"Kita pun sama. Mengikuti arus penciptaan dan aturan Sang Pencipta. Dunia memang penuh suka juga duka. Dicipta untuk menguji iman kita."
Oleh. Junisme
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Lihatlah dedaunan yang gugur
Helai per helai ia jatuh terpisah dari dahan yang menampungnya
Tak pernah ia takut kehilangan
Terlepas dari genggaman yang besar dan nyaman
Meski di dahan ia hanya diam menanti waktu jatuhnya
Menghabiskan waktu merasa angin menyapanya
Tak marah pula ia meski kadang anginlah yang menjadi sebab jatuhnya
Tetap teguh ia bersama yang lain sembari menikmati senja
Dedaunan memang tak mengerti waktu dan usia
Kita?
Kian bertambah usia kian khawatir akan dunia
Takut menjalani hidup
Merasa berat atas amanah yang tersemat
Tak salah…
Kita dicipta serta akal
Banyak hal yang terpikir
Dari hal mudah hingga tersulit mengusik bersamaan
Kadang lelah hinggap berganti semangat
Kadang suka cita teralih pada nestapa
Kadang duka berubah bahagia
Tak seperti daun hanya bergulir begitu saja
Tak ada rasa yang berubah-ubah
Bagi daun, semua terasa sama
Tak ada akal, tak ada protes
Protes?
Haruskah kita?
Jangan!
Kita dicipta untuk menghamba
Taukah kau?
Daun yang diam membisu itu pun sedang menghamba
Jatuhnya adalah perintah dari pencipta untuk ia yang dicipta
Kita pun sama
Mengikuti arus penciptaan dan aturan Sang Pencipta
Dunia memang penuh suka juga duka
Dicipta untuk menguji iman kita
Sabar dan syukur mesti terjaga agar tetap takwa
Akal ini diminta untuk paham
Hal yang tak mungkin dilakoni daun yang tak berakal
Kau mengerti?
Tidak?
Paksalah akalmu untuk paham di majelis-majelis ilmu
Semoga kau bertemu dengan pahammu
Photo : Pinterest