruklah putusan yang mereka tetapkan itu."
Bagaimana Keadaan Perempuan Setelah Islam Datang?
Islam adalah agama yang datang dari Sang Pencipta segalanya, termasuk perempuan. Islam sangat tegas menentang segala bentuk tindakan diskriminasi, penghinaan, dan penindasan terhadap wanita. Bahkan dalam Islam, kedudukan perempuan sangatlah mulia. Ia dihormati dan dimuliakan layaknya ratu. Ia ditinggikan layaknya mahkota. Ia dijaga layaknya harta yang berharga.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyebutkan betapa mulianya kedudukan anak perempuan bagi keluarganya, yang bahkan dapat menghalau ibu bapaknya dari api neraka. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, dia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Imam Bukhari berikut, “Barangsiapa di sisinya tiga anak perempuan, kemudian dia bersabar dalam menghadapinya, dan memberikan pakaian kepada mereka dari hasil usahanya sendiri, maka anak-anak perempuan itu akan menjadi pagar pemisah baginya dari siksa neraka.”
Keutamaan ini hanya diberikan kepada kaum muslimin. Meski banyak sebab untuk selamat dari api neraka yang dapat memasukkan kita ke dalam surga, namun apabila seorang muslim mengamalkan hal ini demi mengharap rida Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya hal itu dapat menjadi pencegah ia merasakan siksaan neraka.
Bahkan dalam sebuah ungkapan menyebutkan perempuan atau wanita sebagai tiang negara,
النِّسَاءُ عِمَادُ البِلاَدِ إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ البِلاَدُ وَإذَا فَسَدَتْ فَسَدَ البِلاَدُ
”Perempuan adalah tiang penyangga negara, apabila perempuannya baik maka akan baiklah negara dan apabila perempuannya rusak, maka akan rusaklah negaranya.”
Maka itulah Islam memberikan perhatian khusus kepada kaum perempuan. Disebabkan perempuan memang memegang peranan penting dalam kehidupan. Menurut para ulama, jika suatu bangsa memiliki wanita-wanita yang baik atau salihah, maka negara pun akan berkembang menjadi semakin baik. Namun, sebaliknya, jika kaum wanita di dalam suatu bangsa atau negara berkarakter yang buruk, maka negara sedikit demi sedikit menuju kehancuran.
Peran wanita bagi suatu negara bermula dari rumahnya atau keluarganya. Dalam perannya di dalam keluarga, baik sebagai ibu maupun istri, wanita memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak manusia bermartabat. Selain melahirkan, mengasuh juga membesarkan, seorang ibu juga berperan sebagai madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Begitu pun sebagai seorang istri, seorang wanita memiliki peran yang sangat penting dalam memberi dukungan kepada suami dalam berjuang di kancah kehidupan.
Jika pria disebut sebagai kepala keluarga, maka wanita dapat disebut sebagai tiang keluarga. Layaknya sebuah tiang penyangga rumah yang menentukan kuat atau rapuhnya sebuah rumah ketika menghadapi badai. Kesabaran dan ketangguhan iman seorang istri dalam menghadapi cobaan, ujian, tantangan rumah tangga, bahkan keikhlasan dalam mendukung suami, kelembutan dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya sangatlah penting.
Berikut beberapa peran penting perempuan dalam membangun peradaban manusia.
Pertama, sebagai istri. Ketika seorang wanita telah menjadi seorang istri, maka tugas utamanya adalah memberi dukungan kepada suaminya. Ia akan memberikan ketenangan dengan pengertiannya. Ia akan memberi rasa nyaman dengan kasih sayang dan cintanya. Ia akan memberi kekuatan dengan kedahsyatan doa-doanya. Ia akan memberi semangat dengan keindahan tutur katanya. Ia bagaikan oase di tengah gurun dengan kelembutan tutur katanya. Senyuman dan tiadanya keluhan adalah tempat terindah untuk kembali bagi seorang suami setelah berjibaku seharian di luar mencari nafkah.
Kedua, sebagai ibu. Perempuan yang telah menikah dan memiliki keturunan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Alaminya seorang anak manusia yang lahir ke dunia ini akan lebih banyak berinteraksi dengan ibunya. Sehingga ibunyalah yang paling dekat dengan sang anak, dari melahirkan, merawat, mengasuh, hingga berkomunikasi yang di dalamnya terdapat pendidikan bagi si buah hatinya. Maka sangat penting seorang ibu mempunyai ilmu, terlebih ilmu agama sebagai fondasi dalam kehidupan manusia. Sudah semestinya dari ibu seorang anak mengenal Rabb-nya, belajar tentang akidah hingga akhlak, dan mengenal hakikat penciptaannya. Ibu adalah teladan, maka idealnya ia menjadi role model yang baik bagi anak-anaknya.
Begitulah dahsyatnya peran seorang perempuan dalam membangun peradaban manusia. Dari rumahnya ia akan melahirkan generasi bintang. Dari rumahnya pula ia bisa mencetak pejuang-pejuang tangguh nan andal. Dari ibu yang beriman, akan lahir generasi yang bertakwa. Dari seorang wanita bermental baja akan lahir generasi kuat, prima dalam berkarya mengisi peradaban. Maka seorang wanita yang sukses adalah wanita yang berhasil menjalankan perannya di dalam keluarga, baik sebagai istri maupun ibu. Bukan dalam hal meraih kesuksesan kariernya semata.
Wallahu a'lam[]
MasyaAllah, kedudukan perempuan di dalam Islam sangatlah mulia. Ia dihormati dan dimuliakan layaknya ratu. Ia ditinggikan layaknya mahkota. Ia dijaga layaknya harta yang berharga.
Sungguh sangat Agung ajaran Islam. Wanita sangat dimuliakan kedudukannya. Saat menjadi anak saleha, akan menjadi penghalang orang tuanya masuk neraka. Saat menjadi istri yang saleha kedudukannya sebagai perhiasan terindah di dunia. Saat menjadi ibu saleha, mendapat hak perlakuan bakti anaknya hingga disebutkan 3 kali. Satu lagi kedudukan pentingnya adalah sebagai ummu ajyal, ibu bagi generasi umat yang terus mendakwahkan Islam
Masyaallah, betul. Hanya Islam yang mampu memuliakan perempuan, menjaganya, dan menempatkan kedudukannya sebagai pembangun peradaban. Tanpa Islam, perempuan hanya seperti yang terjadi pada peradaban jahiliah, tetap tertindas dan menjadi warga rendah.
Setuju. Hanya Islam yang memuliakan perempuan. Jangan mudah percaya dengan slogan kesetaraan gender, feminisme, liberalisme, sekularisme, dll yang tidak sesuai dengan Islam. Karena hanya membawa kesengsaraan hidup bagi perempuan dan masyarakat pada umumnya.
Tak ada yang lebih memuliakan perempuan kecuali Islam. Cukup. Jangan tergiur dengan feminisme karena justru membawa perempuan pada pencarian jati diri yang tak pernah usai
Alhamdulillah Islam datang untuk memuliakan perempuan. Untuk itu perempuan harus paham jatidirinya, wajib untuk mencari ilmu, berlandaskan akidah Islam dalam berbuat. Sebab dipundaknya maka generasi cemerlang akan terdidik dengan adanya seorang ibu yang tangguh.
Sungguh mengerikan keadaan perempuan sebelum Islam datang bener2 terhina dan tak bernilai .
Alhamdulillah dan patut bersyukur kita terlahir setelah Islam datang. Di mana Islam sangat memuliakan dan menghormati perempuan. Jadi tugas kita skrg adlh bagaimana menjaga amanah Allah itu sebaik2nya.