Kasus Bunuh Diri Marak, Berantas dengan Islam!

"Barang siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan berada di tangannya dan akan dia gunakan untuk menikam perutnya sendiri di dalam neraka jahanam kekal di sana selama-lamanya. Barang siapa bunuh diri dengan minum racun maka kelak ia akan meminumnya sedikit demi sedikit di dalam neraka jahanam ia kekal di sana selama-lamanya. Barang siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung maka dia akan dijatuhkan dari tempat yang tinggi di dalam neraka jahanam kekal di sana selama-lamanya". (Hadis riwayat Bukhari nomor 5778, Muslim nomor 109)

Oleh. Radayu Irawan, S.Pt.
(Kontributor NarasiPost.Com )

NarasiPost.Com-Akhir-akhir ini, bunuh diri dijadikan solusi dari sebagian orang yang hidup di sistem ini. Banyaknya masalah yang mereka rasa paling berat, dikira selesai jikalau sudah mati. Padahal paradigma ini jelas salah besar. Misalnya sebagian kecil dari sekian banyak kasus bunuh diri yang masuk dalam berita adalah sebagai berikut.

Mahasiswi Universitas Indonesia (UI) inisial MPD diduga meninggal akibat bunuh diri. Polisi menyatakan masalah keluarga diduga menjadi pemicu mahasiswa UI tersebut melakukan tindakan nekat tersebut.
(Liputan 6, 13/03/23)

Warga Dusun Wirokerten RT 02 Kelurahan Wirokerten Kapanewon Banguntapan, Bantul , Kamis (9/3/2023) petang mendadak geger. Mereka menemukan NS, lelaki berumur 38 tahun ditemukan gantung diri di dapur rumahnya. (Sindonews, 10/03/23)

Seorang warga yang tewas tergantung tali di rumah kotrakannya, Cibeber 1, Kecamatan Leuwiliang. Polisi menyebut korban hendak membuat konten untuk temannya, namun terpeleset dan akhirnya tidak tertolong. (Radar Bogor, 03/03/23)

Seorang siswa SD (MR/11) di Banyuwangi tewas gantung diri, diduga karena tidak tahan di-bully atau perundungan yang diterima. MR diduga bunuh dirinya karena dia sering di-bully oleh teman sejawatnya sebagai anak yang tidak punya ayah. (Liputan 6, 02/03/23)

Sedikitnya empat kasus diatas merupakan fakta bunuh diri yang telah terjadi di tengah-tengah masyarakat. Keempat kasus ini mungkin belum mewakili dari sekian banyak kasus yang telah terjadi. Belum lagi banyak kasus yang tidak masuk berita.

Sebuah studi pada tahun 2022 menemukan bahwa angka bunuh diri di Indonesia mungkin empat kali lebih besar daripada data resmi. Kurangnya data telah menyembunyikan skala sebenarnya dari persoalan bunuh diri di Indonesia, menurut sejumlah pakar. Padahal, WHO mengatakan bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar keempat di antara orang-orang berusia 15-29 tahun di seluruh dunia pada 2019. (BBC, 25/01/23)

Hal ini menjadi bukti bahwa maraknya kasus bunuh diri mencerminkan terganggunya kesehatan mental masyarakat, apalagi kasus tersebut terjadi diberbagai latar belakang usia. Banyak faktor yang menjadi penyebab dan pemicu maraknya kasus bunuh diri tersebut. Misalnya faktor ekonomi, tekanan keluarga, pergaulan, pemahaman agama yang kurang akibat sedikit pelajaran agama, kurikulum hanya terfokus pada materi dan pola asuh yang salah sehingga generasi menjadi rapuh.

Individu yang melakukan aksi bunuh diri, tak melulu kesalahan individu tersebut. Namun negara sangat berperan dalam mencegahnya. Selayaknya negara yang mengatur roda pemerintahan harus menyediakan lapangan pekerjaan yang layak, sistem pendidikan yang berkualitas, sistem sosial, media dan seluruh sistem-sistem lainnya yang sesuai syariat.

Karena antara satu faktor penyebab bunuh diri dengan faktor lainnya saling terkait. Misalnya jikalau ada individu yang bunuh diri karena faktor ekonomi. Kemungkinan hal tersebut karena tidak adanya lapangan pekerjaan dengan upah yang mencukupi nafkah keluarga ditambah skill yang tidak mumpuni, diperparah dengan keimanan yang tipis. Masyarakat sekitar pun acuh tak acuh akan penderitaan tetangganya. Malah media terus memberitakan tentang rumitnya permasalahan-permasalahan kehidupan dengan solusi bunuh diri.

Oleh karenanya, semua hal itu akan menjadi pemicu individu tersebut untuk melakukan bunuh diri. Faktor-faktor tersebut jelas tidak akan bisa dipikul oleh ketangguhan masing-masing individu. Melainkan pemerintah harus sangat berperan untuk memperbaiki tatanan dari sistem-sistem tersebut.

Dari faktor-faktor tersebut ada hal yang menjadi sumber dan pokok dari seluruh problemnya. Yakni akibat penerapan sistem kehidupan yang rusak dan buruk. Hal ini disebabkan tata kelola kehidupan yang di anut oleh negeri ini adalah paham sekularisme yakni paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Karena pandangan dan landasan bahwa kehidupan dunia terpisah dari kehidupan agama, sehingga menyebabkan manusia menjadi rapuh, kadar keimanan minim dan mudah putus asa.

Paham sekularisme ini juga menyebabkan pemerintah abai terhadap kesehatan mental masyarakat. Kalaupun ada program-program kesehatan mental tidak akan mampu menjadikan generasi bebas dari gangguan mental. Program tersebut juga tidak mampu menjadikan generasi mulia. Karena program tetap berasaskan sekularisme.

Satu-satunya sistem yang mampu dan terbukti menjaga kesehatan mental warganya adalah Khilafah. Syariat telah memerintahkan bahwa posisi negara adalah sebagai khadimatul umat yaitu pelayan umat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Imam atau khalifah adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab akan pengurusan rakyatnya." (HR Bukhari)

Sebagaimana perintah syariat Islam negara akan mengurus rakyatnya secara utuh dan menyeluruh. Karena itu pembangunan manusia tidak hanya pada aspek fisik namun juga mental dan menjadikan akidah Islam sebagai asas kehidupan. Khilafah tidak akan menghasilkan moderasi agama karena ajaran itu membuat Islam terdikotomi hanya pada masalah ritual semata.

Aqidah Islam akan diajarkan secara menyeluruh kepada generasinya, baik secara formal melalui bangku sekolah ataupun secara nonformal melalui media ataupun yang lainnya. Akidah ini akan menuntun mereka memahami tujuan hidup di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah. Bahagia adalah ketika mendapat rida Allah baik cobaan dan kenikmatan adalah bagian dari ujian karenanya sikap seorang muslim ketika dia mendapatkan kenikmatan dia bersyukur dan ketika mendapatkan ujian di bersabar menghadapinya serta senantiasa bertakwakkal kepada Allah SWT.

Seorang dengan landasan keimanan yang kokoh tidak akan berpikir bunuh diri karena dia memahami semua ketetapan Allah adalah yang terbaik. Dan setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban dan dia juga paham bahwa bunuh diri adalah perbuatan yang dilarang oleh syariat.

Hal ini bersesuaian dengan sabda Nabi, "Barang siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan berada di tangannya dan akan dia gunakan untuk menikam perutnya sendiri di dalam neraka jahanam kekal di sana selama-lamanya. Barang siapa bunuh diri dengan minum racun maka kelak ia akan meminumnya sedikit demi sedikit di dalam neraka jahanam ia kekal di sana selama-lamanya. Barang siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung maka dia akan dijatuhkan dari tempat yang tinggi di dalam neraka jahanam kekal di sana selama-lamanya". (Hadis riwayat Bukhari nomor 5778, Muslim nomor 109)

Kehidupan yang didasarkan pada akidah Islam akan menghasilkan manusia yang tangguh, sabar akan cobaan dan yakin akan hari akhirat. Inilah konsep kehidupan yang diajarkan oleh Islam kepada pemeluknya. Tatanan kehidupan dalam Islam selalu mengaitkan antara dunia dan akhirat. Segala aktivitas dikaitkan dengan syariat. Standar baik buruk, terpuji tercela hanyalah halal dan haram serta keridaan Allah SWT.

Di sisi lain negara sangat memperhatikan kehidupan warganya. Sehingga negara akan mengurangi adanya tekanan kehidupan. Melalui sistem ekonomi Islam, Khilafah akan menjamin setiap laki-laki untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan upah yang layak sehingga dapat memenuhi nafkahnya.

Jaminan pendidikan kesehatan keamanan diberikan secara gratis dan berkualitas sehingga tidak ada diskriminasi terhadap seluruh warga negara. Sistem pendidikan Khilafah juga didesain untuk menghasilkan generasi yang memiliki syaksiyah Islam. Yakni pola pikiran pola sikap yang sesuai Islam. Mereka juga dibekali dengan ilmu alat duniawi untuk mengasah skill. Serta dibekali pula pendidikan agama yang menyeluruh sehingga mereka semakin paham bahwa tujuan hidup di dunia ini adalah beribadah kepada Allah dan meraih rida-Nya.

Mereka akan sibuk menjadi sosok yang memuliakan Islam dan bermanfaat bagi kaum muslimin. Demikianlah solusi Islam secara konsep dan teknisnya dalam memberantas bunuh diri.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Radayu Irawan, S.Pt Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Reportase Bincang Mesra “Nikah Dini dalam Perspektif Islam dan Medis”
Next
Dakwah itu Cinta
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram