Uang Receh

"Di antara 24 jam yang kita punya, sebanyak apa waktu untuk beribadah kepada Sang Pencipta? Apakah hanya di kala luang saja? Apakah hanya di waktu sisa saja?"

Oleh. Nurjanah Triani
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Setiap kita memiliki waktu yang sama, 24 jam lamanya. Tak memandang dari mana ia berada, tak memandang bergelar apa pendidikannya, tak memandang jabatan apa yang didudukinya.

Semua sama saja.
Namun perbedaan begitu kentara terasa, bak bumi dan langit yang jauh jaraknya. Ada yang dapat menyelesaikan berbagai amanah dengan tertata, ada pula yang diberikan amanah satu saja sudah mengeluh tiada hentinya. Ada yang mampu menyeimbangkan kehidupan akhirat dengan dunianya, ada pula yang merasa fokus pada dunia saja sudah begitu melelahkannya.

Namun semua kembali pada pilihan. Memang hidup tak ada paksaan. Oh, andaikan saja ada, mungkin lebih mudah untuk mengikuti aturan-Nya? Karena manusia yang terlalu dibebaskan, bisa berakibat benturan hingga lalai tak terkendalikan. Terlalu diberi keleluasaan, justru membuat manusia lupa akan tujuan.

Demi Masa

Tentang waktu yang telah banyak disebut oleh-Nya. Mulai dari diperingatkan dengan baik-baik hingga peringatan yang menusuk dada. Detik demi detik yang berharga, sebab manusia bahkan tak mampu kembali ke detik sebelumnya. Waktu memang diibaratkan pedang, jika kita tak menebasnya, maka ia yang akan menebas kita. Bukan hanya kata, sebab waktu tak pernah menunggu manusia siap melakukan sesuatu. Saat ia berlalu tanpa kita melakukan apa-apa, maka artinya ia sedang menebas kita.

Masa. Allah telah peringatkan manusia bahwa kita sedang menuju penyesalan seluruhnya. Ya, tanpa terkecuali. Yang membedakan hanya penyesalan itu ringan, sedang, atau bahkan berat. Seseorang yang setiap detiknya terisi oleh ibadah kepada-Nya saja masih merasakan penyesalan "Mengapa tak lebih banyak lagi?" katanya. Mengapa hanya mampu satu juz sehari, mengapa tak ditambah lagi? Mengapa hanya zikir 100 kali? mengapa tak lebih banyak lagi? Mengapa hanya infak ribuan, mengapa tak berikan lebih lagi. Mengapa hanya mampu berkontribusi sedikit, mengapa tak seluruh hati, jiwa, dan pikiran diberi? Sahabat, sayangnya memang kita semua akan merasakan pertanyaan penyesalan nanti. Tinggal kita pilih, penyesalan seperti apa yang kita ingini.

Uang Receh

Di antara 24 jam yang kita punya, sebanyak apa waktu untuk beribadah kepada Sang Pencipta? Apakah hanya di kala luang saja? Apakah hanya di waktu sisa saja? Andai kita membeli barang di mal ternama, apakah kita akan mengeluarkan uang recehan? Tentu tidak. Pecahan seratus ribulah berjajar berbaris dengan merahnya yang akan dikeluarkan. Lantas, pantaskah kita membeli surga Allah dengan uang receh? Waktu-waktu sisa kita yang terkumpul setelah melakukan aktivitas duniawi lainnya?

Surga dengan segala kemegahannya, betapa tak memiliki rasa malunya kita jika membelinya dengan waktu sisa. Membaca Al-Qur'an hanya saat tidak lelah selepas pulang kerja. Mengikuti kajian hanya saat liburan dari padatnya aktivitas pekerjaan. Bahkan ibadah lainnya kita kerjakan dengan rasa malas yang tak terelakkan, di sisa tenaga selepas pergi berkegiatan.

Waktu Penuh

Tatkala terucap dalam salat bahwa seluruh hidupku untuk Allah, selayaknya ucapan itu tecermin dari skala prioritas dalam kegiatan sehari-hari. Mengurutkan mulai dari hal-hal wajib yang harus dilakukan, ditambah dengan hal sunah sebagai pelengkap amalan. Memberikan waktu penuh untuk menggapai surga yang sungguh-sungguh. Sebab surga tak sebanding dengan mal ternama, maka perlakuannya harus lebih khusus dan tahu diri sebagai hamba.

Kendati demikian, kehidupan pun harus tetap berjalan. Kerja harus tetap dilakukan, peran lainnya harus juga ditunaikan. Sebab bukan hanya ibadah ruhiyah saja yang perlu terpenuhi, Hablumminannas juga tak boleh dilewati. Namun, terkadang manusia terbawa suasana. Berawal dari menunaikan tugas sebagai peran manusia, terlalaikan hingga tersita waktu seluruhnya.

Mubah yang Lebih Melalaikan

Seorang muslim yang taat, memang tak sulit untuk menjauh dari hal-hal yang jelas diharamkan. Sebab larangan dan ancaman yang begitu keras telah banyak diperingatkan. Namun, ada yang lebih berbahaya, yakni sesuatu yang diperbolehkan namun tak memiliki manfaat atau nilai di dalamnya. Dalam hal mubah, seseorang tak segan untuk melakukannya, sebab memang diperbolehkan. Namun karena itu pulalah, nyaman dengan hal yang diperbolehkan padahal tak mengandung manfaat, tak jarang menjerat kita dengan kelalaian. Semisal menggunakan handphone, tak ada masalah dengan hal tersebut. Namun terlalu sering hingga melalaikan wajiban lain adalah bencana yang besar. Seberapa sering menunda salat karena masih berpaku pada benda mungil yang diperbolehkan ini? Rasulullah saw. bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

Artinya: "Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Jebakan setan memang tak hanya dari hal-hal haram saja, tetapi juga dapat muncul dari hal mubah yang mendorong pada keharaman. Oleh karena itu, mari kita gunakan waktu semaksimal mungkin dengan ketaatan, biarlah urusan dunia dengan waktu sisa. Urusan mengejar surgalah yang utama. Sebab tak layak bagi seorang hamba, membeli surga dengan waktu sisa.
Allahu'alam bish shawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Nurjanah Triani Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Investasi Asing: Bentuk Penjajahan Sistem Kapitalisme
Next
Korut : Krisis Bunuh Diri, Negara Tak Mampu Menangani
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

9 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

intinya taat itu harus sekarang, bukan nanti.. semoga Allah memudahkan kita semua dalam ketaatan.. aamiin

Sherly Agustina
Sherly Agustina
1 year ago

Maasyaallah, pengingat bagi diri. Jika ingin surga, kok waktu yang digunakan sisa?

Astaghfirullah

Tulisan yang sangat menginspirasi ❤️

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Ya Allah, semoga di sisa umur ini, saya senantiasa mengisinya dengan ibadah, syukur, takwa, dan kebaikan. Serta bisa memberi manfaat untuk semua.

Reva Lina
Reva Lina
1 year ago

Bismillah jadikan diri bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Semoga kita bukan termasuk orang yang lalai akan waktu, karena hal yang sia-sia tak akan bertahan selamanya. Jazakillah Khoir Self Reminder untuk diri ini. Barakallah Tulisannya ✨

Neni Nurlaelasari
Neni Nurlaelasari
1 year ago

Godaan akan hal mubah memang melenakan. Kadang ketika merasa lelah dengan tugas rumah, dan aktivitas lainnya, akhirnya memainkan gawai pun tak terasa memakan waktu juga. Tulisannya jadi muhasabah diri.

Nirwana Sadili
Nirwana Sadili
1 year ago

Astaghfirullah, ampuni kami ya Allah banyak melalaikan waktu. Tulisan yang menggugah agar kita tidak terlena dengan waktu karena waktu hidup kita akan di mintai pertanggungjawaban.

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Masyaa Allah, semoga kita terjauhkan dari perbuatan sia-sia. Senantiasa ingat bahwa kita akan kembali pada-Nya.
Syukron Mbak Nurjanah sudah mengingatkan diri ini.

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Sebaik-baik kesibukan adalah ketaatan pada Allah. Semoga kita bisa memaksimalkan sisa umur yang Allah berikan untuk menjalankan ketaatan kepada Allah Swt.

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
1 year ago

Semoga diri ini tidak terjebak dalam kelalaian, aamiin, bagus sekali ini sebagai pengingat diri

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram