Suka Duka Menulis Opini di NarasiPost.Com

"Setelah sekian lamanya belajar dan terus belajar dari kesalahan, akhirnya aku menemukan cara agar tulisan layak dimuat. Dengan segenap konsep yang pernah didapat, dengan latihan yang terus memutar otak, Allah berikan petunjuknya. Apabila tulisanku tayang, masyaallah hari itu serasa hari keberuntungan."

Oleh. Heni Rohmawati, S.E.I.
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tak terasa sudah memasuki tahun ke-3 lamanya diriku berkecimpung dalam tulisan opini di NarasiPost.Com. Suka dan duka mengiringi perjalanan selama ini. Meski tidak banyak duka, tapi memang media ini berbeda dari kebanyakan media online yang kukenal. Lebih banyak sukanya.

Awal mula berkenalan NarasiPost.Com adalah saat mengikuti ruang Zoom me- launching media ini. Bersama dengan para penulis ideologis yang lain, dan dari berbagai daerah, bahkan pemrednya berada di negeri nun jauh di sana. Iya, beliau di Sydney, Australia. Mom Andrea aku kerap menyebutnya. Ini juga menurutku sesuatu yang unik. Jarang ada media dengan penulis mayoritas warga Indonesia, tapi owner-nya adalah orang Australia. Makin kepo deh sampai sini.

NarasiPost.Com yang khas dengan jargonnya, “Cerdas Dalam Literasi Media, Bijak Menangkap Peristiwa Kunci”, memang sesuai realitasnya. Paling mantul TOR-TOR-nya, dan seabrek banyaknya. Serunya lagi, tulisan opini hanya diberi waktu maksimal 1 pekan untuk menyelesaikannya.

Kirim langsung tayang? Enggak dong. Lewati dulu tim redaksi yang super ketat, hehehe. Setelah melalui uji mesin plagiarisme, kemudian lolos, baru deh memasuki screening yang kedua, yaitu pengecekan jumlah kata dan kesalahan penulisan oleh editor masing-masing rubrik. Nah, di sinilah kadang ada harap-harap cemas. Akankan tulisan yang sudah dibuat semalam suntuk bisa ditayangkan atau dikembalikan?

Tulisan perdanaku yang lulus sensor kala itu adalah “Cinta Tanah Air vs Nasionalisme”, alhamdulillah. Lega rasanya. Berikutnya ingin selalu bisa mengirim tulisan dengan harapan bisa tayang. Ternyata tak semulus yang dibayangkan. Setelah membuat tulisan dengan jurus sekali duduk, dan sangat percaya diri, ternyata tulisan malah dipulangkan lagi. Karena masih banyak typo, angka plagiat pun masih tinggi. Yah wajar, masih mempelajari teknik cantik membuat parafrasa.

Setelah sekian lamanya belajar dan terus belajar dari kesalahan, akhirnya aku menemukan cara agar tulisan layak dimuat. Dengan segenap konsep yang pernah didapat, dengan latihan yang terus memutar otak, Allah berikan petunjuknya. Apabila tulisanku tayang, masyaallah hari itu serasa hari keberuntungan.

Pernah suatu ketika, beberapa tulisanku belum bisa ditayangkan. Ada kesedihan dan kebingungan. Di tengah keadaan seperti ini, aktivitas lain datang menyibukkan diri. Akhirnya aktivitas menulis terbengkalai dan terlalaikan. Ketika ingin mencoba lagi, seolah tak mampu. Tangan ini serasa kaku. Akal seolah tak mampu berpikir sekreatif dulu. Namun, Allah memberikan petunjuknya.

Petunjuk itu berupa aku senang saat membuka web NP melihat tulisan-tulisanku yang pernah tayang dan dibaca banyak orang. Apalagi ada komentar dengan bahasa asing. Wah, benar-benar menginspirasiku kembali. Memotivasiku lagi. Menghadirkan rasa bahagia. Ternyata dulu aku bisa menaklukkan persyaratan menulis opini di NP. Kalau sebelumnya aku bisa, insyaallah kali ini aku juga bisa. Bismillah. Inilah yang kutanamkan pada diriku.

Karena memang benar, apabila seorang penulis berhenti menulis dalam waktu yang lama, akan sulit memulainya. Sebaiknya menulis terus dilakukan secara berkelanjutan. Agar kreativitas dan inovasi terus melaju kencang.

Sejak bergabung dengan NarasiPost.Com, aku mengakui mendapatkan banyak ilmu tentang menulis. Mulai dari tim editor yang menjelaskan mengapa suatu tulisan tak layak dimuat, sharing penulisan, sampai sharing menu makanan, bahkan tak jarang mengundang berbagai tokoh-tokoh berkesan. Yang semuanya itu daging dan menutrisi gerak dakwah via tulisan.

Selain itu, adanya berbagai challenge yang menantang, bingkisan atau reward yang menarik, bikin warga Konapost terus happy. Karena grup penulis Konapost selalu ramai dengan berbagai komentar seputar apa saja. Dan yang utama, dengan apa yang diagendakan di Konapost itu dalam rangka meng- up grade kemampuan para penulisnya. Satu lagi yang tak kalah seru adalah disusunnya buku antologi dari berbagai tulisan terbaik kontributornya. Menurutku itu yang paling berkesan.

Di saat banyak pihak yang kurang memperhatikan para penulis hebat, di kala lingkungan banyak yang abai dengan hasil tulisan, NarasiPost.Com hadir dengan segenap award-nya. Reward-nya menjembatani kami para penulis baru yang mencoba terjun dalam kancah peperangan pemikiran dengan tulisan semakin maju. Terimakasih NarasiPost.Com.

Semoga NarasiPost.Com selalu berjaya dalam mencerdaskan umat untuk menyambut peradaban mulia. Barakallahu fikum.

Wallahu a’lam bishowab.[]


Photo : Pribadi

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Heni Rohmawati S.E.I Kontributor NarasiPost.Com  
Previous
Beropini dengan Ciri Khas Sendiri
Next
Siapkan Diri Sambut Bulan nan Suci
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram