Kisahku dan NarasiPost.Com

”NP bagiku tak hanya sekadar media dakwah biasa. Tapi partner untuk menjalankan kewajibanku sebagai pengemban dakwah yang aktif dalam dunia literasi.”(Challenge True Story)

Oleh. Bedoon Essem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Kumengenalnya dua tahun yang lalu, tepatnya beberapa hari sebelum ia launching ke jagat media. Dari sebuah postingan teman di grup WA, yang memberi tahu bahwa ada media baru yang siap menampung tulisan dakwah ideologis.

Aku pun tertarik dan langsung menghubungi nomor yang tertera di sana. Kuucapkan salam meski kulihat foto profilnya adalah seorang anak kecil bule laki-laki. Namun, seiring dengan waktu kutahu bahwa itu adalah foto putra pendiri sekaligus pemilik NarasiPost.Com yang masih kanak-kanak dan memang bule.

Kuutarakan maksud hatiku ingin mengirim tulisan ke media tersebut. Alhamdulillah aku disambut baik, dan sekitar 2-4 hari kemudian tulisan perdanaku tayang di media tersebut. Aku pun kemudian dimasukkan ke sebuah grup WhatsApp oleh beliau, yang kuketahui bernama Andrea Aussie. Masyaallah di WAG tersebut, sekali lagi aku terkejut karena ternyata di sana berkumpul orang-orang hebat yang tulisannya sudah tak asing bagiku. Aku pun berpikir, ini adalah kesempatanku untuk menambah ilmu.

Seiring waktu aku pun sering mengirim tulisanku ke NP. Karena memang aku senang menulis, meski tulisanku apa adanya, namun berbekal sering ditayangkan oleh media daerah membuatku sedikit percaya diri. Dan alhamdulillah tulisanku selalu lolos dan tayang. Semangatku menulis kala itu sedang menggebu. Laksana remaja pada usia pubertas bertemu dengan teman baru yang sama-sama bergelora. Aku semakin sering mengirim tulisan ke NP. Pada saat itu, bertepatan ada sebuah kampanye Maulid Nabi Muhammad, aku pun langsung ikut meramaikan. Namun sayangnya beberapa tulisan yang kukirim untuk NP merupakan remake dari tulisan lama yang pernah tayang di media lain, dan ternyata terdeteksi.

Di situlah Pemred NP marah padaku dan aku dikeluarkan dari grup, pesanku centang satu, nomorku diblokir, aku diputus. Tadinya kupikir, "Apa salahku?" Setelah itu, dalam kebingungan kucari-cari kenapa dia marah padaku? Ternyata tanpa ilmu dan pengetahuan terkait dunia kepenulisan aku telah melanggar kode etik media, bahwa setiap tulisan yang tayang di satu media maka akan menjadi miliknya. Kalau tidak, maka akan masuk plagiarisme atau melanggar aturan dunia media. Di sinilah aku baru paham, bisa menulis saja tak cukup, harus ada ilmu kepenulisan dan literasi yang mengiringi. Kesalahan fatal telah kulakukan, pantaslah NP 'menceraikanku', tanpa sadar aku telah 'menduakannya'.

Sejurus itu, aku terus mencoba menghubungi Bu Andrea, kukirim pesan, telepon, WhatsApp, dan email. Hampir dua minggu tanpa hasil. Aku galau. Aku patah hati. Setiap malam kuberdoa semoga beliau berkenan membukakan hatinya untuk menerima permintaan maafku. Kuakui aku salah. Aku pun menulis sebuah artikel berjudul "Maaf" yang kukirimkan ke media lain sebagai curahan hatiku yang gundah gulana. Aku ingin dimaafkan.

Alhamdulillah, setelah "seranganku" yang bertubi-tubi minta dimaafkan, akhirnya beliau membuka hatinya lagi padaku. Aku pun mulai bisa mengirim tulisanku lagi ke NP. Dengan kehati-hatian dan ketelitian tentunya. Dan aku pun menulis sebuah puisi untuk beliau "Karena Allah, Aku Mencintaimu" yang tayang di NP.https://narasipost.com/2021/04/09/karena-allah-aku-mencintaimu/

Aku memang mencintainya karena Allah. Dedikasinya untuk dakwah ideologis melalui media ini sungguh menginspirasiku. Di tengah kesibukannya beliau masih mendorong kami untuk produktif menulis yang pasti itu untuk dakwah kami. Di setiap malam beliau berusaha mem- publish naskah-naskah kami. Dengan biaya yang tak sedikit beliau membangun dan mempertahankan media ini, agar kami para penulis ideologis punya wadah menuangkan dakwah kami. Di tengah-tengah sakit yang menderanya, beliau masih setia menyapa kami, memikirkan bagaimana agar kualitas kami meningkat, dari menyediakan berbagai event yang menampilkan pembicara luar biasa, sharing ilmu, hingga reward yang tak sedikit tentunya. Sungguh, hal ini semakin membuat kami malu jika tak produktif.

Singkat cerita, hubungan kami mulai membaik, beliau pun membalas puisiku dengan syair nan indah berjudul "Kudekap Engkau dalam Ukhuwah". Keren bukan? Mungkin aku salah satu dari orang yang berbahagia, yang berkesempatan mendapatkan tulisan beliau yang luar biasa, yang dikhususkan hanya untukku.https://narasipost.com/2021/06/06/kudekap-engkau-dalam-ukhuwah/

Witing trisno jalaran soko kulino, itulah yang kurasakan pada NP. Di sini aku banyak belajar untuk terus memperbaiki diri, kemampuan literasi, juga arti amanah. Dari NP aku pun akhirnya mengikuti kelas-kelas kepenulisan sebagai kebutuhan para penulis. Kelas-kelas ini memang sangat penting, yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas diri sebagai penulis. Di NP, tak semua tulisan akan lolos begitu saja. Akan banyak tahapan yang harus dihadapi, selain harus bernapaskan dakwah Islam, juga serangkaian pemeriksaan, dari plagiarisme, kesesuaian dengan KBBI atau EYD, juga bebas dari hate speech dan minim tipo. Mantap bukan? Jika belum layak, maka admin rubrik tersebut akan mengirimkan surat cintanya untuk kita, agar memperbaiki kesalahan atau kekurangan dari tulisan yang kita kirim. Jadi, tulisan yang tayang benar-benar tak kaleng-kaleng.

Inilah satu dari kisahku dan NP. Semakin hari semakin cinta, itulah yang kurasakan. NP bagiku tak hanya sekadar media dakwah biasa. Tapi partner untuk menjalankan kewajibanku sebagai pengemban dakwah yang aktif dalam dunia literasi NP kini yang semakin berkembang, dengan Pemred dan para admin yang luar biasa adalah anugerah tersendiri bagi para penulis ideologis. Maka bagi siapa saja yang ingin menulis untuk Islam kaffah, ingin meningkatkan kualitas kepenulisannya, ayo kirim naskah ke NP dan rasakan cintanya. Wallahu a'lam.[]


Photo : Pribadi

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Bedoon Essem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Buffer Zone dan Hunian untuk Rakyat
Next
Menjaga Anak dari Arus Moderasi Beragama
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram