Hadanah dan Tarbiah

"Didiklah anak sesuai dengan zamannya. Karena mereka hidup pada zaman yang tidak sama dengan zamanmu. (Ali bin Abi Thalib)"

Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Dalam Al-Qur'an surah At-Tahrim ayat 6, Allah Swt. menyeru orang-orang mukmin untuk memelihara diri dan keluarga mereka dari panasnya api neraka. Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan memelihara diri dan keluarga tersebut adalah memerintahkan diri dan keluarga yaitu anak, istri, saudara, kerabat, dan hamba sahaya untuk taat kepada Allah Swt. Tak hanya itu, ayat ini juga termasuk melarang diri dan keluarga untuk tidak bermaksiat kepada Allah Swt. Oleh karena itu, butuh upaya untuk mendidik, mengajari, memimpin, dan membantu seluruh anggota keluarga agar senantiasa taat kepada Allah, menjauhi larangan-Nya, dan mencegah mereka melakukan perbuatan maksiat.

Seruan Allah terhadap keluarga, merupakan bukti bahwa keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan. Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi seseorang dalam bertahan hidup. Keluarga juga menjadi tempat bersandar, berlindung, dan mendapatkan kasih sayang. Begitu pentingnya keluarga, bagi seorang muslim yang telah menikah, memperhatikan pola didik dan asuh anak juga merupakan hal yang tak boleh diremehkan. Sebab, anak adalah penerus generasi dari sebuah keluarga.

Mendidik dan Mengasuh

Dalam ayat lain yang terdapat dalam surah An-Nisa ayat 9, Allah Swt. juga memerintahkan agar orang tua senantiasa memberikan pendidikan yang baik sehingga tidak meninggalkan keturunan yang lemah. Yaitu lemah dalam agama, ilmu, harta, dan lain sebagainya. Orang tua bertanggung jawab atas apa yang ia berikan kepada anaknya sebagai amanah yang ia terima dari Allah Swt.

Memperhatikan pendidikan anak, erat kaitannya dengan mendidik dan mengasuh. Dalam bahasa Indonesia, mendidik berasal dari kata dasar "didik" yang berarti terpelihara dan terlatih. Oleh karena itu, mendidik adalah upaya untuk memelihara dan melatih kecerdasan seseorang. Dalam bahasa Arab, mendidik diartikan sebagai tarbiah. Di mana hal ini lebih mengedepankan kepada penggunaan akal agar dapat memahami konsep syariat Islam dan mengaitkannya dengan segala hal yang terjadi di sekitarnya.

Mendidik dalam Islam memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian Islam yaitu pola pikir dan sikap yang islami. Mendidik juga membutuhkan ilmu dan tsaqafah (pemikiran) Islam yang benar, sehingga mendidik membutuhkan proses panjang yang harus dilakukan secara berkala. Tarbiah (mendidik) anak juga terus berlangsung hingga anak berjalan di muka bumi dengan penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

Berbeda dengan mendidik, mengasuh dapat diartikan dengan menjaga, membimbing, dan memimpin. Dalam bahasa Arab, mengasuh diartikan sebagai hadanah (pengasuhan) atau kaffalah (pemeliharaan). Dalam buku Ensiklopedi Fiqh Umar bin Khattab, Muhammad Rawwas Qal'ahji menjelaskan bahwa hadanah adalah asuhan terhadap anak kecil untuk diurus dan dididik segala urusannya. Hadanah biasanya diperuntukkan kepada anak laki-laki dan perempuan yang belum tamyiz, yqkji anak yang belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk.

Hadanah yang meliputi pemeliharaan, lebih mengarah kepada aktivitas untuk menyiapkan semua kebutuhan dasar hidupnya. Seperti dalam mengurus makanan, minuman, pakaian, kesehatan, kebersihan, dan segala kebutuhan yang bersifat materiel. Mengingat ini merupakan perkara yang diwajibkan oleh Allah, maka menelantarkan anak (amanah) merupakan tindakan dosa yang dapat berakibat buruk bahkan membahayakan anak.

Oleh karena itu, hadanah tidak boleh diberikan kepada anak kecil, orang yang kurang waras akalnya, orang yang zalim, orang yang lalai, orang fasik dan munafik, serta orang kafir jika anak telah lepas dari ASI. Jika anak telah mampu mengurus dirinya sendiri, maka peran mengasuh berhenti sampai kondisi itu.

Anak, Amanah Spesial

Bagi orang tua, kehadiran buah hati merupakan hadiah sekaligus anugerah yang Allah berikan. Buah hati merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi hidup yang sama namun berbeda di dalam spesifikasi watak dan sifat yang diberikan-Nya.

Oleh karena itu, orang tua juga harus menyadari bahwa setiap anak memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing yang harus diarahkan sesuai dengan syariat Islam. Orang tua harus fokus untuk melejitkan kelebihan masing-masing anak, bukan fokus kepada kekurangannya.

Orang tua juga harus memahami bahwa semua anak terlahir fitrah (suci) sehingga jika ada hal yang tidak sesuai dengan yang ia harapkan, maka bisa jadi itu merupakan hasil dari pola didik dan asuh kedua orang tuanya.

Dalam hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah menyebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Setiap anak yang lahir, ia dilahirkan dalam kondisi fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi atau Nasrani."

Ibu, Pembangun Peradaban Mulia

Besarnya pengorbanan seorang ibu dalam melahirkan generasi membuat ibu mendapatkan posisi yang mulia dihadapan Allah Swt. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, ibu adalah tempat pertama bagi sang anak untuk memberikan baktinya. Kemuliaan yang ada pada ibu, hendaklah membuat ia terus belajar dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

Sahabat Ali bin Abi Thalib pernah berpesan, "Didiklah anak sesuai dengan zamannya. Karena mereka hidup pada zaman yang tidak sama dengan zamanmu."

Dari perkataan di atas, seorang ibu membutuhkan bekal dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Sebab anak akan mengalami zaman yang berbeda dengan zaman generasi sebelumnya.

Bekal seorang ibu mencakup bagaimana ia dapat menyelesaikan masalah dirinya, bagaimana ia memiliki ilmu mendidik dan mengasuh, serta bagaimana ia memiliki visi dan misi yang mulia untuk melahirkan generasi yang gemilang.

Untuk memenuhi bekal tersebut, maka seorang ibu harus memiliki keimanan yang kokoh kepada Allah Swt. Ibu juga harus senantiasa menggali ilmu dan tsaqafah (pemikiran) Islam agar ia tak terpeleset dalam mendidik dan mengasuh anak. Ibu juga perlu berkaca pada ibu-ibu salihah sebelumnya yang ada pada generasi sahabat, tabiin, tabiut tabiin dan generasi salaf saleh.

Ayah, Peran yang Tak Tergantikan

Tak hanya ibu, dalam mendidik dan mengasuh anak, hadirnya seorang ayah juga memiliki pengaruh yang besar. Ayah adalah pemimpin sekaligus penanggung jawab keluarga. Kemuliaan seorang ayah, ditempatkan pada qawwamah atau kepemimpinan yang dimilikinya. Dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 34 dijelaskan, bahwa kaum laki-laki adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum perempuan.

Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan, bahwa makna qawwamuuna pada ayat tersebut adalah laki-laki sebagai pengurus perempuan yang memimpin, menguasai, mengepalai, dan mendidik jika wanita menyimpang. Meski ayat di atas menunjukkan kepemimpinan laki-laki atas perempuan, maka ini juga berlaku kepemimpinan laki-laki sebagai kepala keluarga yang membawahi anak-anaknya.

Jika seorang ayah turut serta melibatkan diri dalam mendidik dan mengasuh anaknya, maka kepribadian Islam yang terbentuk pada diri anak akan semakin kuat. Dalam memimpin keluarga, maka ayah juga harus membekali diri dan berusaha menjadi contoh yang baik sebagaimana Rasulullah saw. memberikan teladan yang baik dalam bersikap, mengurus, membimbing, dan memimpin keluarganya.

Penutup

Hadanah (pengasuhan) pada anak, akan lepas saat anak telah mukallaf atau balig dan berakal. Karena pada kondisi itu, anak telah mampu mengurus kebutuhan fisiknya. Akan tetapi, tarbiah (mendidik) anak akan terus berjalan sepanjang hidup agar anak menjadi muslim yang senantiasa berjalan dalam ketakwaan kepada Allah Swt. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Mempersiapkan Pernikahan
Next
Masa Menopause, Disyukuri Bukan Ditakuti
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Reva Lina
Reva Lina
1 year ago

Yups Pentingnya orangtua untuk bisa memantau anak-anaknya dengan mengikuti perkembangan zaman anak karena tak semua didikan orangtua dahulu sama dengan pola perkembangan anak saat ini, ketergantungan dengan gadget dan alat elektronik lainnya membuat anak cenderung lebih murung dan enggan berinteraksi antar sesama. Maka dari itulah peran orang tua sangatlah dibutuhkan untuk bisa menerapkan dan memberikan pengajaran tentang sistem keislaman

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram