Berawal Persekusi Berujung Baiat, Benarkah demi Eksistensi?

”Jadi metode pembaiatan hanya berlaku untuk mengangkat seorang khalifah atau pemimpin Daulah Khilafah Islamiah. Bukan untuk bergabung dengan suatu harakah ataupun organisasi massa tertentu.”

Oleh. Diyani Aqorib
(Kontributor NarasiPost.Com dan Aktivis Muslimah Bekasi)

NarasiPost.Com-Baru-baru ini Ustaz Hanan Attaki dibaiat menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Sabillurrosyid Gasek, Malang, Jawa Timur. Pembaiatan tersebut dibenarkan adanya oleh Bendahara GP Anshor Jawa Timur, M. Fawait. Menurutnya Ustaz Hanan Attaki kini telah mantap memilih organisasi yang betul-betul menjunjung tinggi Islam rahmatan lil alamin, yang sejuk serta sesuai kearifan nusantara. (detik.com, 13/5/2023)

Sebelumnya Ustaz Hanan Attaki mengalami beberapa kali penolakan atau persekusi ketika hendak berceramah di sejumlah daerah. Seperti Jember, Gresik, hingga Pamekasan, Jawa Timur. Penolakan tersebut justru datang dari kalangan nahdiyin. Berbagai alasan pun terlontar demi membenarkan apa yang telah dilakukan.

Seperti beberapa bulan yang lalu, tepatnya di bulan Februari 2023 terjadi persekusi di Pamekasan. Kejadian di Masjid Muttaqin, Desa Laden, Pamekasan pada Minggu (12/2). Salah satu ormas menolak kedatangan ustaz asal Aceh tersebut dan meminta agar pengajiannya dihentikan. Alasannya menurut mereka bahwa Ustaz Hanan Attaki termasuk ustaz berhaluan radikal. (radarbabel.com, 18/2/2023)

Sangat disayangkan beberapa kali persekusi dialami oleh ustaz asal Aceh tersebut. Padahal, ketika sebuah organisasi massa atau kelompok dakwah menolak dakwah dan mempersekusi gerakan dakwah atau pendakwah lainnya dan tidak mengedepankan dialog keilmuan, maka hal tersebut dapat menjatuhkan dan memperburuk citranya di hadapan umat. Pun terkesan memecah belah umat. Sehingga harus dibenahi dan diluruskan agar tidak membuat rancu terhadap metode dakwah yang benar.

Berbaiat demi Eksistensi?

Dari video yang viral di masyarakat, banyak netizen yang mempertanyakan maksud dari baiat yang dilakukan oleh Ustaz Hanan Attaki terhadap ormas NU. Apakah ini merupakan cara agar dakwahnya aman dari persekusi? Karena sejatinya dakwah merupakan jalan yang penuh onak dan duri. Akan ada banyak penentangan di tengah masyarakat yang rusak. Terlebih lagi negeri ini sudah lama menerapkan sistem kapitalisme sekuler, yang semakin menjauhkan umat dari agama. Oleh karena itu, tak heran ketika umat merasa asing pada ajaran Islam yang benar.

Kondisi tersebut sesuai dengan apa yang disabdakan Rasulullah saw. bahwa, “Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing.” (HR. Muslim no. 145)

Dalam riwayat lain disebutkan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam ditanya, ‘Wahai Rasulullah, siapa orang yang terasing itu (al-Ghuroba)? Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Yaitu orang-orang yang mengadakan perbaikan di tengah manusia yang berbuat kerusakan.”

Dari keterangan hadis di atas jelas bahwa menjelang akhir zaman Islam akan menjadi asing kembali. Sehingga, jalan dakwah tidak akan mudah.

Maka, ketika Ustaz Hanan Attaki mengambil keputusan berbaiat kepada kelompok dakwah tertentu berbagai konsekuensi sudah menunggu di hadapannya. Salah satunya adalah kemungkinan akan adanya perubahan metode dakwah dan pemikiran yang terwarnai oleh pemahaman sekuler seperti Islam dengan kearifan nusantara. Pemahaman inilah yang berbahaya bagi umat, yang justru semakin menjauhkan umat dari pemahaman Islam yang benar.

Baiat Hanya Berlaku untuk Pengangkatan Khalifah

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam sudah mencontohkan metode dakwah yang benar dalam menyebarkan Islam dan menegakkan daulah. Metode inilah yang seharusnya kita ikuti sebagai umatnya. Ada tiga tahapan dakwah yang dicontohkan, yaitu tatsqif (pembinaan), tafa’ul ma’al ummah (interaksi dengan umat), dan tahbiq ahkam (penerapan hukum-hukum Islam).

Tahap interaksi dengan umat merupakan tahapan yang paling krusial. Karena di tahap inilah terjadi perbenturan antara pemikiran Islam dengan pemikiran yang berlaku di tengah-tengah umat. Itulah mengapa akan terjadi berbagai penolakan, karena pemahaman Islam yang benar akan terasa begitu asing di telinga mereka. Di sinilah diperlukan kekuatan pemikiran, kesabaran, dan istikamah di jalan dakwah. Tidak terpengaruh dengan pemikiran di luar Islam, tekanan pihak lain, maupun berbagai kompromi agar meninggalkan dakwah ini.

Lalu bagaimana dengan baiat? Baiat adalah satu-satunya metode (thariqah) dalam mengangkat seorang khalifah. Setelah dipilih oleh umat, maka seseorang baru sah menjadi khalifah ketika sudah dibaiat. Jadi metode pembaiatan hanya berlaku untuk mengangkat seorang khalifah atau pemimpin Daulah Khilafah Islamiah. Bukan untuk bergabung dengan suatu harakah ataupun organisasi massa tertentu.

Jadi sungguh hal yang tidak lazim ketika seseorang masuk ke organisasi atau harakah tertentu diwajibkan baiat. Sehingga, metode dakwah dan penerapan Islam yang dicontohkan Rasulullah saw. tidak diikuti dengan benar. Karena memang tidak ada metode baiat dalam rangka bergabung dengan harakah tertentu. Oleh karena itu, umat harus dicerahkan pemahamannya agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Khatimah

Dakwah merupakan jalan terjal yang penuh dengan rintangan, bukan jalan yang bertabur bunga dan kesenangan. Itulah mengapa Allah ‘Azza wa Jalla menghadiahkan surga bagi para pengemban dakwah yang ikhlas di jalan-Nya. Sehingga, sebagai pengemban dakwah harus siap dengan segala kondisi. Termasuk penentangan ataupun persekusi dari pihak lain. Jangan sampai semua cobaan itu melemahkan dan memalingkan kita dari metode dakwah yang benar yang telah dicontohkan Baginda Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam.

Pun dengan metode baiat jangan sampai disalahartikan. Karena metode tersebut hanya berlaku untuk mengangkat seorang khalifah dalam sistem Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Sehingga, tidak berlaku bagi seseorang yang hendak bergabung dengan sebuah harakah atau organisasi tertentu.
Wallahu a’lam bish-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Diyani Aqorib S.Si. Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Takut Menikah, Salahkah?
Next
Reposisi Militansi Militer sebagai Penjaga Negeri
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram