"Hidup itu memberi tekanan yang penuh risiko dan lawan. Tak ada jalan selain bertahan dan berjuang. Kamu sendirilah yang menentukan ingin jadi arang atau berlian."
Oleh. Ella Niawa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Setiap sudut surau itu mengandung kisah yang tersimpan kenangan masa lalu saat mencari cahaya agama. Perilakuku yang berubah-ubah di masa lalu, mencerminkan bahwa aku tak punya pandangan arah hidup yang jelas. Di saat yang sama, rasa putus asa timbul. Hingga diri ini tergugah mendengarkan nasyid agar teralihkan. Dari sini pula, aku mulai berminat mengkaji ilmu di surau kecil dekat rumahku karena tergugah dari liriknya.
Pentingnya membentuk mindset yang benar agar dapat memahami hidup. Sebenarnya, kita hidup untuk apa? Kalau ada masalah larinya ke siapa? Oleh karena itu aku harus tahu makna hakikat hidup. Berhubung tak ada kurikulum sekolah yang mengajarkan hal sedemikian rupa, maka dari itu aku sendirilah yang mencari jawaban tentang tujuan hidup dengan menuntut ilmu.
Rasulullah saw. pernah bersabda, "Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim." (HR. Ibnu Majah)
Allah juga memuliakan orang-orang yang menuntut ilmu, sesuai dalam firman-Nya,
"Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan" (QS. Al-Mujādalah: 11)
Islam telah memberi contoh sosok suri teladan yaitu Rasulullah saw. agar kita dapat mengikuti jejaknya. Islam adalah konsep kehidupan yang benar karena menuntun pada jalan yang terarah, telah terbukti dari zaman Rasul hingga sekarang. Rasulullah menjadikan Islam sebagai preferensi dalam kehidupan sehari-harinya. Islam mampu menjawab semua problematika kehidupan dan mengontrol pengembannya agar cita-cita terwujud sempurna.
Jika Islam dijadikan pedoman maka kebahagiaan hakiki yang ia dapatkan. Untuk itu, kumencoba menapaki jalan yang kupilih, yaitu hijrah. Terkadang ada rasa bosan memperjuangkan kebenaran, namun hati mengajak pantang menyerah dalam melawan sebuah tantangan.
Sudah sejauh ini banyak yang kuhadapi. Pernah terluka, pernah terhina, tapi berusaha untuk baik-baik saja. Berusaha mengerahkan segala daya kemampuan untuk melangkah lebih jauh lagi. Dirasakan malah lebih nikmat meski hati terasa terimpit. Hampir terjatuh dalam keterpurukan, Allah bergegas segera mengulurkan bantuan. Dari sini makin yakin bahwa pertolongan Allah begitu dekat.
Jika ada rasa malas yang menyapa, maka aku ingat itu tanda setan berkuasa. Cepatlah kembali kepada-Nya, karena Allah selalu menanti permintaan tolongmu. Jika engkau berjalan menuju-Nya, Allah berlari menyambutmu selama pintu rahmat terbuka.
Kadang kala Allah hadirkan kasih sayang-Nya berupa hidayah melalui sebuah peringatan. Jangan bersedih, bahkan itu bagian nikmat tak tergantikan. Karena kekayaan yang engkau kumpulkan tak akan mampu membeli hidayah-Nya.
Imam besar Ibnu Qayyim rahimakumullah pernah berkata, "Seorang hamba janganlah merasa aman terhadap dirinya sendiri, karena dia benar-benar butuh hidayah di setiap helai napas yang ia embuskan."
Kita diajarkan berdoa untuk meminta hidayah seperti dalam firman-Nya, "Wahai Rabb kami, janganlah palingkan hati-hati kami setelah Engkau berikan kami hidayah, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi." (QS. Ali-Imran: 8)
Hidayah merupakan misteri, tak ada yang menduga kedatangannya. Maka dari itu, kita rangsang potensi hidayah tersebut cepat turun. Kesabaran dan ketaatan yang istikamah akan membuahkan hasil yang indah dalam memperjuangkan hidayah-Nya. Masih ada waktu yang tersisa, marilah berusaha hidup menjadi berkah! Karena ada masa yang tidak bisa diukur oleh waktu. Masih ada tempat yang tersedia untuk berubah, buatlah momen kenangan ibadah yang terindah sebelum tutup usia. Karena ada tempat yang di mana tak mampu diukur oleh jarak.
Segera bangkit sebelum hidupmu lebih terasa sulit! Berikhtiar sebelum mengatakan sukar!
Memang tak mudah untuk terus melangkah, ingat Allah bersama kita. Gunakan lisan untuk menyeru kebenaran agar meraih kemenangan. Kemenangan hanya diraih oleh orang yang serius dalam berjuang. Berjuanglah terus dalam ketaatan dan bersabar menghadapi segala rintangan, ini lebih menawan daripada menghadapi musuh di medan perang. Perjuangan itu akan terasa pahit dan sempit bila tak bertahan dari awal, namun terasa manis jika ketulusan hati dimunculkan. Kenikmatan dunia hanyalah tipuan fatamorgana yang memabukkan, obsesinya terputus jika masa tenggangnya sudah ditentukan.
Perjuangan begitu menawan nan tampan jika dibubuhi rasa cinta yang tak pernah kenal putus asa dari rahmat-Nya. Hidup itu memberi tekanan yang penuh risiko dan lawan. Tak ada jalan selain bertahan dan berjuang. Kamu sendirilah yang menentukan ingin jadi arang atau berlian.
Seperti kisah perjuangan murid Imam Syafi'i. Beliau adalah Ar-Rabi' bin Sulaiman yang terkenal dengan julukan slow learner murid paling lambat di antara murid lainnya. Namun,m sang guru tetap sabar dan membersamainya di kala ada kesulitan. Materi pelajaran dipaparkan berkali-kali masih tak paham, maka sang guru menasihatinya untuk berdoa memohon kepada Allah untuk memudahkan mencerna ilmunya. Tak disangka Ar-Rabi' bin Sulaiman berusia dewasa yang terkenal paling lambat itu berubah menjadi Imam ulama besar di bidang fikih. Inilah salah satu contoh perjuangan sang murid yang bersabar dalam menuntut ilmunya sedangkan sang guru bersabar mengajarkan ilmunya. Kedua peran ini memang tampak berbeda, namun keuletan dalam perjuangan masih tetap menjadi jawaban dalam meraih kesuksesan.
Kisah lain dari sahabat Rasul yakni Zaid bin Haritsah, ia berjuang mencari ayat terakhir dari surah At-Taubah yang telah ditemukan di tangan Abu Hudzaimah Al-Anshari, di mana tidak didapatkan dari orang lain. Begitu memukau perjuangan beliau yang berusaha mencari ayat-ayat yang terpisah dari sudut tempat ke tempat lain dan dari sahabat ke sahabat yang berbeda.
Tak kalah juga dari kalangan muslimah yang tangguh, yakni Laksamana Malahayati lulusan akademi militer Utsmani. Seorang wanita tampil berani melawan Cornelis de Houtman dan mengusir penjajah Belanda.
Semua kisah-kisah di atas penuh cerita perjuangan yang layak kita contoh dari semangat beliau-beliau yang tak pernah padam sebelum nyawa terpendam.
Sampai di akhir cerita, Allah sendiri memberi kejutan hadiah yang tak disangka-sangka, dengan waktu yang ditentukan.
Selamat berjuang saudaraku, jangan mau menyerah sebelum nafsu yang menyelimuti hati ini kalah. Tak akan ada kemenangan bila kebenaran belum dibebaskan dari belenggu kezaliman. Tak akan ada kegemilangan bila Islam tak diterapkan dalam kehidupan. Maka dari sinilah Islam memandang bahwa perjuanganmu sungguh menawan.
"Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata." (QS. Al-Fath: 1)[]