Keberkahan Ramadan

”Memang, saat Ramadan, kaum muslimin begitu dermawan. Mereka berusaha untuk meniru Rasulullah saw. yang semakin dermawan saat Ramadan.“

Oleh. Mariyah Zawawi
(Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Ramadan telah datang. Berbagai kegiatan di bulan istimewa ini pun diadakan. Salah satu yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah berbuka bersama. Baik bersama keluarga, tetangga, teman dekat, atau teman kerja. Biasanya mereka menjadikan momen ini sebagai sarana untuk menjalin keakraban.

Namun, tiba-tiba pemerintah mengeluarkan larangan buka bersama atau bukber. Mereka yang dilarang adalah para pejabat dan pegawai negeri. Alasannya, karena saat ini masih masa penanganan Covid-19. Yaitu, masa transisi dari pandemi menuju endemi. Karena itu, masyarakat masih harus berhati-hati dengan tidak berkumpul melakukan buka bersama.

Larangan ini tentu mengundang reaksi masyarakat. Sebab, sebelumnya sudah banyak acara yang diselenggarakan dengan mengumpulkan banyak orang. Bukan hanya puluhan atau ratusan orang. Bahkan, sampai puluhan ribu. Semua mendapat izin.

Entahlah, apa sebenarnya motivasi dari pelarangan tersebut. Mungkin ini bentuk kasih sayang pemimpin negeri ini terhadap umat Islam agar mereka tetap sehat. Mungkin juga beliau khawatir jika para pejabat atau pegawai negeri itu menyelenggarakan bukber dengan uang negara.

Apa pun itu, yang jelas, buka bersama termasuk salah satu cara umat Islam menjalankan sunah Rasulullah saw. Buka bersama bukan hanya tradisi kaum muslimin di Indonesia. Acara semacam ini juga dilakukan di negeri-negeri Islam lainnya. Sebab, ada beberapa anjuran Rasulullah saw. yang dapat dilakukan melalui buka bersama.

Pertama, anjuran Rasulullah saw. untuk makan bersama. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah dikisahkan, bahwa para sahabat belum merasa kenyang meskipun sudah makan. Saat itu, Rasulullah saw. menerka, bahwa mereka makan sendiri-sendiri. Para sahabat pun menyatakan bahwa mereka memang makan sendiri-sendiri.

Mendengar jawaban mereka, Rasulullah saw. pun bersabda, "Makan bersamalah kalian. Sesungguhnya keberkahan itu ada pada makan bersama." Bahkan, menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, keberkahan itu akan bertambah, jika semakin banyak orang yang makan bersama. Keberkahan ini pula yang menjadi satu-satunya alasan dianjurkannya makan bersama, termasuk saat berbuka.

Kedua, memberi hidangan kepada orang yang berpuasa. Mereka yang memberi hidangan untuk buka bersama, akan mendapatkan pahala sama seperti pahala orang yang berpuasa. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis riwayat Tirmizi, "Siapa saja yang memberi buka kepada orang yang berpuasa, akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang tersebut."

Karena alasan inilah, kaum muslimin suka memberi makanan untuk berbuka kepada orang lain. Misalnya dengan menyediakan makanan di masjid-masjid. Makanan itu biasanya diberikan oleh warga sekitar yang ingin berbagi.

Ada pula pengurus masjid yang menyediakan bubur hanya pada bulan Ramadan. Bubur itu diolah dengan resep khusus. Seperti pengurus masjid Sunan Bonang di Tuban. Di masjid ini disediakan bubur suruh atau bubur bonang. Bubur ini dibuat dari beras yang diolah bersama dengan daging serta tulang sapi, santan, dan rempah-rempah khas Arab. Menjelang Magrib, bubur ini dibagikan kepada masyarakat sekitar maupun para musafir yang berbuka di masjid. Tradisi ini diperkirakan sudah berlangsung selama ratusan tahun.

Ada pula yang membagikan makanan untuk berbuka di pinggir-pinggir jalan. Ada yang membagikan air putih, kurma, es teh, kolak, es buah, bubur, atau nasi kotak. Semua dilakukan untuk menjalankan sunah Nabi saw.

Hal ini tidak hanya dilakukan oleh umat Islam di Indonesia. Seorang ustazah yang tinggal lama di Mesir bercerita, bahwa saat Ramadan, orang-orang Mesir sangat senang berbagi makanan. Mereka mengantarkan makanan itu ke para tetangga, terutama kepada para pendatang, seperti mahasiswa yang tinggal jauh dari keluarga.

Kebiasaan berbagi ini sangat bermanfaat bagi banyak orang. Mereka yang sedang tidak memiliki makanan, akan sangat terbantu. Demikian pula dengan para musafir yang kehabisan bekal atau tidak mengetahui tempat untuk mendapatkan makanan halal.

Memang, saat Ramadan, kaum muslimin begitu dermawan. Mereka berusaha untuk meniru Rasulullah saw. yang semakin dermawan saat Ramadan. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Muslim, dan Nasa’i disebutkan,

"Nabi saw. adalah orang yang paling dermawan. Kedermawanan beliau semakin bertambah saat bulan Ramadan, ketika Jibril a.s. menemui beliau untuk mengajarkan Al-Qur'an. Kedermawanan Rasulullah saw. ini melebihi angin yang berembus."

Hal ini ternyata juga menular pada orang-orang nonmuslim. Pemred NarasiPost.Com, dalam tulisan berjudul Susah Senang Ramadan di Finlandia yang dipublikasikan di liputan6.com (12/7/2013) menceritakan pengalamannya saat tinggal di sana. Posisi negara yang dekat dengan Kutub Utara ini menyebabkan perbandingan antara siang dan malam tidak seimbang. Saat musim panas siang hari dapat berlangsung sangat panjang, sekitar 22 jam. Sedangkan malam hari hanya berlangsung sekitar dua jam.

Tentu kondisi ini menjadi satu tantangan tersendiri bagi kaum muslimin di sana. Dalam waktu yang singkat itu, mereka harus menjalankan ibadah salat Magrib dan Isya, sekaligus ibadah sunah, yaitu tarawih. Sementara, masjid hanya ada di kota-kota tertentu. Mereka yang tinggal jauh dari masjid terpaksa menjalankan salat tarawih di rumah.

Nah, masyarakat lokal nonmuslim di sana sangat suka membantu kaum muslimin yang sedang berpuasa. Terutama kepada mereka yang baru datang ke Finlandia. Mereka akan mengingatkan agar tidak lupa salat atau membantu mencarikan Al-Qur'an di perpustakaan.

Inilah keberkahan bulan Ramadan. Bulan istimewa yang kaum muslimin mendapat banyak kesempatan untuk meraih pahala. Pahala berpuasa, berbagi makanan, serta pahala-pahala lainnya. Terlebih, amalan di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya. Semoga Allah Swt. memberikan kepada kita kekuatan untuk mendapatkan keberkahan Ramadan.
Wallaahu a'lam bi ash-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Mariyah Zawawi Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Menjaga Amanah di Tengah Gempuran Fitnah
Next
Ramadan Kita dan Palestina
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram