Memetik Hikmah di Balik Musibah

Metode penanganan dan pencegahan menyebaran virus Corona-19 tersebut, mustahil terlaksana tanpa adanya peran negara. Negara berperan sentral dalam melindungi kesehatan rakyat secara optimal. Apalagi saat terjadi wabah penyakit menular. Seorang pemimpin bertanggung jawab atas segala problem yang mendera rakyatnya, meriayah dan memberi jalan keluar atas setiap kesulitan rakyatnya.

Oleh: Muthmainnah Kurdi

NarasiPost.com - "Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Sebaliknya jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu.” (HR. Al Bukhari).

Sejak pertama kali muncul di Wuhan akhir tahun lalu dan menjadi pandemi global, virus Corona telah banyak membuat perubahan pada ritme kehidupan di dunia. Tidak saja menghilangkan nyawa, juga mengakibatkan kerugian diberbagai sentral penting dalam kehidupan. Beberapa kebijakan telah dilakukan oleh negara, namun tidak satupun berhasil memutus rantai penyebarannya.

Kasus Makin Bertambah

Hampir 9 bulan sejak mewabah di Indonesia, virus Corona tercatat sudah membunuh jutaan jiwa. Per Kamis (03/12). Tercatat 564 ribu kasus. 466 ribu sembuh dan 17.479 dinyatakan meninggal. Ini merupakan kasus tertinggi sejak pertama kali diumumkan (kemkes.go.id).

Diketahui, kasus penyebaran virus ini meningkat cepat. Menimpa siapa saja, tidak memandang status sosial. Kalangan pejabat hingga rakyat biasapun diserang olehnya. Hal ini akibat tidak tepatnya metode kebijakan yang diambil oleh negara. Kasus teranyar adalah positifnya gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan wakil gubernur DKI, terlebih dahulu dinyatakan positif Covid-19 pada 29 November 2020.

Meningkatnya kasus Corona, mengakibatkan kerugian materi dan immaterial sangat besar. Dari mulai terjadinya PHK besar-besaran yang memicu maraknya pengangguran menstimulus munculnya kriminalitas yang makin tidak terkendali. Belum lagi perubahan metode belajar mengajar dalam dunia pendidikan, menjadi problem tersendiri yang membebani masyarakat karena tidak siap dengan perubahan tersebut, ditambah lagi solusi dari negara belum solutif.

Makin bertambah jumlah kasus, adanya pejabat negara yang terjangkit virus Corona, seharusnya menjadi pelecut bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah lebih konkrit memutus rantai penyebarannya. Namun, sejauh ini belum ada.

Solusi Islam

Sebagai agama sekaligus ideologi sempurna, Islam menjadi solusi atas setiap pelik masalah manusia yang absurd ada jalan keluarnya. Terkait cara penanganan wabah penyakit, Islam telah lebih awal, sejak 14 abad lalu sudah membangun ide karantina untuk mengatasi wabah penyakit menular.

Tercatat dalam sejarah, pada masa Rasulullah Saw wabah penyakit menular pernah terjadi. Wabah penyakit itu adalah kusta yang menular juga mematikan. Sebelum ditemukan obatnya, Rasulullah Saw mengisolasi atau menerapkan karantina terhadap penderita. Beliau memerintahkan agar jangan dekat-dekat atau melihat penderita kusta tersebut.

Cara tersebut diterapkan Rasulullah Saw untuk mencegah agar wabah penyakit tidak menular ke wilayah lain. Rasul Saw memastikan terlaksananya perintah beliau itu dengan membangun tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah. Lebih rinci penanganan penderita wabah penyakit masa Rasul Saw terangkum dalam buku karangan Nabil Thawil yang membahas tentang Rahasia Sehat Ala Rasulullah.

Dalam buku tersebut dijelaskan, setelah penderita berada dalam isolasi khusus atau karantina. Penderita diperiksa secara detail, lalu dilalukan langkah-langkah pengobatan dengan pantaun ketat. Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi ketika dinyatakan sudah sembuh total.

Melihat ganasnya penyebaran virus Corona, maka 2 ikhtiar ini yang harus dilakukan dalam menanggulanginya. Yakni dengan menggabungkan 2 metode ikhtiar berikut: Pertama ikhtiar kauni (alam), bersifat preventif. Kedua ikhtiar syar’i.

Metode Ikhtiar Kauni (alam) harus dilakukan karena kondisi alam ini sudah sedemikian tercemar. Masyarakat juga sudah begitu jauh meninggalkan pola hidup sehat. Berbagai penyakit bermunculan, menjangkiti siapa saja, dari masyarakat pedesaan hingga perkotaan. Terkait dengan pandemi virus Corona, ikhtiar Kauni dillakukan dengan cara: Pertama, membuat ruang khusus karantina. Kedua, melarang yang sudah terkena virus untuk bersosialisali, sebelum dinyatakan sembuh total oleh tenaga medis. Ketiga, me-lockdown atau menutup akses wilayah, melarang keluar juga masuk siapapun ke wilayah yang terkena wabah, bertujuan memutus rantai penyebaran virus. Keempat, meliburkan sekolah, kantor, dan menutup tempat-tempat publik di wilayah terwabah. Dan tetap melakukan aktivitas biasa bagi wilayah yang aman dari wabah. Kelima, menerapkan dan membiasakan pola hidup sehat dan bersih sesuai sunah.

Metode Ikhtiar Syar’i, meliputi: Taqarub kepada Allah Swt dengan memperbanyak shalat sunnah, istighfar, dzikir, membaca al-Qur’an, shalawat, bersedekah, me-revitalisasi amar ma’ruf nahi munkar agar digalakkan.

Metode penanganan dan pencegahan menyebaran virus Corona-19 tersebut, mustahil terlaksana tanpa adanya peran negara. Negara berperan sentral dalam melindungi kesehatan rakyat secara optimal. Apalagi saat terjadi wabah penyakit menular. Seorang pemimpin bertanggung jawab atas segala problem yang mendera rakyatnya, meriayah dan memberi jalan keluar atas setiap kesulitan rakyatnya.

Virus Corona juga mahluk Allah Swt hadirnya telah menggetarkan seisi bumi, memusnahkan keangkuhan manusia, membenakkan ketakutan. Dan ketahuilah, semua terjadi pasti atas kehendak-Nya jua.Tinggal manusia yang harus pandai memetik ibrah terbaik atas musibah agar berbuah ketaatan dan menuai berkah.

Setidaknya ada 2 pelajaran terbaik yang harus dipetik dari mewabahnya virus Corona: Pertama, menjadi ujian keimanan. Bahwa wabah ini adalah cara Allah Swt untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaatan paripurna. Kedua, menjadi teguran juga azab. Teguran agar umat yang sudah banyak lalai dan bahkan mengingkari ajaran agamanya, kembali kepada kebenaran agamanya. Menjadi azab adalah bagi mereka yang gemar berbuat dosa, membuat kerusakan, zalim dan syirik pada-Nya. Sebagaimana termaktub dalam firman-Nya:

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang bena)."
(QS. Ar - Rum: 41).

Sudah seharusnya pemimpin negeri ini segera kembali pada jalan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dalam mengurusi rakyatnya, khususnya dalam menangani pandemi Corona. Bersegera memberi solusi nyata, menyelamatkan rakyatnya dari wabah yang terus bertambah jumlahnya.

Wallahu A'lam.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Muthmainnah Kurdi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Saatnya Petani Melek Teknologi
Next
Resensi Novel Amelia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram