Israel dan Isu Politik Sepak Bola

"Palestina secara de facto dan de jure adalah negeri milik umat Islam yang tidak pernah lepas dari pusat kekuasaan Khilafah Islamiah, walaupun pusat kekhilafahan berganti-ganti dan berpindah-pindah. Negara Palestina merupakan tanah wakaf untuk kaum muslimin yang harus tetap dijaga agar tidak dirampas tangan Yahudi Israel."

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Presiden FIFA, Gianni Infantino, akhirnya resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah gelaran Piala Dunia U-20 dengan alasan situasi terkini menyangkut keamanan. Opini yang berkembang karena penolakan sejumlah tokoh daerah terhadap timnas Israel. Namun, ada pula yang menduga karena kurang terbukanya PSSI terhadap kesiapan tuan rumah.

Dikutip dari Bola.net (1/4/2023), Ketua Persatuan Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Ignatius Indro, mengatakan, seolah ada kesan bahwa sebenarnya federasi sepak bola Indonesia yang tidak siap untuk menyelenggarakan event tersebut.

Hal ini tentu sangat menarik di tengah opini penolakan timnas Israel, sekalipun lolos dari fase seleksi menuju ke putaran final Piala Dunia U-20. Namun, kehadiran timnas U-20 Israel dianggap sebagai perwakilan negara penjajah Israel yang dikecam karena banyak menumpahkan darah saudara kaum muslim di Palestina.

Sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia dan sesuai komitmen atas dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, sudah sepantasnya bersikap tegas terhadap segala propaganda yang akan dilakukan Israel, termasuk di lapangan hijau sepak bola.

Harus diakui bahwa olahraga paling populer tersebut menjadi magnet tersendiri bagi kepentingan politik, sering dimanfaatkan sebagai iklan yang paling efektif, karena menjadi perhatian puluhan bahkan ratusan juta masyarakat dunia yang menggemari olahraga "si kulit bundar" tersebut.

Masih segar dalam ingatan apa yang terjadi pada pergelaran Piala Dunia Qatar 2022, timnas senior Jerman membuat ulah dengan melakukan kampanye LGBT-nya. Pun banyak momen olahraga yang ditumpangi pesan-pesan politik. Jadi, dunia olahraga saat ini sulit dipisahkan dengan kepentingan politik, bahkan menjadi industri oligarki untuk meraih kekuasaan.

Israel Bangsa Penjajah

Adanya penolakan terhadap timnas Israel seperti mengingatkan kita akan sejarah negara Israel yang memiliki akar sejarah ribuan tahun di wilayah Palestina. Selama berabad-abad, orang Yahudi tersebar di seluruh dunia, tetapi banyak yang masih mempertahankan ikatan dengan mengeklaim Palestina sebagai tanah air mereka.

Pada awal abad ke-20, gerakan Zionisme muncul sebagai upaya untuk memperjuangkan kembalinya orang Yahudi ke tanah air mereka di Palestina dan mendirikan sebuah negara Yahudi modern di sana. Pada tahun 1917, Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour yang berjanji untuk mendukung pembentukan "tanah air nasional bagi orang Yahudi" yang dikenal dengan nama Israel di Palestina.

Setelah Perang Dunia I, Palestina menjadi mandat Inggris di bawah Liga Bangsa-Bangsa yang kelak namanya menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kemudian pada tahun 1947, PBB mengusulkan pembagian Palestina menjadi dua negara, satu untuk orang Yahudi dan satu untuk orang Arab. Solusi dua negara ini tidak berjalan efektif karena karakter Yahudi yang selalu mengharapkan wilayah kekuasaan yang luas, terlebih lagi karena motif keyakinannya akan keberadaan "Temple of Solomon" atau Haekal Sulaeman yang membuat Israel mengekspansi tanah Palestina habis-habisan.

Sejak itu, negara Israel telah menjadi pusat konflik dengan negara-negara Arab di wilayah tersebut dan memiliki banyak peristiwa penting dalam sejarahnya. Termasuk Perang Enam Hari pada tahun 1967, Perjanjian Oslo pada tahun 1993, dan konflik Gaza pada tahun 2021 yang membuat dunia geram atas kebengisan Israel.

Catatan Isu Politik Sepak Bola

Sepak bola dan politik sering kali terkait satu sama lain, dan telah terjadi banyak peristiwa yang menyangkut kedua hal tersebut di masa lalu. Beberapa peristiwa terkenal yang menyangkut sepak bola dan politik antara lain:

Pertama, perang kebangsaan Spanyol. Selama perang kebangsaan Spanyol pada tahun 1930-an, sepak bola dijadikan alat propaganda oleh kedua belah pihak. Pemerintah Republik Spanyol dan kaum Nasionalis saling mengadakan pertandingan untuk menunjukkan kekuatan dan keunggulan mereka di atas lapangan hijau.

Kedua, boikot Piala Dunia 1966. Beberapa negara Afrika memboikot Piala Dunia 1966 di Inggris sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah Inggris yang dianggap memihak apartheid di Afrika Selatan. Beberapa tahun kemudian, Afrika Selatan sendiri dikeluarkan dari FIFA karena kebijakan apartheid -nya.

Ketiga, pertandingan El Clasico 2002. Saat itu, tim sepak bola Barcelona bermain melawan Real Madrid di Camp Nou, stadion Barcelona. Pertandingan tersebut menjadi panggung protes besar-besaran dari pendukung Barcelona terhadap keputusan pemerintah Spanyol yang saat itu sedang memperjuangkan reformasi pendidikan. Aksi protes tersebut dianggap sebagai bentuk solidaritas klub dengan gerakan sosial politik.

Keempat, Piala Dunia 1978. Pada Piala Dunia 1978 di Argentina, kediktatoran militer yang memerintah negara tersebut mengeksploitasi turnamen tersebut untuk mempromosikan agenda politik mereka. Dalam upaya untuk memperbaiki citra internasional Argentina, pemerintah mengeluarkan anggaran yang besar untuk membangun stadion baru dan menyediakan fasilitas mewah bagi para tamu negara.

Kelima, boikot Piala Dunia 2018. Beberapa negara Barat memboikot Piala Dunia 2018 di Rusia sebagai bentuk protes terhadap kebijakan luar negeri Rusia, termasuk aneksasi krim dan dukungannya terhadap pemerintahan Suriah yang kontroversial.

Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan bagaimana sepak bola sering digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan politik atau mempromosikan agenda politik, dan bagaimana peristiwa politik di dunia dapat memengaruhi dunia sepak bola.

Oleh karena itu, isu politik penolakan timnas Israel U-20 kali ini merupakan hal yang wajar karena didasari adanya ikatan akidah yang kuat sesama saudara muslim atas keberpihakan kita terhadap bangsa Palestina yang sejak abad ke-7 telah masuk Islam. Tercatat dalam kitab sejarah, bahwa Khalifah Umar bin Al-Khattab sendiri yang menerima kunci Baitul Maqdis yang diserahkan secara langsung oleh para penguasa Palestina.

Oleh sebab itu, Palestina secara de facto dan de jure adalah negeri milik umat Islam yang tidak pernah lepas dari pusat kekuasaan Khilafah Islamiah, walaupun pusat kekhilafahan berganti-ganti dan berpindah-pindah. Negara Palestina merupakan tanah wakaf untuk kaum muslimin yang harus tetap dijaga agar tidak dirampas tangan Yahudi Israel.

Salah satu media propaganda penjajahan saat ini adalah melalui olahraga sepak bola yang bukan lagi sekadar permainan, melainkan sebuah industri yang dikendalikan para oligarki kapitalisme global yang kadang untuk meraih kekuasaannya banyak mengorbankan banyak jiwa manusia.

Kekuasaan kapitalisme adalah kekuasaan yang didominasi Yahudi saat ini, maka sudah sewajarnya diingatkan kembali dengan sabda Rasulullah saw., "Tidak akan terjadi hari kiamat, hingga kalian (kaum muslim) memerangi Yahudi, kemudian batu pun berkata di belakang Yahudi, 'Wahai muslim, inilah Yahudi di belakangku, bunuhlah!'" (HR. Bukhari dan Muslim)

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Santunan Gagal Ginjal Akut Hanya Wacana?
Next
Nuzulul Qur'an Kaum Rebahan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram