Perselingkuhan dan Perceraian Kembali Menggemparkan Media

"Paham liberal merupakan paham kebebasan yang lahir dari rahim sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan manusia yang masih bercokol dalam tubuh umat. Landasan tersebut menyokong lahirnya kebebasan berperilaku yang nantinya juga akan melahirkan kebebasan interaksi antara laki-laki dan perempuan."

Oleh. Annisa Sukma Dwi Fitria
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Kasus perselingkuhan dan perceraian dalam rumah tangga kembali terjadi. Bahkan dalam suasana lebaran pun, kasus tersebut seakan tidak pernah libur. Musisi terkenal asal Indonesia, Virgoun berhasil menjadi sorotan publik, lantaran aibnya terbongkar ke seluruh media sosial.

Dibongkar sendiri oleh sang istri, Inara Rusli, yang membeberkan detail perselingkuhan mantan suaminya tersebut dalam cerita Instagram-nya. Tenri Anisa, selingkuhan Virgoun yang diduga satu geng motor dengannya mengelak sudah berselingkuh, bahkan ia merasa jika istri Virgoun telah mempermalukan dirinya. Namun hal tersebut tidak berefek apa pun, karena rumah tangga Virgoun dan Inara yang dibangun selama 10 tahun telah kandas. (Hot.detik.com, 8/5/2023)

Hal senada terjadi di Kota Padang, Ketua Pengadilan Agama Kota Padang, Nursal mengungkapkan bahwa angka perceraian meningkat 20% atau 100 pasangan per hari. Hal tersebut terjadi karena acara reuni yang menimbulkan kecemburuan, kecurigaan, dan ketidakpercayaan sehingga mengakibatkan keretakan rumah tangga (beritasatu.com, 2/5/2023)

Banyak peneliti dan psikolog yang mengungkapkan, bahwa penyebab terjadinya perselingkuhan yang berujung pada perceraian adalah karena kurangnya cinta, rendahnya komitmen, merasa diabaikan atau tidak dihargai, dan munculnya konflik yang sulit diselesaikan (Jatim.tribunnews.com, 2/5/2023). Adanya tanggung jawab ganda yakni mengurus rumah dan bekerja pada seorang istri juga menjadi salah satu pemicunya. (Padek.jawapos.com, 30/4/2023)

Paham Liberal Bikin Ambyar

Menurut KBBI, reuni adalah pertemuan kembali kawan seperjuangan baik itu teman-teman kerja, kuliah, atau teman sekolah. Dalam satu acara tersebut, sangat mungkin terjadi interaksi sosial seperti berkumpul, bersuka ria, saling curhat, dan cerita pengalaman. Saat sekarang, tidak jarang acara reuni itu dijadikan ajang pencarian jodoh atau CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Asyik nostalgia cinta kasih masa SMA, hingga lupa pada pasangan di rumah.

Seorang yang seharusnya sudah siap menanggung sebuah komitmen pernikahan, namun nyatanya tidak berjalan sesuai dengan prosedur pernikahan. Dalam kehidupan yang serba bebas seperti sekarang, hal tersebut lumrah saja terjadi.
Konsep pernikahan yang tidak dipahami dengan benar mengakibatkan penyelewengan akad antara suami dan istri. Sehingga keduanya merasa saling disepelekan, tidak dihargai, dan merasa diabaikan.

Ego yang belum berhasil ditundukkan serta minimnya ilmu seni dalam berkomunikasi antara suami dan istri juga menyebabkan kesalahpahaman. Sehingga, keduanya sama-sama merasa tidak dicintai lagi dan memilih untuk berselingkuh. Ketidaksiapan tersebut menimbulkan sikap kekanak-kanakan, maka tidak jarang jika pasangan tersebut gagal untuk memahami peran masing-masing. Tatanan keluarga ambyar bagai kepingan kaca. Pernikahan yang dibangun bertahun-tahun harus dikorbankan.

Paham liberal merupakan paham kebebasan yang lahir dari rahim sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan manusia yang masih bercokol dalam tubuh umat. Landasan tersebut menyokong lahirnya kebebasan berperilaku yang nantinya juga akan melahirkan kebebasan interaksi antara laki-laki dan perempuan. Kebebasan tersebut akan menimbulkan banyak permasalahan di dalam hidup manusia, mulai dari banyak tersedianya tempat campur baur seperti bar, kafe, klub malam, hingga terjadi banyak perzinaan, bahkan pada laki-laki dan perempuan yang sudah menikah. Sehingga tidak jarang jika keduanya terjebak dengan kasus KDRT, perselingkuhan, dan perceraian.

Selama asas sekularisme masih tertanam kuat dalam hati dan pikiran umat, maka permasalahan seperti itu akan terus terulang. Negara yang tidak memiliki daya atas berbagai problematika umat, tidak akan pernah dapat menyediakan solusi tuntas atas banyaknya permasalahan tersebut. Kesejahteraan hanya mimpi dan kerukunan tinggal ilusi. Namun berbeda dengan negara yang menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai landasan hidupnya.

Umat Bahagia dengan Syariat

Islam mengatur dalam perkara-perkara kecil seperti masuk kamar mandi dan melepas pakaian. Begitulah Islam, agama yang unik karena memang hanya Islam yang menyediakan aturan untuk kehidupan manusia. Bersifat komprehensif dan kontemporer, yakni menyeluruh dan langgeng, tidak dapat berubah-ubah meski zaman telah berubah sekian ribu kali.

Dalam Islam campur baur disebut dengan ikhtilat, yakni berkumpulnya laki-laki dan perempuan dalam satu ruangan sehingga memungkinkan keduanya untuk melakukan kontak fisik. Allah berfirman, “Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka”. (TQS. Al-Ahzab: 53)

Rasulullah saw. juga berpesan bahwa, "Sebaik-baik barisan laki-laki adalah barisan pertamanya dan seburuk-buruknya adalah barisan akhirnya. Sebaik-baik barisan wanita adalah barisan akhirnya dan seburuk-buruknya adalah barisan pertamanya”. (HR. Muslim, no. 664)

Islam melarang ikhtilat, syariat akan menjaga interaksi antara perempuan dan laki-laki, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Selain memahami sistem pergaulan, memahami konsep pernikahan juga perlu dipelajari oleh perempuan dan laki-laki.
Tidak sembarangan, Islam memandang bahwa pernikahan adalah ritual yang sakral. Akad nikah yang berlangsung antara seorang laki-laki dengan wali perempuan akan disaksikan langsung oleh Allah Swt. Cobaan dan tanggung jawab dalam pernikahan akan Allah perhitungkan. Hal tersebut menjadi sebab mengapa seorang yang ingin menikah harus memiliki tujuan, visi, dan misi.

Bagi seseorang yang sudah memahami konsep tersebut, ia akan senantiasa menjaga perkataan dan tindakannya. Keduanya akan sama-sama belajar memahami tanggung jawab masing-masing serta mempelajari hak dan kewajiban yang akan ditunaikan dalam sebuah rumah tangga. Berat baginya untuk memukul, membentak, bahkan berselingkuh dari pasangannya.

Dengan hal urgen seperti itu, negara Islam akan memahamkan tiap-tiap individu dalam sebuah lembaga pendidikan Islam. Melalui pendidikan tersebutlah individu akan mempelajari akidah, sistem pergaulan, konsep pernikahan, dan lain sebagainya. Menjadikannya individu-individu yang bertakwa sehingga tercipta masyarakat yang bertakwa pula.

Wallahu a'lam bish shawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Annisa Sukma Dwi Fitria Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Sisir Kirmizi
Next
Mobil Listrik Jadi Sorotan, Subsidi Tak Tepat Sasaran
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram