"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (TQS. Al-Baqarah: 286)"
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bagi sebagian orang yang menapaki jalan hijrah, pasti pernah merasa bahwa ujian seakan tak ada habisnya setelah kita berkomitmen untuk istikamah dalam hijrah. Atau mungkin kita sering bertanya-tanya dalam hati kita "Kenapa mau berubah menjadi lebih baik kok sulit sekali, seakan ujian datang tak henti-henti?"
Segala sesuatu pasti ada harganya dan harga sebuah komitmen adalah ujian. Termasuk dengan hijrah kita. Untuk hal duniawi yang kita inginkan saja pasti ada harga yang harus kita bayar, apalagi urusan akhirat. Segala sesuatu harus ada yang dikorbankan dan waktu yang tak sebentar untuk dijalani. Karena memang tak ada kesuksesan yang diperoleh dengan jalan instan. Jika pun ada, pasti tak akan bertahan lama dan cepat hilang. Apa lagi urusan akhirat. Jika kita ingin sukses dan bahagia di akhirat dengan mendapatkan surga, ya pasti ada harga yang harus kita bayar, bukan?
Lalu, apa hubungannya dengan hijrah? Hijrah artinya meninggalkan kehidupan yang jauh dari aturan agama, menuju kehidupan baru dengan berusaha sekuat tenaga menerapkan aturan agama. Atau ketika hidup kita dipenuhi dengan orientasi nafsu duniawi, kita ingin mengubahnya menjadi kehidupan yang berorientasi akhirat. Yang tadinya hidup kita jauh dari aturan Allah, kita ingin berubah menjadi seorang hamba yang taat dengan menjalankan aturan-Nya. Masalahnya, proses mengubah tujuan hidup ini tak akan semudah membalikkan telapak tangan. Karena niat hijrah kita saja tak akan cukup, Allah pasti akan menguji apakah kita serius ataukah hanya main-main. Dan di sinilah harga sebuah komitmen itu harus dibayar.
Itulah mengapa Allah sering membolak-balikkan hati kita. Saat niat berubah menjadi yang lebih baik telah ada, tiba-tiba ada hal-hal yang membuat kita ragu dan goyah lagi. Bisa jadi hal itu berasal dari keadaan sekitar, dari omongan orang, atau bahkan suara batin kita sendiri. Semua itu adalah ujian dari Allah untuk menguji seberapa kuat tekad kita ingin berubah? Atau seberapa besar keinginan kita mendekatkan diri pada-Nya? Atau juga seberapa pantaskah kita yang mengaku menginginkan surga?
Mungkin kita sering mendengar cerita saudara-saudara kita yang menapaki jalan hijrah, mereka berupaya meninggalkan riba, meninggalkan pekerjaan haram, meninggalkan kemaksiatan, namun mereka diberi kemudahan dan kelancaran setelah hijrah, rezeki lancar, hidupnya pun makmur. Yakinlah itu hanya sebagian dari kisah-kisah hijrah. Yang sering kita lupa adalah selain kisah-kisah gemerlap itu, ada banyak kisah-kisah lain yang berbanding terbalik, atau mungkin kita alami sendiri. Hingga akhirnya kita berkata, "Mengapa hidupku malah menjadi lebih susah setelah hijrah?"
Dari kita ada yang diuji dengan penentangan keluarga, dijauhi teman, omzet usaha yang menurun drastis, bahkan kehilangan pekerjaan yang mengakibatkan rezeki seret. Tak jarang pula mereka harus mengalami konflik rumah tangga, seperti penentangan dari suami atau istrinya, mertuanya, hingga anak-anaknya. Ya, memang begitulah sunatullahnya, siap hijrah harus siap diuji! Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Ankabut ayat 2, berikut:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia itu menyangka bahwa mereka dibiarkan begitu saja berkata 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?"
Untuk mendapatkan kenikmatan dunia dan akhirat, ya harus ada pengorbanan yang dikeluarkan dulu. Dalam keadaan penuh tekanan itu, kita harus tetap bersabar, dengan terus menjalankan ketaatan, beribadah, menambah pengetahuan agama dengan ikut kajian, dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari kita.
Yakinlah tak ada perjuangan yang sia-sia. Apalagi perjuangan di jalan Allah. Allah yang memberi ujian, Allah jualah yang memberi jalan keluar. Yang harus kita lakukan hanyalah bersabar dan bertahan, itulah istikamah. Ingatlah selalu sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah hadis dari sahabat Shuhaib, riwayat Imam Muslim No. 2999 berikut,
“Sungguh mengagumkan keadaan seorang mukmin itu. Segala keadaan yang dijalaninya benar-benar mengagumkan. Setiap apa yang ditetapkan Allah baginya adalah kebaikan. Jika dia mendapati kebaikan, dia bersyukur, dan itu merupakan kebaikan untuknya. Dan jika dia mendapatkan keburukan, maka ia bersabar dan itu adalah kebaikan untuknya"
Tekad menuju perubahan yang baik akan selalu banyak tantangan yang mengadang, itu sudah aturan mainnya. Buktikan keseriusan kita! Karena memang akan selalu ada ujian dan cobaan selama perjalanan hijrah. Akan selalu ada yang akan membuat kita lelah, hingga semakin kuat perasaan ingin menyerah. Akan tetapi, di sinilah dituntut untuk bertahan. Buktikan bahwa kita benar-benar ingin hijrah dan berubah. Bahkan ketika kita akhirnya tersandung dan terjatuh, yang harus kita lakukan hanyalah segera bangkit dan bangkit lagi.
Betapa banyak dari kita yang tak menyadari, bahwa sesungguhnya ujian dan cobaan selama perjalanan hijrah, adalah cara Allah dalam membentuk kepribadian kita, dan mempersiapkan diri untuk layak mendapatkan banyak kebaikan. Sesungguhnya Allah sedang menggembleng kita agar kita kuat dan kokoh pada saatnya nanti. Agar kita tidak mudah terjatuh dan terpuruk hingga kembali ke jalan yang batil. Agar kita menjadi mukmin yang tangguh dan layak mendapatkan surga. Bayangkan, jika hijrah kita tanpa ujian dan perjuangan, pastinya kelak kita tidak akan bertahan dengan godaan kecil dan bisa saja kita akan mudah kembali menjadi manusia yang jauh dari agama seperti sebelum kita berhijrah. Tentunya itu merupakan kerugian untuk kita.
Maka, Sahabat, nikmati saja perjalanan dan perjuangan hijrahmu. Selalulah mengucap syukur atas segala kasih sayang yang Allah berikan kepada kita. Kenapa? Karena sesungguhnya Allah telah memilih kita menjadi salah satu dari sekian banyak makhluk-Nya untuk lebih dekat dengan-Nya dan mengangkat derajat kita. Bukankah ketika siswa ingin naik kelas ia harus menghadapi ujian? Begitu pula dengan kita.
Jangan pernah takut gagal, Sahabat. Jangan takut tak sanggup untuk bertahan. Ingatlah janji Allah, bahwa tak ada masalah tanpa solusi. Bahwa setiap ujian yang datang pasti sesuai dengan kemampuan kita. Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 286 Allah berfirman,
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
Dan harus pula diingat, bahwa susah maupun senang adalah ujian. Jika ada yang setelah hijrah kehidupannya mudah, rezeki lancar, semua urusan gampang, ingatlah itu juga ujian. Ujian apakah ia akan tetap istikamah dengan segala anugerah itu atau malah membuatnya terlena dan lupa diri?
Jadi, jangan patah semangat, bertahanlah dengan hijrahmu! Siap hijrah ya siap diuji. Karena surga itu tak murah. Surga itu mahal. Bahkan tak sebanding dengan perjuangan dan kesabaran kita. Tapi begitulah betapa Allah Maha Pemurah kepada hamba-Nya. Dunia hanya sebentar begitu pula dengan segala kegetirannya. Sedang surga itu kekal dengan segala kenikmatannya. Wallahu a'lam.[]
MasyaAllah tulisannya membuat lebih bersemangat untuk tetap istikamah.