Tanpa Khilafah, Palestina Terus Terjajah

”Karena hanya dengan Khilafah Rasyidah, umat secara efektif mampu melawan pendudukan yang diprakarsai oleh kekuatan kolonial yang dilaksanakan oleh Zionis.”

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com dan Mutiara Umat Institute)

NarasiPost.Com-Perbuatan brutal Israel kepada warga Palestina kembali dilakukan. Setiap bulan Ramadan, pola yang sama selalu dilakukan Israel terhadap muslim Palestina. Bahkan, di bulan Ramadan perbuatan Israel makin brutal dan sadis. Seolah mereka sengaja mengotori bulan suci Ramadan dengan perbuatan keji mereka.

Sebagaimana yang terjadi pada hari Rabu, 5 April 2023, dilansir dari sebuah video yang beredar di media sosial terlihat jelas polisi Israel memukuli orang yang sedang berada di Masjid Al Aqsa. Dengan brutalnya polisi Israel melakukan perbuatan keji terhadap jemaah salat. Dari kejadian ini ratusan orang mengalami luka-luka dan menjadi tawanan polisi Israel. Organisasi Bulan Sabit Merah di Palestina juga membenarkan hal tersebut, puluhan orang luka-luka dan ratusan orang ditawan, bahkan pihak Israel mempersulit jalur evakuasi para korban yang terluka.

Dari kejadian ini Kedutaan Besar Palestina di Indonesia mengutuk keras perbuatan tersebut. Perbuatan Israel secara tidak sah menginvasi Al Aqsa, menyerang dengan brutal jemaah laki-laki, perempuan, anak-anak, serta menangkap lebih dari 500 jemaah. Kedubes Palestina menegaskan Israel tidak memiliki kedaulatan atas bagian kompleks Masjid Al Aqsa. Sehingga, sudah seharusnya dunia membantu Palestina menghentikan perbuatan Israel tersebut. (CNNIndonesia, 7/8/2023).

Berbagai kecaman dan kutukan atas kejadian tersebut datang dari kaum muslimin. Sayangnya tak satu pun pemimpin negeri muslim yang tergerak untuk membebaskan Palestina lewat aksi nyata, yakni mengirim pasukan untuk mengusir penjajah Israel dari bumi Palestina. Justru yang terjadi selama ini hanyalah basi-basi diplomasi. Padahal, selama ini dunia menyaksikan kekejaman Israel secara nyata. Israel telah menjajah, dan merampas hak-hak rakyat Palestina.

Padahal, sejak tahun 1948 Israel telah melakukan berbagai serangan untuk mengusir rakyat Palestina. Hingga akhirnya mereka berhasil menduduki 77 persen tanah Palestina dan mengusir 2/3 rakyatnya. Hingga kini yang tertinggal hanya bagian kecil saja dari negeri Palestina, bahkan hampir tidak kelihatan jika dilihat di peta dunia.

Kebiadaban yang Terus Berulang

Sekali lagi, Israel menunjukkan bahwa ia tidak menghargai kehidupan muslim. Palestina seolah menjadi panggung kebiadaban Israel yang dipertontonkan kepada dunia. Di lain pihak, peristiwa tragis yang berulang ini juga menunjukkan kedok para penguasa muslim. Mereka tidak cukup punya keberanian dalam membela jiwa dan kehormatan umat Islam.

Arogansi Israel ini terjadi karena mendapat dukungan dari penguasa internasional. Dari perkembangannya Israel ada karena Inggris yang memberikan ruang, ketika Daulah Khilafah Utsmaniyah runtuh. Namun, dalam perjalanannya Israel menjadi anak asuh dan dijaga oleh negara adidaya yang mengemban kapitalisme sekularisme yaitu Amerika.

Sehingga sebuah hal penting bagi umat untuk menyadari keberadaan Israel sebagai sebuah produk kebijakan kapitalis. Tujuan keseluruhan dari kebijakan kapitalis adalah untuk mencuri sumber-sumber daya alam umat Islam, mencegah kesatuan umat, dan memastikan bahwa umat tetap dalam dominasi barat agar selalu bergantung pada barat. Akibatnya kaum muslim selalu gagal dalam membantu muslim Palestina, bahkan muslim di belahan bumi lainnya. Hal ini dikarenakan para penguasa telah terbeli oleh kebijakan-kebijakan mereka. Amerika menganggap penguasa adalah kunci untuk menerapkan kebijakan mereka di wilayah itu. Keberadaan Israel bagi Amerika dan Eropa adalah sebagai salah satu cara dari berbagai macam cara untuk memastikan bahwa umat Islam akan mengikuti hegemoni atas kekuatan-kekuatan kolonial, dan tidak akan menerapkan Islam.

Karena alasan inilah meskipun dunia menyaksikan berbagai kebiadaban yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, mereka tidak bisa menghentikannya. Padahal, dalam pandangan dunia internasional pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah ilegal, yang artinya Israel adalah penjajah. Bahkan, dalam Konvensi Jenewa Keempat, dunia internasional mengakui Israel telah melanggar Hukum Humaniter Internasional.

Faktanya hari ini ketika kebrutalan Israel terus berulang, umat Islam yang jumlahnya mencapai hampir 2 miliar orang tidak mempunyai kekuatan untuk mengusir penjajah Israel dari bumi Palestina. Bukan hanya di sekitar Masjid Al Aqsa, kekejaman Israel di jalur Gaza seolah tiada jeda. Pengeboman dan serangan yang dilakukan Israel mengakibatkan kehancuran yang luar biasa. Israel membunuh perempuan, anak-anak dan menembaki keluarga muslim Palestina. Israel menghancurkan tumbuhan, bangunan yang menyisakan kepulan asap kepiluan di setiap waktunya. Hampir setiap hari wilayah Palestina diserang, diblokade yang membuat warga muslim sengsara.

Tubuh kaum muslim Palestina hari ini terluka karena Israel melakukan aksi terornya. Padahal, Rasulullah telah menyatakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya:
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam kecintaan, kasih-sayang, dan ikatan emosionalnya ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, seluruh anggotanya juga merasa sakit.”

Israel adalah musuh umat Islam yang nyata. Penyerangan terhadap jemaah Masjid Al Aqsa di bulan Ramadan dan serangkaian kejahatan yang dilakukan berulang selama berpuluh tahun, membuat tubuh kaum muslim menderita. Dengan kesedihan yang mendalam harusnya kita memahami bahwa akar dari konflik ini hanya akan bisa diselesaikan dengan satu cara. Yakni dengan cara yang telah Allah wahyukan kepada manusia, tentang perlunya keberadaan Khilafah.

Kunci Pembebasan Palestina

Isu Palestina adalah sesuatu yang dekat dengan hati orang yang beriman di seluruh dunia. Kaum muslim rindu untuk melihat wilayah Palestina bebas dari penjajah Israel. Palestina merupakan persoalan umat Islam. Palestina adalah permata yang megah dalam sejarah kaum muslimin. Karena Allah Swt. mengaitkan dengan masjid suci di Makkah. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Isra’ ayat 1 yang artinya: ” Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya…,”.

Allah telah menjadikan Palestina sebuah negeri yang diberkahi. Negeri ini menghubungkan hati kaum muslim dengan Baitulmaqdis dengan menjadikannya sebagai kiblat salat pertama. Sejak zaman Khalifah Umar bin Khattab r.a. Palestina sudah menjadi bagian dari negeri muslim. Hingga pada perjalanannya Salahudin Al Ayubi juga tampil sebagai sosok sang pembebas Palestina pada zaman kekhilafahan Islam. Sehingga tidak ada alasan bagi Israel untuk merebut tanah milik kaum Muslim.

Sehingga satu-satunya cara memandang Palestina adalah dengan perspektif Islam. Umat Islam harus bekerja bersama untuk memberikan bingkai yang benar pada isu Palestina. Awalnya Palestina hanya sebagai persoalan bangsa Arab, kemudian hanya isu Palestina, dan akhirnya menjadi isu Masjid Al Aqsa, bahkan terbaru hanya urusan isu di jalur Gaza. Inilah nasionalisme, ide jahat yang merupakan sumber kehancuran umat. Umat Islam disekat-sekat untuk hidup dalam ashabiyah. Padahal dalam riwayat Bukhari, Nabi Muhammad saw. telah mengatakan, “Tinggalkanlah itu (‘ashabiyyah) karena ia adalah sesuatu yang busuk.”

Maka umat perlu memiliki junnah atau perisai, agar umat memiliki kekuatan. Sekarang bukan saatnya lagi diadakan pertemuan, rapat atau hanya gencatan senjata. Allah telah menentukan jihad sebagai solusi untuk mengusir penjajahan kaum kafir atas umat Islam. Hal ini hanya akan bisa terlaksana dengan adanya kekuatan global yang menyatukan umat Islam dalam satu kepemimpinan yakni Khilafah ‘ala minhajnubuwah. Dengan keberadaan Khilafah, pasukan muslim akan bebas berderap kembali dan berjihad di Palestina. Kalimatullah akan kembali menjadi tinggi, kemuliaan Islam akan kembali sebagaimana yang dilakukan oleh pasukan Salahudin Al Ayubi.

Karena hanya dengan Khilafah Rasyidah, umat secara efektif mampu melawan pendudukan yang diprakarsai oleh kekuatan kolonial yang dilaksanakan oleh Zionis. Dengan Khilafah, kaum muslim, Yahudi, Kristen, dan yang lainnya dapat kembali dalam kedamaian, keamanan, seperti yang terwujud sebelum penjajah kafir dan Barat menginvasi negeri-negeri muslim. Di bawah naungannya kaum muslimin akan mempunyai perisai.

“Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintah yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya.” (HR. Muslim)

Sehingga dengan adanya Khilafah kaum muslimin akan mempunyai wibawa di hadapan kaum kuffar. Tidak ada lagi penjajahan atas bumi kaum muslimin. Dengan Khilafah, syariat Islam bisa diterapkan secara sempurna dan mengikat kaum muslimin dalam satu ikatan akidah Islam.
Wallahu’alam bi ash-shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
Jepang Tak Seindah Sakura
Next
Akankah Kejayaan Jepang Hanya Tinggal Kenangan?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

syukron mbak Isti..

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram